Rabu, 1 Mei 2002
JAKARTA-Presiden Direktur PT Bhakti Investama Tbk Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo kemarin diangkat menjadi Presiden Direktur PT Bimantara Citra Tbk. menggantikan Rosano Barack. Bersamaan dengan itu, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo--kakak Hary-juga diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama.
Corporate Secretary Bimantara Edwin Kawilarang mengatakan, pengangkatan Hary dan Rudi telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bimantara kemarin.
Menurut dia, pengangkatan Hary hal yang wajar, karena Bhakti Investama merupakan salah satu pemegang saham terbesar. "Hingga 12 April lalu Bhakti telah menguasai 21,68 persen saham Bimantara. Jadi wajar saja Bhakti mengutus wakilnya di Bimantara," ujar Edwin dalam jumpa pers seusai RUPS.
Edwin menambahkan, dengan masuknya Hary, diharapkan akan terjadi sinergi positif antara Bimantara dan Bhakti Investama. Karena, paparnya, kedua perusahaan itu sama-sama merupakan induk perusahaan (holding company) yang membawahi banyak perusahaan.
Mengenai kepemilikan saham Bhakti di Bimantara, Hary mengatakan, sesungguhnya hingga 25 April lalu, kepemilikan Bhakti telah meningkat hingga 24, 9 persen. Penambahan kepemilikan itu, paparnya, dilakukan Bhakti melalui pembelian di pasar dan mengikuti harga yang berlaku.
"Penambahan kepemilikan itu didasarkan pada pertimbangan komersial. Kemungkinan Bhakti akan menambah lagi hingga saat ini belum ditentukan," ujarnya.
Sumber Koran Tempo di Bimantara pernah mengungkapkan, sesungguhnya Bhakti sudah menguasai 51 persen saham Bimantara. Meski secara legal kepemilikan saham itu belum di tangan Bhakti, namun Bhakti dikabarkan telah mengantongi proxy (mandat kepemilikan) saham atas nama PT Asriland milik Bambang Trihatmodjo, yang semula mencapai 31,49 persen. (Koran Tempo, 2/4).
Ketika ditanyakan hal itu, Hary membantahnya. "Itu hanya rumor." Dia pun menegaskan bahwa Bhakti memiliki saham secara langsung di Bimantara dan tidak mewakili kepentingan Grup Salim. Ditambahkannya, Bimantara merupakan perusahaan terbuka, yang memungkinkan setiap orang dapat membeli sahamnya.
Berkaitan dengan pengangkatan dirinya sebagai Presdir Bimantara, Hary mengungkapkan, dirinya berencana melepaskan jabatannya sebagai Presdir Bhakti Investama.
Hal itu, tuturnya, agar dirinya dapat lebih berkonsentrasi melaksanakan tugas baru di Bimantara. "Saya kemungkinan besar akan duduk sebagai komisaris utama," katanya.
Di sisi lain, Hary menandaskan, Bimantara akan tetap memfokuskan usaha pada tiga lini bisnis utama: telekomunikasi, media dan logistik. "Sedangkan bisnis lainnya akan dimasukkan dalam portofolio invetasi. Jika harganya tepat akan segera dijual."
Sehubungan dengan itu, menurut analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ni Made Muliartini, penggantian ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja Bimantara. Karena, tuturnya, "Dengan tidak berubahnya kebijakan fokus bisnis utama, tidak ada perubahan yang terlalu signifikan terhadap kinerja Bimantara."
Di samping pergantian direksi, pada RUPS kemarin, juga ditetapkan tiga keputusan lainnya yaitu pembagian dividen 2001 sebesar Rp 20 per saham, persetujuan pemegang saham atas laporan pertanggungjawaban direksi, dan persetujuan pengesahan laporan keuangan 2001.
JAKARTA-Presiden Direktur PT Bhakti Investama Tbk Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo kemarin diangkat menjadi Presiden Direktur PT Bimantara Citra Tbk. menggantikan Rosano Barack. Bersamaan dengan itu, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo--kakak Hary-juga diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama.
Corporate Secretary Bimantara Edwin Kawilarang mengatakan, pengangkatan Hary dan Rudi telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bimantara kemarin.
Menurut dia, pengangkatan Hary hal yang wajar, karena Bhakti Investama merupakan salah satu pemegang saham terbesar. "Hingga 12 April lalu Bhakti telah menguasai 21,68 persen saham Bimantara. Jadi wajar saja Bhakti mengutus wakilnya di Bimantara," ujar Edwin dalam jumpa pers seusai RUPS.
Edwin menambahkan, dengan masuknya Hary, diharapkan akan terjadi sinergi positif antara Bimantara dan Bhakti Investama. Karena, paparnya, kedua perusahaan itu sama-sama merupakan induk perusahaan (holding company) yang membawahi banyak perusahaan.
Mengenai kepemilikan saham Bhakti di Bimantara, Hary mengatakan, sesungguhnya hingga 25 April lalu, kepemilikan Bhakti telah meningkat hingga 24, 9 persen. Penambahan kepemilikan itu, paparnya, dilakukan Bhakti melalui pembelian di pasar dan mengikuti harga yang berlaku.
"Penambahan kepemilikan itu didasarkan pada pertimbangan komersial. Kemungkinan Bhakti akan menambah lagi hingga saat ini belum ditentukan," ujarnya.
Sumber Koran Tempo di Bimantara pernah mengungkapkan, sesungguhnya Bhakti sudah menguasai 51 persen saham Bimantara. Meski secara legal kepemilikan saham itu belum di tangan Bhakti, namun Bhakti dikabarkan telah mengantongi proxy (mandat kepemilikan) saham atas nama PT Asriland milik Bambang Trihatmodjo, yang semula mencapai 31,49 persen. (Koran Tempo, 2/4).
Ketika ditanyakan hal itu, Hary membantahnya. "Itu hanya rumor." Dia pun menegaskan bahwa Bhakti memiliki saham secara langsung di Bimantara dan tidak mewakili kepentingan Grup Salim. Ditambahkannya, Bimantara merupakan perusahaan terbuka, yang memungkinkan setiap orang dapat membeli sahamnya.
Berkaitan dengan pengangkatan dirinya sebagai Presdir Bimantara, Hary mengungkapkan, dirinya berencana melepaskan jabatannya sebagai Presdir Bhakti Investama.
Hal itu, tuturnya, agar dirinya dapat lebih berkonsentrasi melaksanakan tugas baru di Bimantara. "Saya kemungkinan besar akan duduk sebagai komisaris utama," katanya.
Di sisi lain, Hary menandaskan, Bimantara akan tetap memfokuskan usaha pada tiga lini bisnis utama: telekomunikasi, media dan logistik. "Sedangkan bisnis lainnya akan dimasukkan dalam portofolio invetasi. Jika harganya tepat akan segera dijual."
Sehubungan dengan itu, menurut analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ni Made Muliartini, penggantian ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja Bimantara. Karena, tuturnya, "Dengan tidak berubahnya kebijakan fokus bisnis utama, tidak ada perubahan yang terlalu signifikan terhadap kinerja Bimantara."
Di samping pergantian direksi, pada RUPS kemarin, juga ditetapkan tiga keputusan lainnya yaitu pembagian dividen 2001 sebesar Rp 20 per saham, persetujuan pemegang saham atas laporan pertanggungjawaban direksi, dan persetujuan pengesahan laporan keuangan 2001.
setri yasra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar