Selasa, 23 Desember 2008

Komunikasi Dalam Keluarga

Efesus 5:22-25
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.

Definisi

Komunikasi dalam keluarga adalah kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan.

Fungsi komunikasi dalam keluarga.

  1. Memberi pengertian bagi pasangan tentang hal-hal yang disukai dan hal-hal yang tidak disukai.
  2. Mengungkapkan pandangan masing-masing tentang bagaimana menurut pendapatnya mengenai masalah-masalah yang terjadi.
  3. Memberi pengertian yang lebih dalam tentang siapa sebenarnya pasangannya.
  4. Menghilangkan "asumsi" dalam pikiran yang tidak selamanya benar.
  5. Mempererat kasih dan kepercayaan dalam keluarga.

Hukum komunikasi
(Belajar dari Ayub 32-33 tentang Elihu).

  1. Jangan cepat mengeluarkan perkataan (6-7).Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu. Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.
  2. Pastikan selalu dalam pimpinan Roh Allah (8-9).Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
  3. Pastikan lawan bicara dalam kondisi siap mendengarkan (33:1-2)."Akan tetapi sekarang, hai Ayub, dengarkanlah bicaraku, dan bukalah telingamu kepada segala perkataanku. Ketahuilah, mulutku telah kubuka, lidahku di bawah langit-langitku berbicara.
  4. Bicara dengan hati yang tulus (33:3-4).Perkataanku keluar dari hati yang jujur, dan bibirku menyatakan dengan terang apa yang diketahui. Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup.
  5. Tidak merendahkan (33:6), tidak menyanjung-nyanjung (32:21).Sesungguhnya, bagi Allah aku sama dengan engkau, akupun dibentuk dari tanah liat.(32:21) Aku tidak memihak kepada siapapun dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapapun.
  6. Berani menegur (33:12).Sesungguhnya, dalam hal itu engkau tidak benar, demikian sanggahanku kepadamu, karena Allah itu lebih dari pada manusia.
  7. Bicara firman (33:14-16).Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya. Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur, maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran.
  8. Memberi kesempatan kepada lawan bicara. (33:31-32).Perhatikanlah, hai Ayub, dengarkanlah aku, diamlah aku yang berbicara. Jikalau ada yang hendak kaukatakan, jawablah aku; berkatalah, karena aku rela membenarkan engkau. Jikalau tidak, hendaklah engkau mendengarkan aku; diamlah, aku hendak mengajarkan hikmat kepadamu."


Penutup.


Ingatlah bahwa keluarga yang gagal berkomunikasi dengan terbuka dan jujur adalah keluarga yang berada " di sisi jurang." Selamatkanlah keluarga tersebut dengan mengembalikan komunikasi dalam keluarga.

Gbu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar