Minggu, 08 Februari 2009

Kami Ingin Jadi Pemain Regional dan Internasional

Jum'at, 25 Mei 2007 10:33 WIB - wartaekonomi.com

Hary Tanoesoedibjo Direktur Utama PT Global Mediacom Tbk.

Tahun 2007 baru memasuki bulan ke-4, tetapi sejumlah langkah besar telah dilakukan oleh Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo. Mulai dari mengganti nama PT Bimantara Citra Tbk. menjadi PT Global Mediacom Tbk., melakukan penambahan saham di PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., meluncurkan MNC The Indonesia Channel di Jepang, sampai mengakuisisi 51% saham PT Adam Skyconnection Airline (AdamAir) yang nilainya setara dengan 60 pesawat baru Boeing 747-400. Bahkan, Juni nanti, PT Bhakti Investama Tbk. akan melakukan rights issue dengan target menghimpun dana US$340 juta. Hary Tanoe begitu sibuk. Apa saja rencana yang ia siapkan? Apa target yang ingin dicapainya? Berikut jawaban tertulis Hary kepada Warta Ekonomi. Petikannya:

Apa alasan pergantian nama perusahaan dari PT Bimantara Citra Tbk. menjadi PT Global Mediacom Tbk.?

Perubahan nama itu untuk merefleksikan perubahan fokus bisnis dari yang sebelumnya sebuah perusahaan konglomerasi tanpa fokus usaha, menjadi sebuah perusahaan yang memiliki fokus core business. Global Mediacom akan fokus di bisnis media dan telekomunikasi. Mengapa? Sebab, kami yakin bisnis media dan telekomunikasi di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang sangat tinggi.

Apa target yang ingin dicapai oleh Global Mediacom?

Kami ingin terus mengembangkan usaha di bidang media dan telekomunikasi, yang prospeknya sangat cerah. Jumlah penduduk Indonesia saat ini kurang lebih 220 juta jiwa. Kondisi geografis, sebagai negara kepulauan, memberi peluang kepada media televisi sebagai satu-satunya medium yang paling efektif untuk menjangkau pemirsa. Kemudian dari sisi bisnis, sekitar 65% total belanja iklan dihabiskan untuk iklan televisi setiap tahunnya.

Lalu dalam bisnis telekomunikasi, kita semua tahu penetrasi selular di Indonesia masih sangat rendah. Tahun 2004 hingga 2006 bisnis telekomunikasi tumbuh dengan sangat pesat. Diperkirakan pertumbuhan ini akan berlanjut untuk beberapa tahun ke depan.

Lalu, apa strategi Anda untuk mencapai target tersebut?

Strategi utama, terus memperkuat sinergi dan integrasi antaranak perusahaan media dan telekomunikasi. Selain itu, kami juga melakukan ekspansi ke bisnis-bisnis yang terkait dengan core business media dan telekomunikasi, baik di dalam maupun di luar negeri. Saat ini Global Mediacom merupakan perusahaan media dan telekomunikasi dengan platform/wadah media terlengkap dan terintegrasi, mulai dari produksi dan distribusi konten, manajemen artis, televisi free-to-air, televisi berlangganan, surat kabar, majalah, tabloid, radio, operator selular, Value Added Services (VAS), sampai media online.

Bagaimana dengan unit-unit usaha lain di luar media dan telekomunikasi, seperti properti dan otomotif?

Semua bisnis yang tidak terkait media dan telekomunikasi pada akhirnya akan kami lepas. Ini kami lakukan agar manajemen fokus kepada core business Global Mediacom.

Kabarnya, Media Nusantara Citra (MNC) akan melakukan ekspansi ke luar negeri. Sudah sejauh mana perkembangannya?

Kami memang akan terus menjajaki kemungkinan kerja sama dan ekspansi, baik di dalam maupun di luar negeri. Di luar negeri, MNC berupaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia dengan mendistribusikan konten lokal Indonesia melalui siaran televisi. Sebagai contoh, kami mendapat kontrak kerja sama dengan IPS Inc. di Jepang untuk mengudarakan sebuah channel internasional milik kami, yaitu MNC The Indonesian Channel, yang diluncurkan perdana pada 15 April 2007 lalu. Targetnya adalah orang-orang Indonesia, atau komunitas berbahasa Melayu, yang tinggal di Jepang.

Kami juga memiliki hubungan kemitraan yang erat dengan beberapa perusahaan media lokal maupun yang berskala internasional, baik di regional Asia maupun non-Asia. Misalnya, dengan Viacom International Inc., yang mengelola MTV dan Nickelodeon. Semua ini kami lakukan dalam rangka mempersiapkan MNC agar bukan hanya menjadi pemain media lokal, tetapi juga menjadi pemain regional dan internasional. Untuk semua rencana tersebut, kami juga menggunakan dana yang bersumber dari arus kas internal perseroan.

Bagaimana dengan Grup Bhakti?

Target Grup Bhakti adalah memperkuat bisnis investasi, dan menjadikan Bhakti sebuah perusahaan investasi yang solid. Untuk itu, kami akan terus memperkuat integrasi dan sinergi antarperusahaan di bawah payung Grup Bhakti, menata dan mengembangkan investasi yang sudah ada, serta menjajaki potensi investasi di industri-industri yang kami yakini memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi. Misalnya, industri transportasi.

Kinerja Bhakti tahun lalu melonjak tajam. Apa penyebabnya?

Sinergi, integrasi, serta investasi kami yang sudah memperlihatkan hasil.

Sejauh mana persiapan rights issue Bhakti yang akan dilakukan Juni nanti?

Sedang dalam proses.

Untuk apa dananya?

Untuk modal kerja dan memperkuat bisnis yang sudah ada, serta investasi.

Mengapa memilih AdamAir?

Industri transportasi, khususnya penerbangan, memiliki prospek yang cerah. Bhakti melihat AdamAir juga memiliki prospek pertumbuhan bisnis yang tinggi. Ini juga sesuai dengan rencana Bhakti untuk melakukan investasi di bidang bisnis transportasi.

Apakah PT Indonesia Air Transport (IAT) akan dikonsolidasikan dalam satu perusahaan dengan AdamAir?

IAT adalah anak perusahaan tidak langsung dari Bhakti. Untuk konsolidasi dengan IAT, sampai saat ini masih terus kami kaji.

Apa target Grup Bhakti tahun ini?

Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebanyak triple digit.

http://www.wartaekonomi.com/search_detail.asp?aid=8931&cid=24&x=televisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar