Selasa, 24 Februari 2009

Lalu LintasShare


Hidup di jalanan Jakarta memang harus extra sabar. Mobil pribadi, taxi, motor, angkot, metromini, semua numplek di space jalan yang sudah gak sebanding kapasitasnya. Terimakasih kepada penemu teknologi 3 warna: merah, kuning, hijau. Warna itu yang mengatur agar tidak terjadi tabrakkan lalu lintas. Namun apa yang terjadi di ketinggian 790 Km outer space bumi beberapa hari lalu? Dua buah satelit telah bertabrakkan tak terelakkan...

Adalah satelit Rusia "Cosmos 2251" dan satelit Amerika "Iridium 33" - yang keduanya sebesar SUV - berciuman mengakibatkan mereka bercerai berai. Dan itu tidak sedikit: sekitar 500 lebih pecahan akibat tabrakkan sekarang tersebar tanpa arah. Masing-masing memiliki orbit sendiri. Masing-masing tidak terkontrol.

"Houston, we have a problem!"

Gue jadi inget film "Apollo 13". Itu dialog antara komandan Apollo 13 kepada homebase di bumi. Di film itu, kita jadi tahu apa penyebab kerusakan Apollo 13, sehingga misi awal mendarat di bulan berubah menjadi misi penyelamatan diri. Hanya karena benda berserakan tidak terkontrol di outer space, satelit maupun pesawat ruang angkasa berharga milyaran rupiah bisa rusak tidak berfungsi.

Angkatan udara Amerika yang memiliki unit pemantauan benda angkasa, memprediksi ada 19.000 benda yang mengorbit di luar angkasa. Mulai dari yang sebesar buah rambutan sampai sebesar bis tingkat. Mulai dari yang terkontrol dari bumi sampai yang free-style. Gambar di bawah adalah hasil pemetaan oleh NASA benda-benda yang mengorbit di atas bumi.

Yang gue tau, benda yang bergerak di outer space akan bergerak terus tidak berhenti karena bergerak konstan di ruang hampa udara. Kita bisa bayangkan: ribuan benda ruang angkasa saat ini bergerak tanpa arah, tanpa henti, dan tanpa peduli siapa yang akan dia tabrak. "Kalau ngalangin, gue labrak loe!", begitu kali model kelakuan mereka... hihihi.... Analogikan misal ada kejadian di perempatan CSW Blok M, semua kendaraan bergerak dengan kecepatan konstan dari 4 arah, dan semuanya dalam kondisi rem blong!

Dari cerita di atas, gue lebih senang ngebahas apa yang terjadi setelah tabrakan. Ibarat mobil pribadi kita tabrakkan, atau mungkin ditabrak orang, persoalan setelah tabrakkan gak cuma sebatas bahwa asuransi yang akan men-cover semua kerugian itu. Ada intangible kerugian, yang terkadang lumayan menyebalkan. Hilang waktu untuk mengurus asuransi, mobil harus opname minimal 5 hari kerja, belum lagi otak dagangnya keluar: kerugian resell-value akibat warna cat jadi sedikit belang... hihihi...

So, menurut loe, kira-kira apa yang akan terjadi, apabila ada "tabrakkan" saat kampanye Partai atau Pilpres? Apakah setelahnya akan terjadi kerugian-kerugian intagible untuk Indonesia? Persaudaraan yang terpecah, pertemanan yang terpisah, ataupun kekompakkan yang terkoyak? Come on..!! Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar! Dan banyak bangsa lain yang feel unhappy melihat Indonesia kompak.

Kita seharusnya bisa membayangkan, benda sebesar buah rambutan saja bisa menggagalkan misi Apollo 13, karena benda itu bergerak tidak beraturan dan tidak juga mau berhenti. Bagaimana apabila kampanye Partai dan Pilpres melemparkan issue yang tidak terkontrol tanpa henti? Tidak akan ada yang didapat bagi bangsa ini, kecuali malapetaka perpecahan. Hii... ngeriii....

Cukuplah orangtua mengingatkan, "Lidah mu adalah Pedang mu!". Maka tidak ada satu alasan pun untuk Partai, Caleg, maupun Capres, untuk tidak melakukan kampanya dengan bahasa yang santun...

note: gue ngetik ini sambil makan rambutan pu'unan sendiri... hihihi...

Di tulis oleh; HM Ihsan Kusasi

19 Feb, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar