Selasa, 24 Februari 2009

ChargerShare

Coba hitung, berapa charger yang loe punya sekarang: untuk HP, untuk Laptop, untuk Handycam, untuk Camera Digital, dan terakhir mungkin untuk BB. Semua beda bentuk dan daya supply-nya, tapi tetap mempunyai satu fungsi, mengisi kembali daya ke baterai alat-alat pribadi kita, sangat pribadi.

Sangat pribadi? Iya, bisa jadi. Siapa sekarang yang mau pisah dengan BB, atau Laptop, atau HP, barang sedikit pun? Teknologi semakin canggih. Peralatan elektronik semakin di-bonsai. Kemudahan semakin memanjakan. Namun, masih ada suatu teknologi yang rupanya berkembang cukup lamban. Teknologi baterai.

Saat aktif dipakai, baterai Laptop paling lama bisa bekerja sampai 5-6 jam. Baterai BB dan HP bisa 3-4 jam. Selebihnya, baterai harus berciuman kembali dengan charger-nya, sehingga daya kembali prima, kuat 3-6 jam nonstop... (ramuan Madura kalee...hihihi...)

Kalau gue boleh minta loe jujur, seberapa sayang loe terhadap charger dibanding peralatan pribadi itu sendiri? Sebesar 50 %, atau 30%, atau 10% kah? Gue pikir paling dikisaran 10% saja. Test case: apa ada yang pernah membeli tas khusus charger, seperti halnya membeli karet protector BB? Atau paling tidak menyimpan charger di tempat khusus, sehingga tidak susah dicari saat diperlukan? Atau ada yang rutin melap charger sampai mengkilat?

Intermezo, ibaratkan loe somehow terdampar di padang pasir dimana dehidrasi sudah memberi isyarat melalui tenggorokan. Kantong air sudah habis, tapi justru di kantong celana masih ada uang 1 juta. Tiba-tiba ada tukang teh botol lewat, dan kebetulan juga tinggal satu botol saja. Belum dibuka. Masih dingin lagi. Not for sale! kata tukang teh botol. Seberapa besar loe mau tuker 1 juta dengan sebotol teh botol?

Kejebak macet Jakarta, pas hujan deras, banjir, becek, gak ada ojek. Tiba-tiba BB loe teriak lowbatt, atau Laptop loe hybernate sendiri. Mati gaya pokoknya! Apa kira-kira yang paling loe rindukan saat itu, bahkan berani membayar lebih untuk itu?

Pasti: charger. Ada sedikit penyesalan. Kenapa sebelumnya gak gue isi penuh? Kenapa charger gak gue bawa? Kenapa harus lowbatt? Tanya kenapa?

Begitulah kira-kira nasib charger. Terombang-ambing dalam kondisi dibutuhkan-tidak-dibutuhkan-tidak. Dan begitu pula nasib rakyat Indonesia saat ini. Mereka cuma dibutuhkan untuk menyumbangkan daya sesaat. Daya berupa suara untuk menunjuk perwakilan-perwakilannya saat pemilihan. Sebelumnya, tidak pernah mereka dirawat sampai mengkilat, tidak pernah diperhatikan secara khusus, tidak juga pernah dilindungi dengan protector.

Namun setelah charger rakyat melakukan tugasnya, dan perwakilan sudah mendapat suara fully charged, apa yang terjadi? Loe bisa cerita sendiri, yang mungkin akan lebih panjang dari pada note ini.

Upss, lowbatt. Gue charge MacBook dulu ya...
Hmm... dimana ya tadi gue simpan charger-nya... hihihi...


HM Ihsan Kusasi
Feb 23, 2009

note. tulisan ini didedikasikan untuk TKW di luar negeri yang careless, sampai harus meregang nyawa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar