Senin, 08 April 2024

Kisah Malaikat Kematian Dengan Pengusaha Konglomerat

Kehidupan dan kematian sejatinya dua peristiwa alamiah yang harus dialami setiap makhluk. Ada saatnya manusia menikmati kehidupan sebagaimana ada waktunya untuk merasakan kematian. Kematian adalah peristiwa alamiah yang harus dialami setiap makhluk. Ia akan datang tiba tiba, akan menjemput siapa saja. Bukan yang paling siap, bukan pula berdasarkan abjad, usia atau derajat dan lain lain.


Bagi jutaan orang, pengalaman dekat dengan kematian telah memungkinkan mereka melihat dengan mata segar keindahan dan karunia kehidupan. Sedangkan mengingat kematian sangat baik untuk melembutkan hati yang keras, menjadi rem untuk roda kehidupan kita yang berputar cepat sehingga kita kadang tak sadar bahwa kita akan mati.

Cerita ini sedikit terinspirasi setelah menonton film berjudul "Meet Joe Black", sebuah film drama 1998 yang disutradarai Martin Brest (sekaligus produser) dan Alan Smithee. Film ini diperankan oleh Brad Pitt, Anthony Hopkins dan Claire Forlani, yang didasarkan pada film 1934 Death Takes a Holiday dimana Malaikat kematian atau The angel of Death atau nama lainnya Azrael atau Izrail akan menunda kematian Miliarder Bill Parish (Anthony Hopkins) yang tak terhindarkan jika dia setuju untuk mengajaknya berkeliling dan mengajarinya tentang kehidupan yang sudah dijalaininya selama 65 tahun lamanya.  

Bicara soal Azrael, dalam bahasa Ibrani teoforik, nama ini diartikan sebagai "orang yang ditolong Tuhan". Nama tersebut muncul dalam bahasa Semit Etiopia versi Kiamat Petrus pada abad ke-16. Ia bertugas sebagai malaikat neraka yang membalaskan dendam orang-orang yang pernah dianiaya selama hidup. Tak lama kemudian, Death, yang bernama Joe Black, mengikuti Bill ke mana pun, mengikuti rapat dewan direksi, bergabung dengannya untuk makan malam keluarga, dan menikmati kesenangan hidup, terutama sesendok selai kacang.

Menurut versi yang saya kembangkan dari cerita diatas dimana alkisah ada seorang pengusaha sukses tajir melintir yg terjatuh di kamar mandi dan karena punya komplikasi penyakit lainnya maka pengusaha tersebut akhirnya kena stroke stadium akut, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU disalah satu rumah sakit terkenal.

Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, lalu dalam dunia roh datanglah seorang Malaikat maut atau Death menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat maut tersebut memulai pembicaraannya dengan sang pengusaha tersebut dengan memberikan sebuah penawaran.

"Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia."

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah mudah..." kata si pengusaha ini dengan penuh keyakinan.

Setelah itu Death pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati. Tepat pukul 23:00, Death kembali mengunjunginya, dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 20,000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa untukku pasti bukan persoalan yang sulit."

Dengan lembut Death berkata,
"aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini hanya baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya.

Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Death berkata, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa si Bos atau Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua, itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."

Istri Pengusaha Berdoa.
Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 dini hari, "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik. Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang sosok ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini, timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang.

Dengan setengah bergumam dia bertanya,
"Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab Death,
"Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, keras kepala, egois dan juga bukan sebagai sosok pimpinan yang baik, bahkan kau tega melakukan hal - hal yang tidak adil kepada karyawanmu atau rekan bisnismu hanya semata untuk keserakahan dan keuntungan pribadi."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu. Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Death mengajak dan menunjukkan dua peristiwa dan tempat yang pernah dia kunjungi beberapa bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."

Kemudian Death melajutkan perjalanannya dengan sang Pengusaha mundur kesebuah peristiwa puluhan tahun lamanya dimana saat awal pengusaha tersebut sedang mengembangkan bisnisnya hanya dengan segelintir karyawan yang membantunya dan saat itu ada seorang karyawan yang dilanda musibah banjir besar dirumahnya dan harta benda lenyap seketika. Seketika setelah pengusaha tersebut diberitahu maka dengan kasih yang tulus dia segera mengajak karyawan lainya untuk segera memberikan bantuan baik dalam bentuk tenaga maupun dana.

Kasih yang tulus ikhlas didorong oleh iman yang murni, saat itu Pengusaha tersebut memberi bukan karena dia mengharapkan imbalan, dia berkorban bukan karena mau menanamkan investasi, dia menjadi orang baik bukan semata-mata untuk dipuji, dan saat itu dia beribadah bukan supaya terlihat seperti orang yang saleh. Inilah harga sebuah kejujuran. Tidak boleh ada dusta dalam hati orang beriman.

Mari sahabatku, mumpung kita masih diberi umur, lakukanlah yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Sebuah kalimat bijak yang saya dapat dan terus kuingat-ingat adalah, Ingatlah akan kebaikan orang yang kita terima, tetapi sebaliknya kalau kita berbuat baik kita harus cepat melupakannya. Dengan kita dapat berbuat baik kepada orang lain dengan tanpa mengharapkan keuntungan, kemasyhuran apalagi mengharap hadiah dari perbuatan baik kita. Dunia akan sejahtera apabila kita semua melakukannya.

Dan satu lagi, janganlah kita meremehkan perpuluhan serta memberikan ketulusan atas perbuatan kita kepada orang sekeliling kita karena itulah yg menyelamatkan Pengusaha tersebut sesuai cerita diatas karena sesungguhnya, tidak ada satu hal pun dalam hati ini yang bisa disembunyikan dari Tuhan yang kudus. Mungkin orang lain tidak tahu, tapi Tuhan pasti tahu.

Moral dari cerita ini adalah sebagai gambaran agar kita lebih Instropeksi diri. Coba kita membayangkan ketika diri kita mati nanti, apakah orang disekeliling yg akan kehilangan, atau sebaliknya mereka mengabaikan atas kematian, atau yang paling parah apakah mereka bersyukur malah?.

Mumpung kita masih diberi umur, lakukanlah yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita dengan tulus, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat dan memberikan berkat bagi manusia yang lainnya khususnya perkuat Ketulusan dan Moral Kompas kita sendiri.

Seorang Filsuf Perancis bernama Emmanuel Levinas juga pernah membahas tentang ketulusan hati seperti yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya. Levinas menyebut relasi ini sebagai relasi yang asimetri. Simetri adalah istilah matematik untuk menggambar keseimbangan antara dua objek kiri dan kanan. Misalnya segitiga yang memiliki bentuk simetri, dlsb. Dalam konteks relasi sosial, simetri ini adalah hubungan timbal balik. Saling memberi dan menerima satu sama lain.

Namun, asimetri adalah lawan kata dari simetri. Asimetri bukan hubungan timbal balik. Jika aku mengamalkan relasi asimetri, maka aku hanya bisa memberi tanpa berharap untuk menerima. Relasi asimetri ini hanya bisa terjadi jika ada ketulusan hati. 

Bahkan selama ini kita cenderung percaya bahwa manusia adalah entitas yang secara naluriah memiliki acuan moral atau kompas moral yang secara default bernilai baik, itulah kenapa kita melekatkan nilai-nilai yang dianggap bermoral dengan kata manusiawi (bersifat seperti manusia). Kata lain yang kita gunakan untuk kompas moral adalah hati nurani, kata hati, atau dalam bahasa Inggris conscience, yang kurang lebih bermakna serupa. Manusia pada dasarnya baik hati adalah anggapan umum yang alamiah.

Walaupun tinggal di era kecanggihan komunikasi dan informasi seperti sekarang, manusia saat ini justru membentuk tatanan masyarakat yang reaksioner dan judgmental. Hal ini, ditandai dengan banyaknya penilaian moralitas yang ada di sekitar kita. Pada tatanan masyarakat ini, standar moralitas dipandang secara universal. Bahkan, dipegang dengan teguh kepercayaan. Padahal, moralitas sendiri berlaku secara tidak teratur dan terbilang kompleks.

Moralitas tidak bekerja seperti koin yang berlainan di dua sisi. Tidak pula dilihat bagaikan sisi hitam dan putih, yang mengartikan sesuatu dapat dilihat secara baik atau jahat, benar atau salah, patut atau tidak patut. Melainkan, memerlukan suatu konteks yang akan mempengaruhi perilaku dan perbuatan.

Kenyataannya, perihal moralitas memang selalu bergantung pada konteks. Artinya, dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada perspektif dan kebenaran berbeda yang dilakoni manusia, yang juga berisi kepentingan individual. Sehingga, mengaburkan pandangan universal sebagai satu-satunya tujuan di kehidupan.

Sebagian orang mencari kompas moral eksternal seperti dari ajaran agama. Menjadikan ajaran agama sebagai moral kompas menurutku berpotensi problematik karena sifatnya yang dogmatis. Sebagian orang yang menjadikan agama sebagai referensi moral kompas, bisa berasumsi bahwa orang yang tidak relijius itu minim moral atau bahkan amoral. 

Padahal agama bukan satu-satunya acuan yang bisa dijadikan kompas moral. Ada banyak sekali cendekiawan di sepanjang masa yang berusaha philosophize isu ini.

Evolutionarily speaking, kita cenderung menilai perilaku dan karakter yang altruisme sebagai kebaikan dan egoisme sebagai perilaku/karakter buruk. Karena altruisme itu dapat mendukung survivabilitas manusia dalam kelompok, sedangkan egoisme berdampak sebaliknya. Mungkin itu kenapa moral yang baik secara universal itu biasanya berbasis altruisme/selflessness.






Makna lagu Alicia keys

Lirik lagu Alicia Keys If I Ain’t Got You telah menjadi salah satu karya ikonis dalam dunia musik, tidak hanya karena melodi yang indah, tetapi juga karena lirik yang kuat dan bermakna.


Kali ini mumpung libur panjang, saya mencoba menyelesaikan untuk coba menggali lebih tentang makna yang terkandung dalam lirik lagu ini menurut pendapat pribadi. 

Lagu "If I Ain’t Got You" ini memiliki makna yang mendalam, terinspirasi dari kehilangan sahabat dekat Alicia Keys, Aaliyah, dalam serangan bom bunuh diri pada 11 September di Amerika lalu dan di dalam liriknya mengajak kita untuk menghargai hubungan dan cinta yang kita miliki, karena itulah yang akan membawa kebahagiaan yang sejati. .

Alicia Keys, lahir sebagai Alicia Augello Cook pada 25 Januari 1981 di Hell’s Kitchen, Manhattan, New York, adalah seorang seniman serba bisa yang telah mengukir namanya dalam sejarah musik dunia. Beliau dikenal sebagai penyanyi, penulis lagu, pianis, produser musik, dan aktivis. Kiprahnya dalam dunia musik dimulai sejak usia muda, dan keberhasilannya tidak hanya terbatas pada panggung musik, melainkan juga mencakup dunia akting dan advokasi hak-hak sosial.

Lagu ini pertama kali dirilis pada tahun 2003 dan hingga kini masih booming sebagai salah satu lagu yang digemari orang mancanegara.

Dan lagu ini juga mengingatkan saya pada cerita perjalanan perkawinan dari seseorang dimana di tahun 2003 lagu tersebut release yang mana itu adalah tahun ke 5 perkawinannya yang kata orang adalah Tahun ujian ke 2 yang penuh tantangan, hari ini perkawinan mereka sudah akan masuk ke tahun 27 di bulan November nanti.

Menurut sahabat tersebut ada beberapa masa krisis pernikahan yang dialaminya kedalam bentuk staging usia perkawinan mulai dari Tahun pertama hingga 15 Tahun perkawinan.


Tahun pertama pernikahan - Tahap realisasi.

Masa ini terjadi setelah 6-12 bulan hidup bersama. Pesona pertama jatuh cinta menghilang. Anda mulai melihat pasangan sebagaimana adanya dengan semua kelemahan.

3-4 tahun pernikahan - Zona nyaman berbahaya.

Sepasang suami istri menemukan “zona nyaman” sendiri. Ini adalah perasaan aman dan tenang yang luar biasa, tapi ada juga hal-hal yang tidak menyenangkan malah menjadi normal dalam hidup

5-7 tahun pernikahan;
Ada istilah tertentu dalam psikologi Barat, yang disebut "gatal tujuh tahun (seven-year itch)", yang berarti tujuh tahun yang membuat gatal.

10-15 tahun pernikahan;
Sesuai dengan penelitian terbaru, 10 tahun adalah ambang paling sulit dalam pernikahan.


If I Ain’t Got You tidak hanya dikenal karena melodi R&B yang merdu, tetapi juga karena liriknya yang mendalam. Alicia Keys menciptakan lagu ini sebagai bentuk refleksi tentang nilai-nilai sejati dalam hidup, menyoroti kepentingan cinta dan hubungan daripada kekayaan material.

Dengan keberhasilan dan keunikan karya-karyanya, Alicia Keys bukan hanya sekadar penyanyi populer, tetapi juga menjadi simbol keberanian dan kejujuran dalam menyampaikan pesan-pesan melalui musiknya.

Lagu If I Ain’t Got You tidak hanya menjadi warisan berharga dalam katalog Alicia Keys, melainkan juga tetap relevan sebagai karya yang menginspirasi dan menyentuh hati pendengarnya di seluruh dunia. Saya coba terjemahkan Lirik lagu kedalam bahasa untuk memudahkan pemahaman yang artinya kira-kira begini.



Some people live for the fortune
Beberapa orang hidup untuk kekayaan

Some people live just for the fame
Beberapa orang hidup hanya untuk ketenaran

Some people live for the power, yeah
Beberapa orang hidup untuk kekuasaan

Some people live just to play the game
Beberapa orang hidup hanya untuk ikut permainan yang ada.

Some people think that the physical things define what's within
Beberapa orang berfikir bahwa hal-hal fisik mendefinisikan yang ada di dalam

And I been there before
Dan aku pernah disana sebelumnya

But that life's a bore, so full of the superficial
Tapi hidup itu membosankan, penuh dengan kedangkalan.


[Chorus]

Some people want it all
Beberapa orang inginkan semuanya,

But I don't want nothing at all
Tapi aku tak inginkan apa-apa

If it ain't you baby,
Jika bukan dirimu kasih,

If I ain't got you baby
Jika tak kudapatkan dirimu kasih

Some people want diamond rings,
Beberapa orang inginkan cincin berlian,

Some just want everything
Beberapa orang ingin semuanya

But everything means nothing if I ain't got you, yeah
Tapi semuanya tiada artinya jika tak kudapatkan dirimu.

Some people search for a fountain
Beberapa orang mencari mata air.

The promise is forever young
Yang menjanjikanmu awet muda selamanya.
 
(You know) Some people need three dozen roses
(Kau tahu) beberapa orang butuh tiga lusin mawar

And that's the only way to prove you love them
Karena itulah satu-satunya cara tuk membuktikan cintamu.

Hand me the world on a silver platter
Berikan aku dunia selayaknya piring perak

And what good would it be
Dan apa gunanya itu.

With no-one to share with,
Jika tak ada orang untuk berbagi

No-one who truly cares for me
Jika Tak ada yang sungguh peduli padaku.


[Chorus] (2x)

Some people want it all
Beberapa orang inginkan semuanya,

But I don't want nothing at all
Tapi aku tak inginkan apa-apa

If it ain't you baby,
Jika bukan dirimu kasih,

If I ain't got you baby
Jika aku tidak mendapatkanmu

Some people want diamond rings,
Beberapa orang inginkan cincin berlian,

Some just want everything
Beberapa orang ingin semuanya.


But everything means nothing if I ain't got you, yeah
Tapi semuanya tiada artinya Jika aku tidak mendapatkanmu.

If I ain't got you with me baby, ohh, ooo
Jika aku tidak mendapatkanmu.

Say nothing in this whole wide world don't mean a thing
Kukatakan semua di dunia ini tak ada artinya.

If I ain't got you with me baby (2x)
Jika aku tidak mendapatkanmu.


Lirik lagu ini tidak hanya sekadar mengajak kita menikmati melodi indahnya, tetapi juga memberikan kedalaman makna yang mampu meresap ke dalam hati. Berikut pengamatan yang lebih mendalam terkait makna yang terkandung dalam lirik lagu ini;

Mengutamakan Cinta di Atas Materi
Lagu ini dengan tegas menyampaikan pesan bahwa dalam hidup, kehadiran cinta dan hubungan yang bermakna jauh lebih berharga daripada kekayaan materi atau benda-benda mewah. Liriknya menciptakan narasi tentang bagaimana kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam relasi yang mendalam dan penuh makna.

Hubungan sebagai Kekuatan Sejati
Lirik lagu juga menggambarkan bahwa keberadaan seseorang yang dicintai menjadi kekuatan dan keberanian dalam menghadapi kehidupan. Hubungan yang erat memberikan dukungan emosional, membuat hidup terasa lebih bermakna, dan menjadikan perjalanan hidup lebih berarti.

Ketidaksempurnaan sebagai Keindahan
Lagu ini juga dengan indahnya mengekspresikan bahwa dalam cinta sejati, seseorang dapat diterima apa adanya, tanpa perlu menyembunyikan kelemahan atau ketidaksempurnaan.

Pesannya mengajak untuk melihat keindahan dalam kesederhanaan dan menerima pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pentingnya Pengorbanan dalam Cinta
Lirik “I don’t want nothing at all if it ain’t you, baby” menggambarkan bahwa dalam cinta sejati, seseorang bersedia untuk mengorbankan segalanya demi memelihara sebuah hubungan.

Materialisme kehilangan maknanya ketika dibandingkan dengan kehadiran orang yang dicintai.

Kesederhanaan sebagai Kunci Kebahagiaan
Pesan kesederhanaan dalam lirik lagu ini menegaskan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu terletak pada kemewahan atau kekayaan. Bahkan, sederhana dan tulusnya hubungan bisa menjadi sumber kegembiraan yang tiada tara bagi pasangan.

Dengan kata lain, lirik lagu Alicia Keys If I Ain’t Got You bukan sekadar lagu romantis, melainkan sebuah karya seni yang merangkum esensi kehidupan dan cinta. Alicia Keys berhasil menyematkan makna mendalam dalam setiap kata, menciptakan kisah cinta universal yang dapat menggugah perasaan dan meresap ke dalam hati pendengar.

Melalui lagu ini, Alicia Keys mengajak kita untuk merenung dan menjadikan pengingat akan pentingnya nilai-nilai yang lebih dalam dalam kehidupan, seperti cinta, kesederhanaan, dan kebahagiaan sejati dalam sebuah hubungan yang tulus.

Versi lagu Ain’t Got You yang paling saya suka adalah disaat Alicia Keys feat bersama Usher.






Sabtu, 02 Maret 2024

The Meaning of Family and Friendship from my Perspective, It matters more than you might think

When you think of your family or friendship, what comes to mind?



Some people say that Family and Friendship is like a cocoon (kepompong alis Kadang Kepo kadang Rempong). Cacoon turns a caterpillar into a butterfly, in my opinion, it has a very deep meaning. 

Family for me means the ones who will be beside me no matter what happens, the most loved ones. The outer world loves me when I am strong and effective and dislikes me when I am weak and ineffective. Some good friends also count as a family according to this description. Friends who help in times of weakness so that they rise from adversity. 

I grew up in a traditional Christian family, which is maybe why I am such an easygoing person now. But because of it, we had a strong process of differentiating right and wrong. I think my family taught me this well.

My parents had strong confidence in me from childhood, although I disappointed them many times, such as not being able to bring the results they wanted, not working as hard as I should, or lying about something when I wasn’t. But at the end of the day, when I went back to them, especially to my mom, and confessed I failed, she always gave me shelter and hope and showed me how to move forward.

Another big influence came from the fact that I was never forced to do anything. I was given many choices, especially in terms of selecting career options or spouse candidates and choosing what to do and how to do it, my family has always given me autonomy. My mom is very supportive also in my personal life. Sometimes if I woke up and just realized I'm making bad choices, I would get very angry at myself. But my mom always told me not to waste time now regret it, and more carefully make life decisions right now in the time you have.

My family isn’t perfect. We fight. We get on each other’s nerves. My gap of age between my big sisters is 16 years and my parents have their issues that I know only barely and don’t participate in. But we’re family, bound by all our passions and determination. The word means something that can’t be expressed, and I have trouble articulating it.

“You can always tell when two people are best friends because they are having more fun than it makes sense for them to be having.” 

I love that quote and it is so true. Friends are amazing. Whether it’s family members or dear friends who feel like family, it is so nice to have people in your life who see the best in you and who inspire you to want to be better. It’s awesome to be able to laugh at silly things and cry on one another’s shoulders. And then there are those times when you can be together without saying anything at all and just enjoy each other’s presence. 

Friendship is a beautiful thing.  And good friends are priceless. And nothing, and I do mean nothing, beats having it be your family members who are your very best friends of all. Treasure them. Be grateful for them. Show them how much you appreciate them. Take time to laugh and play with them. And take time to sit and do nothing at all other than enjoying your time together.

For me Friends who are there in times of joy and sorrow. Friends who guide people from not knowing to knowing and becoming better. That is what friends do, the family does. We back each other place even if we know they made a wrong decision from the beginning. Companionship, laughter, honesty, sincerity, trust, kindness, love, dedication, devotion to ideals, shared values — these are at the forefront for me. Along with being honorable and honoring commitments. Making time. Listening. Mutual concern and benefit. That kind of thing. These threads woven into a fabric of friendship can become part of a functional foundation for building community.

For a life of meaning, these are things that matter.

Human beings are social creatures. We need others to survive and thrive, and we know this instinctively. You could say it is written in our DNA. But while we know this to be true, our modern societies don’t make it easy to form strong bonds with others. We are constantly fighting against atomization — being alienated from each other as we strive to live.

A popular idea is that it ‘takes a village’ to provide for everyone in a community. There is plenty of modern literature on this idea, but it is an old concept. We need more than a nuclear family. We need community.

In essence, we need mutually supportive exchanges that place value on people. We each have something to give and ideally, in a compassionate society, our basic needs will be met. We might even make some friends.

So perhaps, by making friends, we can work back towards building the village. Some call this intentional community — forming relationships with the intention of building community. This is ever more important as we face increasing social isolation and economic hardship.

I have a few friends I’ve made throughout life that I consider to be true friends. Sometimes we don’t talk for years and yet, when we do talk, it’s like nothing has changed.

Other times, I have had friends let me know I wasn’t being a very good one. It wasn’t easy to hear, but I listened. Later I would look back and realize how right they were. I was a jerk.

I try not to be a jerk these days.

That said, I also try not to let people transgress my boundaries, which is something that happens a lot sometimes. Especially by people who call themselves my friend when they are in fact, not (which is what prompted this essay). When a friend is making life harder, you might consider that they are not your friend at all. Perhaps they are, but then again…

So to dig deeper, what is friendship? First and foremost, it is an honest and mutually beneficial relationship. It’s about spending time and getting to know another human being and enjoying their company. Friendship is what forms from being respectful and honest and willing to grow with someone you care about.

It is a bond shared between humans who embrace equality.

I think this can also be the basis for romantic love if there is mutual interest, as I believe an ideal romance is first based on friendship if you want to experience genuine love. But this is not about romance.

It’s about friendship.

Friendship is its own form of love, and love is an act of sincerity in the essence of being human. Learning to love another human being is an art, a finely calibrated act of mutual understanding, compassion, and regard.

Love is an act of courage.

Family and Friendship is what love fights for.

To bear witness to each other’s humanity and become stronger for it.


Key Message: 
The more we invest in building friendships, the stronger our social ties will be when we need them most. Through friendships, and intentional cultivation of community, we can survive hard times.

And at the End there's a distance between who we were and who we are, no matter how hard you pretend. Sometimes those cracks are hard to ignore.

People come and go and come again in life. You can't worry about the gaps in time. All you can worry about is the time that you have with them. And as you get older, the more you realize that making the most of that time is all that matters.


A short film about the friendship that really make me appeal






Minggu, 17 Desember 2023

Root of bitternes

Luka Batin dan akar kepahitan



Semua manusia pernah berbuat salah, tidak ada satupun manusia didunia ini yang
tidak pernah melakukan kesalahan. Kesalahan yang disengaja maupun kesalahan yang
mungkin terjadi tanpa diluar kendali kita.

Dan sebagai manusia, kita pasti merasakan kemarahan. Kemarahan dapat tumbuh menjadi kebencian dan akhirnya menjadi kepahitan. Sebaliknya, terkadang akar pahit yang tersimpan memicu kepahitan dalam hidup.

Amarah merupakan emosi wajar yang dimiliki setiap orang. Kemarahan dapat membuat kita lebih paham situasi dan kondisi jiwa. Namun, kemarahan bisa dikendalikan sebelum menjadi rasa kepahitan yang parah. 


Memahami Kepahitan Hati.
Kepahitan dan kebencian berhubungan dengan kemarahan. Ketika kita membiarkan kemarahan terhadap orang lain atau frustrasi terhadap situasi kita bercokol dan menumpuk di hati kita, kita bisa mulai mengembangkan kepahitan dan kebencian. Seringkali kepahitan berakar ketika kita disakiti oleh orang lain atau kita merasa situasi yang kita alami tidak adil atau tidak adil. Kepahitan dimulai saat kita melekat pada kemarahan dan kebencian serta mulai menyimpan dendam.

Definisi Kepahitan Hati
Yang dimaksud dengan kepahitan adalah keadaan emosional berupa perasaan kecewa karena harapan yang tidak terpenuhi atau adanya persepsi diperlakukan tidak adil. Ketika seseorang membiarkan perasaan ini memburuk, suasana emosi negatif dapat meluas hingga menimbulkan masalah kesehatan fisik.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menderita penyakit ini memiliki tekanan darah dan detak jantung yang lebih tinggi, serta lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung dan penyakit lainnya.

Cabang-Cabang Kepahitan
  • Perasaan kesal saat Anda mengira seseorang telah menganiaya atau mempermalukan Anda di depan umum. Itu adalah keinginan untuk membalas orang tersebut dengan cara yang sama.
  • Dendam: Perasaan niat buruk yang menetap dan berkembang akibat penghinaan atau cedera di masa lalu.
  • Kemarahan: Ketidaksenangan yang hebat, yang jika dibiarkan, dapat berkembang menjadi kemarahan, kemarahan, dan kemarahan.

Tanda tanda Akar Kepahitan tumbuh dan menguasai dalam Hidup Kita cenderung untuk

  • Disaat Kita mendapati diri suka terus-menerus mengatakan sesuatu yang menghina tentang orang lain, perhatikan apa yang terjadi! Apa yang Kita katakan tentang orang itu adalah pertanda bahwa ada benih buruk yang mencoba berakar di hati.
  • Mencari-cari alasan untuk menghindar. Ya! Alih alih menghadapi inti masalahnya, ia lebih suka berputar putar menghindar dengan mengatakan bahwa dirinya tidak ada apa apa.
  • Terus terombang-ambing diantara keinginan dan kebencian. Inginnya sih lepas dari semua rasa sakit hati yang menghimpit-siksa, sehingga ia curhat minta tolong kemana-mana, namun pada saat yang sama ia tetap mabok dengan kebencian yang meraja rela.

Akar kepahitan adalah hal yang sangat mengerikan dalam hidup setiap orang. Akar itu bisa bertumbuh sehingga menghambat pertumbuhan kita dan itu benar-benar buruk!

Kepahitan bisa berkembang menuju kemarahan yang sangat ekstrim, kita akan bicara buruk mengenai sebuah objek yang kita benci dengan harapan bisa membohongi orang lain untuk setuju dengan kita dan membenarkan perasaan kita.       

Jika itu tidak disingkirkan dan dihancurkan maka kepahitan bisa menghancurkan orang itu sendiri, sedangkan orang yang ia benci mungkin tidak begitu banyak terpengaruh. Akar pahit timbul dimulai dari ketidak-waspadaan kita menjaga hati kita ketika kekecewaan datang menghampiri kita, kemudian kita menyimpannya dalam hati dan tanpa kita sadari ternyata semakin lama semakin bertumbuh hingga menjadi luka batin dan jika tidak segera “diobati” selanjutnya akan menimbulkan “akar pahit” yang menguasi hati kita. Jika tidak segera dicabut “akar pahit” maka menimbulkan “kanker” yang meracuni hati dan akan menghalangi serta menghambat berkat-berkat yang Tuhan telah sediakan baginya.


Beberapa situasi dan kondisi yang bisa menjadi penyebab Kepahitan dalam Hidup Kita sehari-hari

  • Ketika kita bertanya-tanya: “Ya Tuhan, tidakkah Engkau lihat betapa aku berjuang keras untuk membesarkan anak-anak ini sementara dia menjalani kehidupan mewah? Bagaimana Anda bisa membiarkan dia lolos begitu saja? Akulah yang tadinya setia, dan sekarang akulah yang sengsara sementara dia berbuat demikian! Apakah kamu tidak peduli padaku? Mengapa kamu tidak menghukumnya?”
  • Pengusaha yang jujur ​​melihat pengusaha yang curang menjadi makmur sementara dia terpuruk. “Ya Tuhan, bagaimana Engkau bisa berdiam diri dan membiarkan ini terjadi? Saya seorang pengusaha yang jujur, dan bisnis saya gagal! Bagaimana Anda bisa membiarkan dia melakukan pencurian seperti itu? Aku punya istri dan anak yang harus diberi makan, Tuhan; kenapa kamu melakukan ini padaku?”
  • Pasangan yang tidak memiliki anak merasa sedih ketika mereka melihat keluarga dengan beberapa anak dan mereka tampaknya tidak dapat memiliki satu pun. “Tuhan, mengapa Engkau tidak membiarkan kami mempunyai satu anak saja padahal orang lain mempunyai begitu banyak anak! Tidaklah adil jika kita tidak dapat memiliki satu anak pun untuk disayangi sementara begitu banyak anak yang diaborsi dan ditelantarkan! Ya Tuhan, kenapa Engkau melakukan ini pada kami?”

Hal-hal seperti Ini akan menjadi pola melingkar. Semakin kita memikirkan apa yang telah dilakukan, ketidakadilan yang kita alami dan derita, atau kerugian yang kita hadapi, semakin dalam pula akar kepahitan yang ada. Kita sudah tahu bahwa membawa beban kepahitan itu melelahkan.

Kepahitan mengeraskan hati kita di dalam dan wajah kita di luar. Penyakit ini juga menajiskan orang-orang di sekitar Anda karena penyakit ini menular.

Kepahitan biasanya mulai mengintip dari lubuk jiwa kita dalam bentuk pikiran negatif terhadap orang lain atau sikap masam, tajam, tidak percaya, sinis terhadap seseorang yang telah menyinggung perasaan kita. Jika akarnya tidak segera dicabut dan dicabut, kepahitan itu pada akhirnya akan menjadi pohon besar yang menghasilkan.



Cara mengatasinya

Inti dari masalah ini adalah bahwa pengampunan dari orang lain bisa menjadi
nyata dalam hidup kita hanya bila kita mau mengampuni diri kita sendiri. 

Melawan kepahitan sering kali berarti kita harus melepaskannya. Mungkin, kita harus memaafkan orang lain atas kesalahan yang dilakukan terhadap kita, atau berhenti mengasihani diri sendiri atau situasi kita. 

Kita mungkin harus melepaskan dendam atau kesalahan yang selama ini kita pegang erat-erat.

Bila memikul beban rasa bersalah karena belum mengampuni diri sendiri, mungkin inilah saatnya untuk menerima pengampunan dan mulai hidup baru. 

Dengan kata lain, menerima pengampunan sama dengan memulihkan kembali, memampukan kita hidup sebagaimana harusnya kita hidup’’. 

Pada akhirnya, mengampuni diri sendiri berujung pada iman. Iman dalam kekuatan pengampunan. 





Mata pelajaran Budi Pekerti Seorang anak 弟子规



Di Zi Gui

Di sekolah anak saya sangat kental pembelajaran akan arti budi pekerti sejak anak saya masih duduk dibangku SMP yang mana di adopsi dari kurikulum bangsa Tiongkok atau Chinnese yaitu dalam bahasa mandarinnya disebut Di Zi Gui / ”Budi pekerti seorang anak” ini sangat populer dikalangan pendidikan benua Asia, banyak sekolah-sekolah di beberapa negara Asia, memperkenalkan Di Zi Gui ini kepada anak didiknya, sebagai pendidikan moral dan budi pekerti.

Terlepas pembelajaran budi pekerti ini diadopsi bukan dari Indonesia bagi saya pribadi sih tidak masalah karena tujuannya baik dari kecil anak-anak diberikan paparan budi pekerti ini apalagi kebetulan pemilik sekolah dimana anak saya belajar adalah keturunan Tiongkok tapi sangat menjunjung tinggi Pancasila dan sangat mencintai bangsa Indonesia.

Penasaran saya coba googling mengenai arti dari pembelajaran yang menganut ajaran Di Zi Gui ini supaya bisa lebih memahami akan arti buat anak saya di masa depan dan hasiknya cukup membuat saya kagum, berikut ulasannya.

Bila saya pahami sejarah dari Di Zi Gui ini berawal dari buku berjudul Xün Meng Wen (Naskah Pencerah Batin) karya Li Yüxiu dari Dinasti Qing. Buku tersebut mengutip makna ayat dari buku berjudul Lun Yü bab keenam (Tentang Pelajaran). Lun Yü adalah buku khusus yang membahasa inti ajaran Kong Hu Cu. Pada masa itu, Di Zi Gui adalah pendidikan yang diajarkan kepada anak-anak serta menjadi salah satu bahan dari pendidikan keluarga.

Dalam pembelajaran Di Zi Gui ini menerangkan tentang budi pekerti seorang anak, dimana buku Dizigui disusun dengan format tiga aksara per kalimat; tiap-tiap sajak terdiri atas dua kalimat. Seorang cendekiawan bernama Jia Chunren dari Dinasti Qing menyusun ulang Xün Meng Wen ke dalam bahasa yang lebih sederhana dan mudah dimengerti, yang kemudian diberi judul Dizigui.

Ajaran moral dan standar dalam Di Zi Gui tidak didasarkan pada doktrin agama ataupun etnis tertentu sehingga dapat dipelajari oleh siapapun secara bebas. Kami berpikir bahwa Di Zi Gui juga baik untuk diajarkan kepada remaja, semua orang tidak tergantung usia, dan tentu saja tanpa dibatasi etnis atau kepercayaan."

Pada zaman Tiongkok kuno, buku ini adalah sebuah buku pegangan yang harus diajarkan oleh semua orang tua dan guru kepada anak atau muridnya. Semua anak atau murid bukan hanya mempelajarinya saja, tetapi semua arahan buku ini harus diterapkan dan benar-benar melekat pada diri anak, sehingga pada zaman Tiongkok kuno banyak menumbuhkan orang berbudi dan saleh yang terkenal di dunia sampai saat ini.[3]

Pada masa sekarang, Di Zi Gui sudah diterapkan di perusahaan-perusahaan besar di Malaysia, China, dan Singapura. Di Zi Gui juga dimasukkan sebagai bahan pelatihan sistem manajemen untuk staf dan karyawan. Dikatakan bahwa, selain terjadi perbaikan secara ekonomi, para karyawan juga merasa puas dan gembira bekerja di perusahaan tersebut. Anggota keluarga juga merasa aman dan bahagia karena anak, suami, atau istri mereka bekerja di perusahaan yang sangat manusiawi.

Pelajaran Budi pekerti ini akan memberikan tuntunan tentang tata cara berperilaku dalam seluruh aspek kehidupan dan keseharian kita. Misalnya sebagai anak kita harus berbakti dan patuh pada orang tua, hormat pada kakak, sayang pada adik dan santun, lembut dalam bertutur kata. Begitu pula dalam bergaul di masyarakat luas, kita harus sangat berhati-hati dan mawas diri, dalam pengertian, mampu mengendalikan cara berpikir, cara berbuat, dan cara bertutur kata.

Selain itu, kita harus mampu menjaga kebersamaan, jangan sampai mempertajam perbedaan. Tebarkan kasih sayang antar sesama, menyenangkan dalam bergaul, dan mampu belajar dengan tekun, meneladani orang-orang arif bijaksana serta selalu menepati janji.

Bila keseluruhan aspek moral, budi pekerti, akhlaq dan tata krama sudah dikuasai, berusahalah menambah dan mempelajari ilmu lain yang lebih bermanfaat. Agar seorang bisa menjadi anak yang berbudi luhur dan memiliki dedikasi yang tinggi.

Dari sisi tujuan pendidikan

Zaman dahulu, orang tua di China berpendapat bahwa pembentukan perilaku luhur dan etika harus diutamakan, baru mempelajari ilmu lain. Karena kalau anak tidak dididik dengan benar, ilmu lain yang ia pelajari bisa menjadi bumerang bagi bangsa dan negara. Tujuan pendidikan Di Zi Gui ini adalah untuk membentuk manusia seutuhnya, sehat jasmani dan rohani, jadi andalan keluarga, dan terakhir mengabdi kepada bangsa dan negara.


Berikut adalah Uraian isi dari Di Zi Gui.


Bakti Pada Orang Tua ( menerima nasihat )

Dalam hubungan antara anak dengan orang tua, rasa santun, hormat, patuh dan berbakti, harus diutamakan. Bila orang tua memanggil harus segera di jawab, jangan mengabaikannya, jangan acuh tak acuh.

Bila orang tua menugaskan kita untuk melakukan sesuatu, segera laksanakan. Jangan mencari-cari alasan untuk menundanya. Jangan malas, apalagi menolak tugas itu. Bila orang tua memberi petunjuk dan nasihat, dengarkan dengan seksama dan ikuti dengan perbuatan. Orang tua pasti akan mengajarkan kita ilmu dan adab yang luhur, bersih dan lurus. Nasihat itu pasti akan menyelamatkan kita dalam bergaul ditengah masyarakat luas. Oleh karena itu, dengarkan nasihat itu dengan hormat, santun dan rasa kagum, lalu praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bila kita terlanjur salah, khilaf dan keliru lalu ditegur atau dimarahi orang tua, jangan membantah. Kita harus menerima teguran itu dengan lapang hati dan berjanji pada beliau untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jangan buat orang tua bersedih hati melihat kelakukan kita yang salah tapi tidak mau memperbaiki diri. Anak yang berbakti akan senang membaca petunjuk ini, sementara anak durhaka tidak akan senang dan mungkin marah.


Menyenangkan Hati Orang Tua

Orang tua sudah berbuat sangat banyak untuk kepentingan kita. Maka sangat layaklah kiranya kalau kita berusaha membalasnya, dengan melayani kebutuhan orang tua kita dengan seikhlas-ikhlasnya, sebaik-baiknya dan sepenuh hati.

Ada 24 langkah berbakit bagi seorang anak, dikisahkan seorang anak bernama Huang Xiang, yang sangat sayang pada orang tuanya. Dia sangat memikirkan dan mengusahakan agar orang tuanya selalu bisa tidur dengan nyenyak. Bila musim panas datang, dia segera mengganti seprei dengan yang tipis, yang menyerap keringat dan yang sejuk. Bila perlu, kipasi dulu tempat tidurnya sebelum beliau menggunakannya. Sebaliknya bila musin dingin tiba, dia bergegas pula mengganti sepreinya dengan yang lebih tebal dan hangat beberapa lapis. Bila perlu dia menghangatkan dulu tempat tidur beliau dengan berbaring diatasnya.

Contoh budi pekerti Huang Xiang ini perlu kita teladani. Biasakanlah mencari dan memperhatikan orang tua kita terlebih dahulu. Begitu kita bangun pagi sapa beliau dengan santun dan tanya apa keperluan beliau. Begitu pula setiap pulang ke rumah dari perjalanan ke suatu tempat, temui dulu beliau, sapa dengan santun dan tanya apa keperluan beliau. Ceritakan apa pengalaman dan apa yang kita lihat selama perjalanan itu, agar beliau tenang dan senang.

Setiap kita hendak bepergian, harus pamit dan minta izin lebih dulu kepada beliau. Beritahu kemana kita akan pergi dan apa tujuannya. Begitu pula setiap kita pulang dari bepergian, sapa dulu beliau dan laporkan kejadian dalam perjalanan kita tersebut.

Hal lain yang akan membahagiakan orang tua adalah kemantapan kita dalam beraktivitas dan berkegiatan. Jangan sampai kita seperti orang yang selalu gelisah, tidak berketetapan hati, suka berganti-ganti pekerjaan, kegiatan dan profesi. Kemantapan dan ketekunan kita dalam suatu kegiatan akan membawa kita semakin ahli dalam kegiatan tersebut, dan hal itu akan semakin membahagiakan orang tua.


Jangan Mendahului Orang Tua

Keberanian menuntaskan sesuatu hal adalah suatu sifat yang dibutuhkan. Namun proses untuk bisa menuntaskan sendiri itu sangatlah panjang dan harus melalui latihan yang berulang kali. Pada masa kita masih perlu dibimbing dan dididik orang tua, belajarlah lebih banyak cara mengambil keputusan dari orang tua, sebelum mampu melakukannya sendiri.

Walaupun untuk urusan sekecil apapun, jangan sembarangan mengambil keputusan. Haruslah melapor, berdiskusi dan berkonsultasi terlebih dahulu dengan orang tua. Bila kita terlalu mudah mengambil keputusan sendiri, banyak kemungkinan akan melakukan kesalahan yang merugikan. Terlalu berani berinisiatif tanpa konsultasi ini juga melanggar kodrat.

Orang tua kita akan sangat khawatir akibat kesalahan kita dalam mengambil keputusan atau inisiatif. Perbuatan ini jelas merupakan perbuatan yang tidak berbakti. Walaupun kita sangat menyukai suatu benda yang bukan milik kita,jangan sampai kita mengambilnya. Meskipun benda itu kelihatannya kurang berharga, kalau belum menjadi milik kita, jangan diambil dengan cara apapun juga.

Kalau ini dilakukan, maka orang tua kita pasti akan merasa malu dan kecewa. Nama baik kita pun akan tercela karenanya. Alkisah, ada seorang Jenderal yang terkenal bersih di jaman Dinasti Jin bernama Tao Kan. Dia menjadi terkenal karena didikan ibundanya yang disiplin dan keras. Pernah suatu kali, sewaktu Tao Kan masih pegawai rendahan di pabrik pengolahan ikan, dia mengirimi sang ibunda dengan sekaleng ikan asin yang sebenarnya milik negara. Ibundanya marah dan mengembalikan kaleng itu kepada anaknya disertai sepotong kata bijak yang mendidik. Sebagai pejabat kecil saja, kau sudah mengambil barang milik negara. Ini perbuatan yang tidak terpuji.


Menyenangkan Orang Tua

Barang-barang yang disenangi orang tua harus kita siapkan. Perbuatan yang disenangi orang tua harus kita lakukan dengan sebaik mungkin. Sebaliknya barang-barang dan perbuatan-perbuatan yang tidak disenangi orang tua harus kita jauhkan. Berusahalah merubah tingkah laku yang buruk.


Menjaga Kesehatan Jiwa Dan Raga

Orang tua akan sangat cemas dan khawatir bila kita sakit, terluka atau badan kumuh dan tidak terawat. Oleh karena itu, kita harus menjaga kesehatan jasmani, jangan sampai sakit, terkilir dan terluka.

Jangan sampai kelalaian kita membuat orang tua kita cemas. Orang tua juga akan malu apabila tingkah laku kita tidak baik. “ Zeng Zi berkata “ Rambut, kulit dan badan ini berasal dari orang tua, karena itu tidak boleh sembarangan dilukai atau disakiti sehingga perlu di jaga. 


Menghadapi Berbeda Pendapat Dengan Orang Tua

Pada dasarnya, orang tua menyayangi anaknya dengan sepenuh hatinya. Oleh karena itulah kita harus berbakti dan perbuatan berbakti itu sebenarnya tidaklah sulit. Yang kadang-kadang terasa sakit adalah bila kita berbeda pendapat dengan orang tua kita. Suatu kali mungkin kita merasa orang tua kita terlalu kolot, maka disinilah dibutuhkan kepatuhan seorang anak. Bila terjadi keadaan seperti diatas, maka kita harus dengan lapang dada mengikuti cara beliau itu dan tetap berbakti. Kita harus berusaha memahami mengapa beliau begitu.

Beliau pasti sayang kita. Mungkin ilmu dan pengalaman hidup kita yang belum mencukupi. Kita harus berani melakukan introspeksi secara jujur lalu memperbaiki diri sehingga sesuai dengan kehendak orang tua. Adab berbeda pendapat seperti ini sungguh amat sulit, sehingga adab ini adalah adab terpuji yang harus dilatih semua anak yang ingin berbakti.


Menghadapi Orang Tua Yang Tersalah

Bagaimanapun hebatnya orang tua kita adalah manusia biasa yang tidak luput dari berbuat salah, keliru dan terlanjur. Bila sekali waktu beliau terlanjur berbuat salah kita hrus tetap hormat pada beliau, memahami beliau dan setahap demi setahap mengingatkan beliau.

Mengingatkan ini harus dilakukan dengan santun, hati-hati, tulus dan perlahan-lahan dengan tutur kata yang lembut, penuh kasih sayang dan sikap manis yang menyenangkan. Bila pada tahap awal beliau belum bisa menerima koreksi dan pendapat kita, maka kita tetap harus sabar dan penuh kesantunan mencobanya lagi. Carilah hari lain di waktu hati beliau lebih santai dan terbuka, coba dan coba lagi. Walau sampai keluar air mata saking sedihnya, tetaplah bermohon pada beliau untuk berubah sikap.

Walau mungkin beliau sampai terlupa lalu memukul kita, jangan menyesal dan putus asa. Selalulah tetap mencoba. Kalau beliau dibiarkan terbiasa berbuat salah yang berulang-ulang, bisa merugikan kita semua.


Mengurusi Orang Tua Sakit Sampai Meninggal 

Orang tua kita dalam mengurusi kita, kadang-kadang sampai melupakan kebutuhan dan kesehatannya sendiri. Kadang-kadang kita mendapati beliau sakit. Beliau butuh perhatian dan kasih sayang anaknya yang tulus dan sungguh-sungguh. Kita harus mengerahkan daya upaya dan dana kita untuk mengobati beliau. Kita harus menjaga beliau dengan baik, menyelimuti jangan sampai kedinginan, menyuapi beliau jangan sampai kurang asupan gizi, mengurut beliau, membelai beliau dan menunjukkan kasih sayang kita.

Bila ternyata penyakit beliau bertambah parah, harus ditambah pula perhatian dan kasih sayang kita. Jangan tinggalkan beliau barang sekejap pun. Pagi, petang, siang dan malam urus kebutuhan beliau dan jaga beliau dengan baik.

Bila akhirnya beliau dipanggil Yang Maha Kuasa, tunjukkan kesedihan dan kedukaan yang mendalam secara bersungguh-sungguh, bukan dibuat-buat dan pura-pura. Kehilangan beliau adalah kehilangan penerang hidup kita sehingga kita benar-benar berduka. Selama masa berduka atau berkabung itu, kita hrus mengatur semua tingkah laku dan cara bicara kita. Janganlah segala kebaikan dan kasih sayang serta pengorbanan yang telah beliau berikan kepada kita, yang tanpa pamrih dan tanpa mengharap balas jasa, kita abaikan begitu saja.

Berterima kasihlah kepada beliau dan tetaplah mengingat jasa dan kebaikan beliau. Oleh karena itulah, dalam masa berkabung itu kita harus meninggalkan kebiasaan bersenang-senang, jangan meminum minuman yang memabukkan dan bahkan jangan makan makanan yang mewah dan berlebihan. Dahulu kala, masa berkabung ini bahkan sampai tiga tahun.

Upacara penghormatan jenazah orang tua kita yang telah wafat pun harus dengan mengikuti kaidah yang logis. Jangan sampai berlebih-lebihan melebihi kemampuan kita yang wajar. Jangan sampai demi gengsi, dihamburkan dana secara berlebihan. Adalah kebiasaan yang salah bila dalam penyelenggaraan jenazah inikita pamer keberadaan keuangan kita dengan membuang uang secara percuma. Cara ini hanyalah menonjolkan kesombongan keuangan kita untuk menutupi sikap yang sebelumnya kurang berbakti pada orang tua.

Sebaliknya tidak boleh pula dilaksanakan dengan sembarangan saja. Prosesi penghormatan jenazahnya harus dilakukan dengan khidmat dan sepenuh hati serta tetap menaruh hormat, sama seperti hormatnya kita sewaktu beliau masih hidup.


Mengenai Hubungan Saudara-Saudara / Kasih Sayang Dengan Saudara

Sesama saudara haruslah saling menyayangi. Sebagai kakak haruslah melindungi dan menyayangi adik-adiknya. Sebagai seorang adik, sebaliknya haruslah hormat pada `kakak-kakaknya.

Dengan demikian adik haruslah bisa rukun bernaung hidup dalam satu atap dengan kakaknya, begitu pula sebaliknya. Bila antara bersaudara terlihat rukun dan bahagia, maka orang tua akan merasa senang.

Dalam bergaul di masyarakat janganlah selalu menghitung untung rugi. Menghitung-hitung untung rugi ini seringkali menimbulkan rasa marah dan emosi yang tak terkendali.

Sebaliknya, selalulah bertutur kata yang santun, suka mengayomi, melindungi, suka mengalah, berbicara dengan lembut, tidak menggunakan kata-kata kotor dan mampu mengendalikan emosi. Semua perilaku di atas akan menghindarkan seseorang dari pertikaian dan pertentangan yang tidak perlu atau rasa `benci dan amarah.

“Tutur bahasa adalah pintu malapetaka atau bisa juga menjadi pintu keberuntungan. Nabi Khongcu/ Kong Fu Zi membagi ajarannya dalam empat cabang ilmu yaitu ilmu budi pekerti, tutur bahasa, sosial politik dan sastra. Dari kutipan tadi dapat dipahami bahwa tutur bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam ajaran Kong Fu Zi “.


Sopan Santun Dengan Saudara

Pendidikan sopan santun (etika-tata krama) haruslah dimulai sejak dini, semenjak usia belia. Dalam seluruh kegiatan sehari-hari, tata krama ini harus dipraktekkan. Mulai dari tata cara makan, duduk atau berjalan. Kita dituntun untuk senantiasa rendah hati dan selalu mengalah.

Yang sulung dan yang bungsu selalu ada urutannya. Jangan lupa memprioritaskan yang tua lebih dahulu, baru yang muda, sehingga yang lebih muda selalu mengalah. Bila seorang yang lebih tua memanggil seorang yang lebih muda dan orang yang dicari tidak ada ditempat pada waktu itu, maka kita yang lebih muda harus berinisiatif untuk menemui saudara yang lebih tua itu. Dan bertanya padanya, apa ada sesuatu yang bisa dibantu.

Kalau kita bisa membantu mengerjakannya, bantulah. Bila kita tidak mampu melakukannya maka janjikanlah, bahwa kita akan membantu menyampaikannya kepada yang bersangkutan.

“Tujuan utama kehidupan ini adalah mengabdi, bukanlah memiliki “ Anak-anak muda harus selalu ingat pepatah diatas. Membantu orang lain adalah sumber kebahagiaan.


Bila Bersama Sesepuh Di satu Tempat

Berada disuatu tempat dengan sesepuh, harus ikuti kegiatan beliau. Bila beliau masih berdiri, kia pun harus ikut berdiri. Bila beliau belum mempersilahkan duduk, janganlah duduk terlebih dahulu.

Bila berbicara dengan sesepuh, suara harus lembut dan tenang. Bila menjawab pertanyaan beliau. Suara harus sedemikian rupa pasnya, jangan terlalu kecil sehingga tidak terdengar.

Bila kita ada keperluan menghadap sesepuh harus dengan cekatan tampil ke depan dan bila telah selesai, kembali ke tempat semula dengan perlahan. Bila sesepuh menyampaikan atau bertanya tentang sesuatu, dengarkanlah dulu dengan seksama dan penuh perhatian. Jangan mendengar dengan mata yang melirik ke kanan kiri. Sering terjadi orang yang bertutur sapa hanya sekedar basa basi tanpa diikuti dengan kesungguhan hati. Pikiran dan perhatiannya tidak tertuju pada sesepuh yang sedang dihadapinya.


Bakti Pada Sesepuh Dan Keluarganya

Berurusan dengan para sesepuh, misalnya paman bibi dan keluarganya haruslah dengan sikap sopan, hormat dan berbakti pada beliau seakan kita berhadapan dengan orang tua kita sendiri.

Begitu pula berhubungan dengan keluarga beliau. Saudara sepupu kita misalnya, haruslah pula bersikap sayang dan hormat seperti kita sayang dan hormat pada saudara kita sendiri.


Hormat Dan Santun Pada Sesepuh 

Menyapa sesepuh tidak boleh memanggil namanya secara langsung. Dihadapan sesepuh harus rendah hati, hormat dan santun. Jangan berlagak berlebihan (over acting) memamerkan kelebihan, kebolehan dan kemampuan diri. Kecongkakan seperti ini akan merugikan kita dan sesepuh akan berpikir dua kali untuk membantu dan membimbingnya.

Bila bertemu sesepuh di jalanan, jangan menghindar, harus berilah salam dengan menghadapkan muka pada beliau. Bila sesepuh, karena suatu alasan tertentu tidak memberi reaksi, beranjaklah mundur dan jangan repotkan beliau.  

Dahulu kala, bila bertemu sesepuh sementara kita berada di dalam kereta (baik mengendarai sendiri maupun menumpang), segeralah turun dari kendaraan dan beri salam.

Tunggulah dulu hingga beliau meninggalkan tempat itu sampai berjarak agak jauh, beberapa ratus langkah, barulah kita boleh melanjutkan perjalanan. Memberi kesempatan kepada sesepuh untuk berjalan lebih dahulu, itu merupakan wujud penghormatan kepada sesepuh.


Mawas Diri

Menghargai Waktu. Sebagai seorang anak, kita harus bisa menghargai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kita harus bangun pagi dan tidur tidak terlalu cepat. Tapi hal ini bukan berarti harus begadang atau tidur larut malam. Kebiasaan ini bukan hanya tidak baik terhadap kesehatan, juga akan mempengaruhi kekuatan fisik kita dalam beraktivitas di siang hari.

Bumi tidak pernah berhenti berputar. Waktu tetap berjalan tanpa kenal henti. Masa muda harus dihargai. Pepatah mengatakan : kalau waktu muda tidak giat berusaha maka pada masa tua akan menyesal.

Biasakanlah hidup disiplin dan teratur. Bangun pagi segera mandi, cuci muka, berkumur-kumur agar kesegaran timbul, semangat tumbuh dan itu adalah awal dari hari yang cerah. Sehabis buang air, baik buang air kecil maupun buang air besar, cuci kedua tangan dengan bersih. Biasakanlah hidup bersih sehingga kesehatan kita terjaga. Ingat penyakit bisa menular, bila kita tidak mencuci tangan dengan bersih dan baik. Kebersihan adalah pangkal kesehatan.


Jaga Keterampilan

Penampilan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.Tata busana harus bersih, rapi serasi. Bila memakai topi harus pas ukuran, warna dan tempatnya. Kancing baju terpasang rapi, kaus kaki terpasang rapi, ikat pinggang dikenakan rapi. Semua ini akan membuat jalan kita gagah, tidak lingling bagai orang tersandung. Kerapihan dan keanggunan harus diutamakan dalam berbusana. Busana mencerminkan citra pribadi kita.

Tiba di rumah dari perjalanan, semua harus dikembalikan pada tempatnya. Baju, topi, sepatu, kaus kaki dan lain-lain harus dikembalikan ke tempat yang telah disiapkan semula agar sewaktu akan mengenakannya lagi tak perlu mencari kemana-mana. Barang besar dan berat tempatkan di bagian yang mudah dijangkau. Barang halus kecil tempatkan pada posisi yang mduah dicari. Membiasakan hidup teratur dan rapi sudah merupakan separuh dari kesuksesan pekerjaan kita.


Berlakulah Hemat Dan Seimbang

Dalam berpakaian, jangan pilih karena mahal, bermerk dan mewahnya. Pilihlah karena kerapihan dan kebersihannya. Pertimbangkan pula kecocokannya dengan status diri dan kondisi tempat yang akan kita kunjungi. Juga sangat penting pertimbangan kemampuan keuangan kita untuk membelinya.

Kita harus bisa mengelola keuangan keluarga dengan seimbang (proporsional). Jangan demi gengsi dan pamer diri, dipaksakan membeli pakaian yang berharga tinggi. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu adalah pemborosan. Pepatah kita mengatakan hemat pangkal kaya.

Dalam hal makanan jangan terlalu memilih-milih. Apa yang ada manfaatkan dan konsumsi sebaik-baiknya. Bisa terjadi disuatu ketika nanti, disuatu tempat tertentu kita tidak memperoleh makanan yang kita mau, sehingga kita harus bisa menerima apa adanya. Maka kebiasaan tidak memilih-milih apa yang akan dimakan ini akan sangat berguna.

Makanlah secukupnya jangan berlebihan dan teratur pada waktunya. Bila ini dilakukan, kita akan terhindar dari kegemukan, yang hanya menambah beratnya beban tubuh yang disangga kaki dan akhirnya merusak kesehatan.

Minuman keras dan beralkohol dan Narkoba harus dihindarkan sejauh-jauhnya, karena sangat merugikan kesehatan. Kita harus patuh pada hukum yang melarang minuman yang memabukkan. Remaja muda dan anak-anak yang belum dewasa harus berpantang minuman keras. Orang yang sudah dewasa pun tetap jangan meminum keras apalagi berlebihan.

Lihatlah orang yang mabuk. Dia berkelakuan sangat buruk, melantur dan berbuat tidak terpuji. Dalam keadaan mabuk, kebejatannya akan terkuak semua.Ini adalah sumber malapetaka. Yang tidak kalah berbahayanya adalah mengkonsumsi narkoba dan obat-obat terlarang lainnya. Katakan “TIDAK UNTUK NARKOBA “ semua itu akan menghilangkan harkat dan martabat manusia. 


Bersikap Gagah Namun Tetap Sopan

Sewaktu berjalan langkah harus mantap dan pasti, jangan tergopoh-gopoh, jangan terburu-buru tapi jangan pula lamban tak bertenaga. Berdiri harus tegak dan gagah. Busungkan dada, tegakkan kepala, bersemangat penuh gairah. Badan tidak boleh membungkuk lemah dan lunglai tak bersemangat.

Berinteraksi dengan orang lain haruslah dengan rasa hormat yang tinggi dan sungguh-sungguh, jauh dari basa basi dan asal-asalan. Misalnya menyapa orang lain baik dengan cara membungkuk hormat (soja) maupun mengangguk harus dengan sikap hormat yang ikhlas dan sungguh-sungguh dari hati kecil, bukan asal-asalan dan basa-basi.
topik pembicaraan yang memang perlu diketahui orang lain. Hal-hal yang tidak pantas didengar, jangan diobral

Jaga lidahmu, berbicara dengan hati-hati, jangan menyinggung perasaan orang lain, ngegombal, ngegosip dan yang menjurus pada pornografi. Ucapan yang keluar dari mulut kita haruslah sesuatu yang benar-benar punya arti dan maksud yang jelas. Jangan berbicara yang muluk-muluk tak berarti.

Jauhilah ucapan-ucapan yang membuat orang bingung, ucapan yang berselera rendah, jorok dan kotor. Ucapan kasar dan prilaku yang biasa dipakai para berandalan di jalanan, seyogyanya tidak keluar dari mulut orang yang berakhlak baik.

Bicaralah Apa Yang Diketahui Dan Hindari Gosip

Persoalan apapun, sebelum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, jangan sembarang memberikan komentar. Sebelum mengerti dulu persoalannya jangan sebar luaskan. Jangan sampai terjadi yang tidak kita inginkan. Gosip akan berhenti di hadapan orang bijak. Janganlah terpengaruh dengan gosip-gosip.

Jangan membuat janji sembarangan menyangkut hal-hal yang tidak masuk akal. Jika telah melakukan janji kosong, maka akan berakibat salah langkah. Maju salah, mundur pun salah.

Ucapan harus tegas dan jelas, oleh karena itu berbicaralah dengan tenang, mantap dan utarakan maksud dengan jernih. Janganlah terburu-buru, sehingga permasalahannya menjadi kabur.

Jika bertemu dengan orang yang menyampaikan gosip, dengarkan saja, analisa dengan bijaksana, jangan terpengaruh, apalagi ikut-ikutan. Jika itu urusan pribadi orang lain dan tidak berhubungan dengan kita, jangan ikut campur.


Introspeksi Dan Kaji Diri

Kita harus belajar dan mencontoh kelebihan dan kearifan orang lain. Timbulkan niat untuk belajar dan mencontohnya. Walaupun mungkin rasanya sulit dan kemampuan kita belum memadai, tetaplah berusaha, bertekadlah untuk melakukan kebaikan seperti orang arif itu.

Sebaliknya bila melihat dan menemukan kelemahan atau perbuatan orang lain yang tidak terpuji, mawas dirilah, hati-hati jangan sampai terikuti. Kaji diri, introspeksi, apakah diri kita memiliki juga kekurangan seperti itu.

Kalau ternyata kitapun memiliki kelemahan yang sama, segera perbaiki diri. Lalu berusahalah lebih waspada, jangan terulangi. Belajarlah seperti orang bijak, kaji diri bila melihat kekurangan orang lain. Bila ternyata kita tidak melakukan perbuatan seperti itu, tetaplah waspada dan jangan sampai suatu hari nanti kita tergelincir.

Orang baik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah, tapi orang yang segera memperbaiki diri setelah terlanjur berbuat salah.

Nabi Kongcu/ Kong Fu Zi berkata : Mengerti kesalahan dan bisa mengubahnya adalah kebajikan yang terbesar. Tambahnya lagi : orang yang tahu malu adalah orang yang pemberani.


Kasih Sayang/Kesamaan Manusia 

Semua manusia pada dasarnya sama, berasal dari yang satu, sehingga semuanya adalah serumpun. Jangan sampai ada perbedaan-perbedaan yang mengundang pertikaian berdasarkan ras, keturunan, warna kulit, golongan ataupun agama.

Semua manusia harus saling berkasih sayang dan saling bekerja sama. Semua manusia berasal dari satu kandungan alam semesta ini. Jangan dibesar-besarkan perbedaan saya dengan kamu. Semua harus saling membantu, bekerja sama demi menjaga keharmonisan dan kesejahteraan kehidupan bersama. Orang bijak mengatakan : binatang bertahan hidup dengan saling mengalahkan, manusia bertahan hidup dengan saling kerjasama.


Arif Bijaksana, Dekati/bergaulah dengan Orang Arif

Manusia itu sangat beragam. Ada yang baik, ada yang jahat. Ada yang cerdas, ada yang terbelakang. Ada yang gagah lengkap dan ada yang cacat. Manusia pada umumnya (orang kebanyakan) akan terpengaruh keadaan, mengikuti kecenderungan arus mode. Namun manusia arif bijaksana amatlah langka.

Bila ada seseorang yang berbudi luhur tampil ditengah masyarakat, serta merta dia akan menjadi pusat perhatian. Orang akan menganguminya dan dia jadi panutan. Ucapannya mengandung kebenaran, lepas dari kepentingan pribadi. Dia tidak menjilat. Dia tidak punya rahasia-rahasia. Semua orang hormat padanya.

Bila ada kesempatan, belajarlah pada orang arif. Mereka akan membimbing kita untuk maju. Kesalahan dan kekurangan kita akan menyusut. Bila enggan, tidak mau berguru pada orang arif itu, kita akan menderita dengan kesengsaraan yang tak berujung.

Karena manusia berakhlak rendah akan menyusup menyelinap, untuk mengajak kita berbuat yang tidak terpuji sehingga dari hari ke hari dosa kia akan semakin menumpuk. Tingkah laku dan ucapan kita akan ikut terpengaruh, menjadi jahat dan berbisa, yang akhirnya akan menjerumuskan kehidupan kita.


Dahulukan Ajaran Moral Baru Ilmu Pengetahuan Dan Seni Rupa

Ilmu Dan Amal

Bila kita sudah banyak membaca, sudah banyak berbekal teori tentang kebajikan, sudah banyak belajar, tapi tidak bisa mempraktekkannya, maka akan sia-sialah pembelajaran kita. Buat apa banyak belajar bila kita tidak mampu bakti kepada orang tua, tidak hormat pada sesepuh, tidak mampu memegang janji, tidak mampu berkasih sayang dengan sesama dan tidak mampu berbuat arif bijaksana.

Bisa jadi orang rajin membaca buku, punya bekal sedikit ilmu tapi kalau tidak bisa dipraktekkan, semua itu hanya akan menambah tabiat buruk kita yang hanya memahami kebenaran semu. Buat apa belajar dan membaca kalau akhirnya kita menjadi manusia yang tidak realistis,

Namun sebaliknya, bila kita hanya bisa berbuat dan berbuat terus tanpa dibekali ilmu dan malas membaca, maka perbuatan kita itu tidak terarah. Perbuatan tersebut hanya akan mengikuti kehendak hati pribadi saja tanpa landasan yang benar. Hal ini akan memutar balikkan kebenaran dan itu sangat salah.

Nabi Kongcu/ Kong Fu Zi mewasiatkan : belajar terus tanpa pernah mempraktekkannya akan menimbulkan kebimbangan. Namun berbuat terus tanpa mau belajar akan menjadi berbahaya.

adalah karena situasi batin yang tidak tenang. Tata letak buku bacaan, juga harus sedemikian rapi dan sistematisnya. Kelompokkan buku dalam kelompok yang sama sesuai klasifikasinya. Bila telah usai membaca, tempatkan kembali buku tersebut ke tempatnya semula

Bila ada urusan penting yang membuat kita harus meninggalkan ruang baca dengan mendadak, kembalikan dulu buku yang tengah dibaca ke tempatnya semula, baru boleh meninggalkan tempat. Buku adalah intisari kecerdasan orang-orang bijak.

Bila buku sampai rusak karena dibaca, cepat diperbaiki, ditambal, dijahit atau dilem agar tidak cepat rusak. Orang dahulu, sangat sulit mendapatkan buku. Oleh karena itu, bila ternyata rusak harus diperbaiki dan ditambal terus.

Buku-buku picisan yang bukan dikarang orang-orang bijak dan suci harus segera dicampakkan. Jangan sampai jiwa dan pemikiran kita sempat terkontaminasi atau tercemar. Bila hati kita ditutup untuk suatu ilmu kebajikan, maka pikiran akan menjadi kotor, tidak sehat, lalu bila kita sering berhadapan dengan suatu kesulitan atau rongrongan, kita akan cepat menjadi putus asa.

Sayangilah diri sendiri, perluaslah wawasan. Jangan suka menyalahkan orang lain. Kalau kita menemui sesuatu yang tidak berkenan di hati, introspeksilah, kaji diri. Tingkatan orang bijak dan suci memang tinggi sekali. Tapi bila kita ada kemauan untuk mencapainya, kita akan mampu juga seperti mereka dengan melatih diri, namun dituntut kesungguhan untuk selalu mencoba dan mencoba lagi.

Meng Zi berkata : orang terhormat maupun orang biasa, yang terbaik dari mereka itu adalah orang yang selalu berusaha menjadi baik.

Semoga bermanfaat bagi diri kita sehari-hari maupun keluarga.