Senin, 25 Mei 2009

Jurnalisme Online, Persaingan Bisnis Antara Media Cetak dan Media Oline, dan Citizen Journalism


Jurnalisme online adalah perubahan baru dalam ilmu jurnalistik. Laporan jurnalistik dengan menggunakan teknologi internet maka disebut dengan media online yang menyajikan informasi cepat dan mudah diakses dimana saja. Hampir setiap orang di dunia pernah membuka sebuah media online. Karena bisa dibilang lebih ringkas dan cepat dalam memperoleh informasi. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh dunia seirng dengan perkmebangan zaman membuat sebuah perubahan besar dalam dunia jurnalistik. Khususnya media jurnalistik online yang semakin berkembang dan merambah hampir ke seluruh dunia. Mudah sekali bagi setipa orang untuk mendapatkan berita terhangat dengan manggunakan internet.

Sebagai contoh, ialah Indonesia. Media online menjadi trend belakanagna ini. Sebagai contoh, media online detik.com di Indonesia yang telah sukses menyajikan ragam berita, selain itu kantor berita Nasional Antara juga menggunakan teknologi internet. Seiring berjalannya waktu, media online lain mulai bermunculan seperti astaga.com, satunet.com, suratkabar.com, berpolitik.com, dan pekan ini muncul ok-zone.com. Dengan lahirnya media online maka media cetakpun tidak mau kalah, dengan dua penyajian media cetak dan media online seperti kompas.com, temporaktif.com, republika.com, pikiran-rakyat.com, klik-galamedia.com. dan masih banyak lagi. Itu adalah langkah baru berkembangnya teknologi yang telah melahirkan jurnalisme online.

Direktur Kompas Cyber Media (KCM) Ninok Leksono menyebutkan, kehadiran media online ini jelas telah mengubah paradigma baru pemberitaan, yakni event on the making. Maksudnya, berita yang muncul tidak disiarkan beberapa menit, jam, hari, atau minggu, tetapi begitu terjadi langsung di-upload (dimasukkan) ke dalam situs web media online. Itulah keunggulan media online yang serba cepat.

Melihat feniomena perkembangan jurnlsme online ini, Gin Gin Tigin Ginular, wartawan Sindo Jabar, menegaskan media cetak tidak perlu khawatir dengan maraknya media online saat ini, masih banyak masyarakat indonesia yang lebih memilih mendapatkan berita lewat media cetak atau elekronik. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia belum banyak yang bisa mengakses internet secara personal. Belum semua daerah di Indonesia bisa mengakses internet secara langsung.

Memang ada data yang menyebutkan bahwa media cetak terutama surat kabar menurun dari semula 5,1 juta eksemplar pada tahun 1997 menjadi 4,7 juta eksemplar pada saat ini. Data ini juga disepakati oleh Aripin Asydhad, wakil pimpinan redaksi detik.com, dan menambahkan bahwa sekarang ini dunia pemberitaan mengistilahkan ”yang cepat mengalahkan yang lambat bukan yang besar mengalahkan yang keci” dalam artian berita yang cepat sampai kepada khalayak itulah yang banyak diminati.

Faktor lain yang membuat media cetak tidak ekhilangan pamor, yakni tidak semua orang di dunia, khususnya di Indonesia tidak memiliki skill dan pengetahuan yang cukup untuk mengakses sebuah media online. Mereka harus memiliki kemampuan dalam pengoperasian komputer dan juga pengetahuan tambahan mengenai vara pengaksesan website-sebsite di Internet. Ditambaha lagi dengan semangat belajar orang-orang yang bisa dibilang kurang sehingga membuatt mereka lebih memilih untuk membaca atau menvcari informasi yang sudah tersedia di depan mata dan lebih mudah di dapat, yakni media cetak.

Namun Santi Indra Astuti, Dosen bidang Kajian Ilmu Jurnalistik, menegaskan masyarakat Indonesia saat ini merupakan masyarakat informasi yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan media komunikasi dan menggunakan teknologi informasi seperti telepon dan komputer. Masyarakat Informasi yang berbasis data digital pada gilirannya akan mudah melakukan pertukaran data informasi karena saat ini, untuk berhubungan tidak diperlukan lagi saluran yang berbeda-beda untuk berkomunikasi, sepanjang data atau informasi sudah berbentuk digital, maka dia dapat dibaca dalam bentuk surat kabar, online media, radio streaming, televisi digital, sampai video streaming di handphone-handphone.

Menurutnya juga konvergensi media tidak hanya mengubah basis data, dan medium yang menyalurkannya. Namun, secara keseluruhan juga mengubah proses produksi, pengolahan, dan distribusi informasi, sehingga media-media seperti koran, radio, televisi dan lain-lain akan berubah dengan bentuk-bentuk media baru yang sepenuhnya digital, seperti televisi, World Wide Web dan internet. Lantas bagaimana tren perubahan media dalam masyarakat informasi? Jelasnya lagi, konvergensi komputer, telekomunikasi, dan sistem media massa konvensional membawa berbagai perubahan fundamental dalam fungsi media. Sumber media massa menjadi semakin banyak dan less authoritative and less profesional. Kemampuan media massa untuk bertindak sebagai gatekeeper akan menghilang.

Pesan menjadi serba customize, disesuaikan dengan segmen khalayak yang semakin kecil dan semakin terspesialisasi. Terkadang menggunakan alamat pribadi, maupun malayani masyarakat yang heterogen, tidak lagi homogen. Kemajuan teknologi memunculkan masyarakat prosumen -masyarakat produsen dan kensumen- maka lokus produksi yang dipegang media, kini berpindah ketangan konsumen. Contohnya, citizen journalism yang sekarang sedang marak dimana-mana. Pewarta Warga (citizen journalism) adalah mereka yang memiliki hobi menulis, seperti para blogger, anggota millis, kontributor freelance media online, pemberi komentar pada berbagai artikel, dan lain-lain. Mereka menulis tidak untuk media massa mainstream melainkan hanya untuk berbagi informasi dan idealisme di antara sesama pembaca, antar warga masyarakat. Media sebagai pabrik informasi tidak hanya bersaing dengan sesama produsen, tetapi juga harus berkompetisi dalam pasar dengan khalayak alias konsumennya sendiri.

Oleh: Julian Hutabarat

Sumber:
http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2007/12/01/mengenal-jurnalisme-online/

http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2008/01/07/persaingan-media-cetak-media-elektronik-dan-media-online/

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=25&dn=20080125012520

Tidak ada komentar:

Posting Komentar