Tetapi ternyata issue dotcom tidak berlangsung lama, sejak tahun 2001 mulailah pelaku dotcom mulai jatuh. Produk lokal seperti Satunet.com, astaga.com, lipposhop.com dan masih banyak lagi yang ’down’ atau gulung tikar. Pebisnis internet paham bahwa 2001 adalah tahun kelam. Saat itu memang sebagian besar dotcom yang menghiasi pentas bisnis tiga tahun sebelumnya dan menjadi primadona investasi dunia, tibatiba rontok, bertumbangan dan mati hampir di seluruh dunia, di mana masa itu disebut dengan istilah "Internet Bubble".
Banyak yang nangis, terutama para investor. Namun, di balik kehancuran itu O’Reilly dan MediaLive International melihat bahwa masih ada dotcom yang lolos dari masa kritis tersebut. Setelah dianalisa, dotcom tersebut memiliki ciri yang sama. Dan ciri-ciri itu tidak dimiliki oleh para almarhum dotcomers. Begitu ada generasi yang punah, akan muncul generasi baru yang lebih tangguh. Mungkin itulah yang disebut era generasi baru Web 2.0, sebenarnya istilah tersebut sudah ada sejak tahun 2004 tetapi baru populer saat ini.
DEFINISI & KONSEP WEB 2.0
Meskipun sudah menjadi pembicaraan sejak tahun 2004, Web 2.0 bukanlah kata yang familiar bagi pengguna internet. Masih banyak pengguna yang mempertanyakan maksud dan manfaat dari penggunaan Web 2.0, terutama jika dibandingkan dengan web yang telah mereka kenal selama ini.
Ketika Web 2.0 disebut sebagai tahap kedua dari perkembangan web yang telah ada saat ini, muncul kekhawatiran akan tidak kompatibelnya versi web tersebut dengan program web browser yang dimiliki pengguna. Padahal tidak ada satupun teknologi di sisi pengguna (client) yang perlu di-upgrade untuk dapat mengakses web tersebut. Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Sebagian besar cara berpikir tersebut mengadaptasi gabungan dari teknologi web yang telah ada saat ini.
Walaupun definisi mengenai Web 2.0 masih belum secara utuh diformulasikan sampai hari ini, ada pihak yang mengatakan bahwa Web 2.0 lebih menekankan pada social network atau jalinan sosial antara penggunanya seperti yang telah kita lihat selama ini dalam dunia Blog (Konek edisi 5 Februari 2006). Dengan adanya RSS di dalam Blog, informasi-informasi di dalam sebuah Blog ndimungkinkan dapat diadaptasi, dikoleksi, dan di-share untuk menjadi bagian dari Blog lainnya.
Namun O’Reilly dan MediaLive International menekankan bahwa Web 2.0 merupakan sebuah platform bagi aplikasi. Mereka mendeskripsikan hal ini sebagai sebuah software yang berjalan melalui media internet dengan bantuan web browser dan tidak perlu diinstalasi terlebih dahulu seperti softwaresoftware yang umumnya kita gunakan sehari-hari. Bahkan konsep mengenai sistem operasi di dalam web juga masuk dalam definisi tersebut di dalam konferensi Web 2.0 pada tahun 2005.
Beberapa contoh lompatan yang menjadikan perbedaan antara web 1.0 dan web 2.0 adalah sebagai berikut :
Contoh web 2.0
Anda mungkin sudah familiar dengan jaringan sosial, seperti Friendster, MySpace, atau Facebook. Atau versi Indonesia seperti Ning, Fupei dan Aku Cinta Sekolah. Sedangkan aplikasi berbagi gambar, video, hingga slide presentasi, seperti YouTube, Metacafe, Flickr, Photobucket, atau SlideShare. Untuk aplikasi yang memungkinkan setiap anggotanya berbagi bookmark dan memberikannya peringkat adalah Digg atau del.ico.us. Contoh yang lain adalah :
(http://www.thebroth.com/) Konon memberikan lebih daripada sekedar jaringan sosial. Anggota bisa membuat gambar sendiri secara online, bahkan kalau perlu berkolaborasi dengan para anggota lainnya.
(http://ww.toondoo.com/), Setiap anggota bisa membuat komik sendiri. Gambar bisa diambil dari koleksi ToonDoo. Setiap karya komik bisa langsung ditempel di blog atau website.
(http://www.wetpaint.com, http://www.freewebs.com, http://www.spruz.net)
Kalo dulu membuat website gratis, pasti larinya ke Geocities. Dengan syarat minimal
ngerti HTML. Sekarang lebih mudah, tanpa harus mengerti teknis sama sekali.
(http://www.meebo.com/), Bila ternyata Yahoo! Messenger atau MSN diblok oleh kantor, Gunakanlah Meebo. Melalui website ini, kita bahkan bisa saling berhubungan dengan 4 messenger yang berbeda platform. Meebo juga sudah menyediakan Bahasa Indonesia
(http://maps.google.com), Google Maps menyediakan peta dunia (tapi untuk Indonesia masih sebatas peta, belum lebih detail). Tapi bagi yang sudah kenal dengan API (application programming interface) kita bebas mengembangkan aplikasi baru dengan memanfaatkan fitur Google Maps. Jika sobat ingin mengetahui lebih jelas tentang Web 2.0. Silahkan membuka http://www.oreillynet.com/pub/a/oreilly/tim/news/2005/09/30/what-is-web- 20.html atau http://www.web2con.com/.
Contoh beberapa logo web yang melahirkan era web 2.0:
Ada juga yang berpendapat istilah itu untuk generasi kedua servis berbasis Internet seperti situs jaringan sosial seperti Friendster, Wikis, Communications Tools dan folskonomies. Ada yang menggampangkan dengan mengartikan Web2.0 = Web1.0 + Web1.0. Jika Web1.0 adalah mengenai diri kita sendiri, maka Web2.0 adalah mengenai saling interaksi antara diri kita sendiri dan orang lain. Diandaikan juga, ketika dulu di restoran disodori menu makanan tapi sekarang silahkan ngambil sendiri (prasmanan).
Majalah Information Week (09/2007) memberi definisi “Web 2.0 is all the Web sites out there that get their value from the actions of users”. Jadi inti dari sebuah web 2.0 adalah keterlibatan user dan kecanggihan web tersebut dalam kolaborasi, interaksi dan melayani user. Contohnya adalah usaha pembaca dalam berkomentar dan trackbacks di blog. Dari sisi web, adalah adanya RSS di dalam Blog dimana semua informasi Blog dimungkinkan dapat diadaptasi, dikoleksi, dan di-share untuk menjadi bagian dari Blog lainnya. User yang paling awampun tidak hanya sekedar bisa membaca halaman web tetapi juga bisa buat dan merespon sebuah content. Mau komentar mudah. Mau bikin blog mudah. Mau jadi member dan menambah teman di Friendster mudah. Tidak perlu ngerti programming atau web desin untuk melakukan itu semua. Jika Web 1.0 adalah dunianya web programmer dan web designer, maka Web2.0 adalah dunianya user.
Tujuh Karakteristik
Meskipun definisi Web 2.0 belum secara solid diformulasikan, terdapat tujuh prinsip yang mendasari karakter Web 2.0. Karakter tersebut antara lain web sebagai platform dimana menjadikan web sebagai tempat bekerja di manapun Anda berada. Cukup dengan membuka web browser, Anda dapat mengerjakan tugas mengetik dokumen, perhitungan keuangan, atau merancang presentasi melalui aplikasi-aplikasi yang telah disediakan dan dapat dijalankan secara langsung melalui internet.
Karakteristik berikutnya, adanya partisipasi dari pengguna dalam berkolaborasi pengetahuan. Hal ini mengingatkan akan pemberian kepercayaan kepada pengguna internet untuk dapat berpartisipasi dalam berbagi pengetahuan di Wikipedia, sebuah ensiklopedia berbasis web yang disusun berdasarkan masukan-masukan pengguna internet di seluruh dunia.
Karakteristik ketiga, data menjadi trademark-nya aplikasi, mengingatkan kita pada slogan “Intel Inside” yang telah melambungkan nama prosesor Intel di kalangan pengguna komputer. Trademark tersebut telah menjadi suatu garansi kepercayaan dari pengguna akan kemampuan komputer yang akan ataupun sudah dibelinya. Maksud yang sama juga diusung oleh karakteristik ketiga ini, dimana penyuplai data akan memberikan trademark yang akan digunakan oleh pemilik website untuk memberikan garansi kepercayaan kepada pengunjungnya. Sebagai contoh adalah “Nevteq Onboard” untuk data peta pada sistem navigasi GPS dan “Powered by Google” untuk dukungan Google Maps pada peta dunia berbasis web. Sedangkan karakteristik selanjutnya, web 2.0 sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service). Produsen yang memberikan pelayanan yang cepat dan bagus, akan menjadi pilihan pengguna.
Karakteristik kelima, dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS. Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh website lain dengan menggunakan tampilannya masingmasing dan dukungan pemrograman yang sederhana.
Karakteristik keenam, software tidak lagi terbatas pada perangkat tertentu. Hal ini mempertegas posisi web sebagai platform dimana setiap perangkat dapat mengaksesnya. Komputer tidak lagi menjadi satu-satunya perangkat yang dapat menjalankan berbagai aplikasi di internet. Setiap aplikasi harus didesain untuk dapat digunakan pada komputer pribadi, perangkat genggam seperti ponsel dan PDA, ataupun server internet.
Sedangkan karakteristik terakhir, adanya kemajuan inovasi pada antar-muka (interface) di sisi pengguna. Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media
komunikasi seperti Instant Messenger (IM) dan Voice over IP (VoIP) akan semakin memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut.
Kunci Perbedaan
Menurut Wikipedia, yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang nbersangkutan. Selain itu, kemampuan Web 2.0 dalam melakukan aktivitas dragnand drop, auto complete, chat, dan voice seperti layaknya aplikasi desktop,bahkan berlaku seperti sistem operasi, dengan menggunakan dukungan AJAX atau berbagai plug-in (API) yang ada di internet. Hal tersebut akan merubah paradigm pengembang sofware dari distribusi produk menjadi distribusi nlayanan.
Sedangkan karakter lainnya, kolaborasi dan partisipasi pengguna, ikut membantunmemperkuat perbedaan pada Web 2.0. nSuatu website dapat saja memasukkan beberapa bahkan tujuh karakter Webn2.0 di dalam situs yang dibangunnya. Semakin banyak karakter yang masuk kendalam website tersebut, suatu situs akann mendekati Web 2.0. Yang terpentingn bukanlah klaim sebagai Web 2.0, namun mampukah dampak perkembangann tersebut menjembatani pengguna internet dengan kepentingan perusahaan,nkomunitas, atau Anda dengan menggunakan Web 2.0?
Berikutnya Web 3.0 atau yang di kenal sebagai Sematik Web saya akan coba ulaskan sesuai dengan persepsi dan knowledge yang saya pahami.
Bersambung,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar