Sabtu, 16 Desember 2023

Pernahkah Kita Burn Out dalam Bekerja lalu Cara Mengatasinya

Jika Kita mencari di Internet tentang cara menghindari kejenuhan, ternyata tidak sendirian. Pencarian via google seputar subjek tersebut telah meningkat pesat selama beberapa tahun ini, yang menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang merasa berada di titik puncaknya di setiap pekerjaan yang ada saat ini. Tidak mengherankan, mengingat krisis biaya hidup dan iklim global saat ini.


Apa itu burnout syndrome?

Burnout syndrome adalah salah satu kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Itu sebabnya, kondisi kesehatan yang satu ini juga dikenal sebagai occupational burnout atau job burnout.

Kondisi ini ditandai dengan kelelahan secara fisik dan emosional, akibat ekspektasi dan kenyataan karyawan di posisinya tidak berjalan sesuai yang dibayangkan.

Karena itu, penting untuk kita mengetahui kapan stres datang dan menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Kita semua tahu tanda-tanda stres, tetapi terlalu mudah untuk mengabaikannya sebagai bagian dari keseharian yang kita jalani. 

Semua manusia hidup pernah stres, bukan?

Benar - tetapi kelelahan (burnout) adalah suatu hal yang berbeda dari Stres sama sekali. Menurut Mental Health UK, kelelahan sebenarnya menggambarkan kelelahan fisik dan mental. "Itu dapat terjadi ketika Anda mengalami stres jangka panjang dalam pekerjaan Anda, atau ketika Anda telah bekerja dalam peran yang menguras fisik atau emosional untuk waktu yang lama".

Tidak yakin bagaimana gejala kelelahan muncul dengan sendirinya? Tanda-tanda umum kita mungkin mengalami kelelahan termasuk merasa terus-menerus lelah atau terkuras, terpisah, depresi, atau kewalahan.

Bahkan sebuah studi baru-baru yang saya baca menemukan 84% generasi milenial pernah mengalami kejenuhan dalam pekerjaan mereka saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa hampir setiap anak atau remaja dan setiap orang dewasa akan terpengaruh oleh kelelahan di beberapa titik dalam kehidupan aktifnya. 

Situasi ini begitu meluas di negara-negara maju sehingga WHO telah menambahkan kejenuhan (burnout) ke dalam daftar penyakit yang diakui secara global, mendefinisikannya sebagai sindrom "stres tempat kerja kronis yang belum berhasil dikelola" yang "mencakup perasaan kehabisan energi atau kelelahan, akibatnya dalam jarak mental yang meningkat dari pekerjaan seseorang dan mengurangi produktifitas para profesional.

Setiap pekerjaan pasti memiliki tantangan, hambatan, dan kesulitannya masing-masing. Seringnya ini menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang merasa sangat lelah sehingga sebuah pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan cepat dan menguras waktu.

Akibat yang ditimbulkan dari semua ini adalah stres. Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar istilah stres. Stres kerja diartikan sebagai suatu situasi yang tercipta dimana faktor terkait pekerjaan (work related factors) berinteraksi dengan faktor di dalam diri karyawan, dan merubah kondisi fisiologis dan/atau psikologis sedemikian rupa sehingga memaksa seseorang menyimpang dari fungsi normalnya (Bernadin, 1990).

Berikut ini adalah diagram dari Dimensi Burn Out ala (Baron & Greenberg, 1990).


Burn out ditandai dengan tiga hal, pertama kelelahan fisik. Mereka yang mengalami burn out akan selalu merasa kekurangan energi dan merasa lelah sepanjang waktu. Kedua, ditandai dengan kelelahan emosional.

Depresi, perasaan tidak berdaya, merasa terperangkap di dalam pekerjaannya. Ketiga, mereka yang mengalami burn out akan sering menunjukkan kelelahan sikap atau mental. Mereka akan mulai merasa sinis dan negatif terhadap orang lain maupun pekerjaannya sehingga cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, organisasi, dan kehidupan pada umumnya

Lalu, apa yang menyebabkan seseorang dapat mengalami burn out dalam bekerja?

Burn out atau kelelahan kerja adalah hasil dari stres, kelelahan, dan ketidakpuasaan di tempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian University Zaragoza di Spanyol, ada tiga kelompok faktor yang melatarbelakangi burn out, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bekerja Terlalu Keras

Salah satu penyebab burn out adalah karyawan bekerja terlalu keras karena terobsesi dengan kesuksesan. Mereka biasanya memiliki beban kerja yang berlebih daripada yang seharusnya, sehingga seringnya rela mengorbankan kehidupan personal dan kesehatan.

2. Tidak Mendapat Apresiasi

Apresiasi terhadap hasil pekerjaan sangat penting dalam menjaga kesehatan mental dalam bekerja, dan faktor kedua yang membuat seseorang mengalami burn out dalam bekerja adalah merasa tidak cukup diapresiasi sehingga merasa frustasi dengan pekerjaan. Kondisi seperti inilah yang membuat seseorang merasa kurang tertantang dan mencoba menjauhkan diri dari tanggung jawab pekerjaan.

3. Dinamika Disfungsional di Tempat Kerja

Mendapatkan intimidasi di kantor, merasa diremehkan atau diacuhkan oleh rekan kerja dan bos dapat menjadi penyebab perasaan tak berdaya karena merasa tak memiliki peranan penting di dalam perusahaan. Kondisi ini berakibat pada penurunan motivasi kerja karena mengganggap diri mereka kurang kompeten dalam menjalankan tuntutan pekerjaan.

Selanjutnya bagaimana cara agar dapat mengatasi Burn Out ?

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengatasi kelelahan dalam bekerja atau burn out dan saya mendapatkan beberapa tips dari internet, antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Usahakan Tugas dan Beban Kerja Sesuai Dengan Kontrak Awal. Coba bandingkan tugas yang anda kerjakan sehari-hari dengan uraian pekerjaan yang ada pada kontrak awal bekerja. Terkadang tugas dan tanggung jawab yang dibebankan pada Anda porsinya terlalu berlebihan dari yang seharusnya anda kerjakan sehingga mengakibatkan sering mengalami kelelahan.
  2. Beri Batasan Yang Jelas Pada Diri Kita. Ketika mulai merasakan burn out, mungkin saatnya kita lah memutuskan untuk mengambil cuti. Merasakan liburan sejenak untuk memulihkan kesehatan fisik, maupun kesehatan mental. Ketika sedang libur, jangan pernah menelepon atau memeriksa email kantor. Fokus pada diri sendiri dan ciptakan waktu yang berkualitas untuk memanjakan diri serta orang-orang terdekat kita.
  3. Kelilingi Diri Dengan Energi Positif. "Menerima energi positif dari orang lain adalah pengalaman yang menggembirakan, demikian juga dengan mengekspresikan energi positif tersebut kepada orang lain" kata Leiter. Oleh karena itu ketika sedang merasakan burn out, ciptakan energi postif disekitar kita, bisa dengan berolahraga atau dengan berkumpul dengan orang orang terdekat. Hal ini efektif untuk saling menyebarkan dan menarik dukungan antara satu sama lain dan merupakan cara mengatasi burn out yang baik. Mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang berpikir serta bersikap positif dapat membuat kita tetap fokus, segar kembali, dan berenergi sepanjang hari. Hal ini dampaknya tentu membantu mengoptimalkan semangat dan produktivitas kerja kita nantinya.
  4. Olahraga secara rutin. Aktivitas fisik dapat membantu mengatasi stres dengan baik. Kegiatan ini juga dapat mengalihkan pikiran dari sesuatu yang membuatmu burnout.
Hal yang perlu diingat, tetaplah untuk berpikiran terbuka saat mempertimbangkan pilihan. Jangan biarkan pekerjaan yang menuntut merusak kesehatanmu. Apalagi kesehatan jadi terganggu akibat terpengaruh oleh sesuatu yang tidak menguntungkan.

Kelelahan dan stres dalam bekerja atau burn out bukanlah hal yang bisa disepelekan, karena dapat mempengaruhi produktivitas dalam bekerja maupun kualitas hidup. Jika anda sedang mengalami burn out segeralah bergegas untuk mengatasinya. Sebaliknya, jika saat ini kita dalam kondisi yang baik-baik saja maka lakukan upaya pencegahan dengan mengelola waktu dengan bijak, dan menciptakan suasana kerja yang positif agar dapat tetap bersemangat dalam bekerja.

Silahkan praktekan tips- tips diatas karena Saya sendiri mencoba mempraktekkannya saat ini.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar