Februari 21, 2009
Ada kabar buruk soal SCTV. Don Bosco yang sebenarnya belum resmi keluar dari Komisi Penyiaran Indonesia kini menjadi pimpinan divisi pengembangan program berita untuk SCTV dan anak-anak perusahaan SCM.
Dengan segera efeknya terasa. Rosi Silalahi ditendang ke atas menjadi penasehat perusahaan. Pemred SCTV diambilalih oleh sang owner, Fofo Sariatmadja. Bayu Setiono sudah diperintahkan tidak bersiaran karena memprotes perubahan mencurigakan ini. Beberapa nama kabarnya sudah menyatakan akan mengundurkan diri.
Marilah kita berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Hampir pasti Don Bosco dimasukkan karena alasan politik. Dia adalah anggota KPI, yang sejak awal memang sudah mencurigakan. Dia masuk ke KPI karena diutus ATVSI.
Sejak Don Bosco dan Iwan Uyun masuk, ditambah lagi dengan kaum oportunis murni seperti Bimo Nugroho dan Sasa Djuarsa, KPI menjelma menjadi kumpulan pesuruh yang sekadar menjalankan perintah industri dan pemerintah.
KPI sekarang sudah mampus. Bimo saja sebanarnya sudah melamar ke BRTI, tapi sayangnya tak lolos seleksi. Sekarang, setahun sebelum masa jabatannya di KPU usai, Don sudah loncat ke SCTV. Kenapa sekarang? Kebetulan? Get real, man!
Jawaban paling mudah adalah karena menjelang pemilu. Rosi, Bayu dkk saya rasa terlalu tidak bisa dikontrol dan diprediksi. Mereka terlalu independen. Pengaruh Don sudah kelihatan kok.
Lihat saja acara Barometer Rabu malam. Acara yang sebelumnya diisi oleh hal-hal substanstif dan serius itu, kemarin berubah menjadi dangkal. Isunya soal Ponari dengan yang dibahas dengan cara lemot. Aku tanya ke produsernya: “Kok bisa begitu?”
Jawabnya, ia tidak lagi dilibatkan. Don yang turun tangan menentukan sendiri isi program dan mengganti topik yang sebelumnya diputuskan yakni soal Hillary Clinton. Don akan mengubah gaya pemberitaan SCTV, menjadi lebih soft dan entertaining. Tampilan presenter akan menjadi penting.
Siapapun yang sering baca teks-teks ekonomi politik kritis yang memperingatkan bahwa campur tangan modal dalam media itu berbahaya bagi demokrasi, sekarang menemukannya secara kasat mata di Don Bosco dan SCTV. Don itu bukan mastermind. Dia cuma operator. Pertanyaannya: siapa?
Siapapun yang peduli dengan kebebasan pers, perlu concern dengan perkembangan SCTV ini.
Posted by qnoyzone in multimedia, politikitikin.
Di kutip dari:
http://qnoyzone.blogdetik.com/index.php/2009/02/21/opini-masuknya-don-bosco-ke-sctv-adalah-kabar-buruk-bagi-demokrasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar