Pada komputasi Cloud pengguna tidak butuh pengetahuan dasar komputasi desktop, piranti lunak di desktop dan instalasinya. Yang dibutuhkan adalah tahu apa yang perlu dan bagaimana menemukan layanan yang menyediakannya di internet.
Network Computing diasosiasikan dengan workstation yang mengambil sebagian besar sumberdayanya dari server, sehingga disebut thin-client dibandingkan dengan komputasi desktop (stand alone) yang disebut fat-client. Meski kemudian akhirnya tidak terlalu banyak dibicarakan lagi (komputasi desktop secara de facto lebih dominan), visi Netscape tersebut ternyata masih belum mati, karena baik thin-client maupun fat-client saat ini mengambil terhubung dengan jaringan dan fat-client diperlakukan seperti thin-client dengan mengambil sebagian besar sumberdayanya di komputer sentral.
Cloud computing membantu konsumen dan pebisnis untuk menggunakan aplikasi tanpa melakukan instalasi, mengakses file pribadi mereka di komputer manapun dengan akses internet.Teknologi ini memungkinkan efisiensi lebih dengan memusatkan penyimpanan, memory, pemrosesan, dan bandwith.
Contoh perusahaan yang sudah menerapkan konsep cloud computing adalah Yahoo email atau Gmail yg mana anda tidak perlu software atau server untuk menggunakannya. Semua konsumen hanya perlu koneksi internet dan mereka dapat mulai mengirimkan email.
Software manajemen email dan serber semuanya ada di cloud (internet) dan secara total dikelola oleh provider seperti Yahoo, Google, etc. Konsumen hanya perlu menggunakan software itu sendiri dan menikmati manfaatnya.
Analoginya adalah, "Jika anda membutuhkan susu, kenapa membeli sapi?" Yang semua pengguna butuhkan adalah manfaat menggunakan software atau hardware seperti mengirim email dll. Hanya untuk mendapatkan manfaat ini (susu) mengapa konsumen harus membeli sapi (software/hardware).
Cloud computing dipecah ke dalam 3 segmen : aplikasi, platform, dan infrastruktur. Setiap segmen memberikan tujuan dan penawaran produk yang berbeda untuk pebisnis dan individual di seluruh dunia.
Infrastructure-as-a-Service
Infrastructure-as-a-Service seperti Amazon Web Services menyediakan beberapa virtual server dengan alamat IP unik dan sejumlah blok wadah penyimpanan sesuai permintaan. Para pelanggan menggunakan application program interface (API) milik si provider untuk memulai, menghentikan, mengakses dan mengkonfigurasi virtual server dan wadah penyimpanannya. Pada dunia usaha, cloud computing memungkinkan perusahaan untuk membayar hanya sebesar kapasitas yang dibutuhkan, dan membawa item untuk online lebih banyak segera setelah dibutuhkan. Oleh karena model “bayar sesuai yang digunakan” juga menyerupai model sebagaimana listrik, bensin dan air dikonsumsi, maka kadangkala disebut juga utility computing.
Platform-as-a-service
Platform-as-a-service pada cloud didefinisikan sebagai serangkaian perangkat lunak dan alat-alat pengembangan produk yang ter-host pada infrastruktur provider. Developer menciptakan aplikasi pada platform provider melalui Internet. Provider PaaS mungkin menggunakan API, portal website atau perangkat lunak gateway terpasang pada komputer pelanggan. Force.com, (sebelumnya bernama Salesforce.com) dan GoogleApps adalah beberapa contoh dari PaaS. Developer perlu memahami bahwa saat ini tidak ada standar untuk interoperabilitas atau portabilitas data pada cloud. Sebagian provider tidak akan mengijinkan perangkat lunak yang dibuat oleh pelanggannya dipindahkan dari platform provider.
Software-as-a-service
Sedangkan pada model cloud software-as-a-service, vendor mensuplai infrastruktur perangkat keras, produk perangkat lunak dan interaksi dengan user melalui portal front-end. SaaS merupakan pasar yang sangat luas. Layanan-layanannya bisa bervariasi mulai dari email berbasis-Web sampai inventory control dan pemrosesan database. Oleh karena service provider meng-host baik aplikasi dan data, maka end user bebas menggunakan layanan layanan itu dari manapun.
Kelebihan Cloud Computing.
Pemakai selalu dapat memakai versi terbaru dari program yang dipakainya.
Karena program ini dapat dipakai pengguna dari seluruh dunia, maka kalau ada masalah, segera diketahui dan diperbaiki.
Program dapat dipakai bersama-sama, sehingga kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan oleh 10 orang misalnya, dapat dikerjakan bersama-sama pada waktu yang berbeda-beda, dari tempat yang berlainan.Jadi tidak perlu lagi ada rapat di suatu tempat, karena akan memboroskan waktu, tenaga, dan sumber daya (listrik untuk AC dan lampu, nyamikan atau sesaji buat para peserta rapat, belum lagi waktu yang dipakai untuk ngobrol di sela-sela rapat).
Relatif murah, karena pemakai tidak dibebani biaya apapun, kecuali menginginkan fasilitas tambahan. Bahkan data pun dapat disimpan di Internet (kita tidak perlu tahu disimpan di negara mana, atau server yang mana, yang penting data aman tersimpan di sana dan mudah diakses sewaktu-waktu).
Resiko/kekurangan memakai Cloud Computing
Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda sebaiknya mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda investasikan sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:
Service level - Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk memahami service level yang anda dapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
Privacy - Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh orang lain tanpa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
Compliance - Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati-hati dalam hal penyimpanan data.
Data ownership - Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
Data Mobility - Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus ?
Jika pada IT Industri yang baru saja mengeksplorasi teknologi cloud ada beberapa cloud service yang sudah cukup mapan dan dapat di pertimbangkan misalnya sebagai e-mail service. Namun untuk masalah sekuriti, dengan mengembangkan internal infrastruktur IT Industri tersebut menjadi model cloud akan lebih baik.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Cloud Computing pada IT industri adalah sebagai berikut:
- Langkah awal yang harus anda lakukan adalah mempelajari sistem kontrak dari cloud service. pastikan setiap process menjadi simple, dapat berulang ulang dan menjadi nilai tambah untuk bisnis anda.
- Kedua, anda harus mengidentifikasi service apa yang dapat anda manfaatkan di dalam cloud dan mana yang seharusnya bersifat internal. Hal ini sangat penting untuk anda ketahui mengenai system dan service core yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis anda. dan sebaiknya anda mengkategorikan beberapa elemen bisnis anda berdasarkan resiko dari penggunaan cloud service.
- Langkah terakhir, anda harus melakukan strategi sourcing untuk mendapatkan biaya yang sangat murah, namun memiliki scalability dan flexibility untuk kebutuhan bisnis anda. Hal ini termasuk pertimbangan akan proteksi data ownership dan mobility, compliance dan beberapa element seperti halnya kontrak IT tradisional.
Linux, Google dan Web 2.0
Era kejayaan Netscape memang era yang ditandai dengan revolusi Internet. Internet berkembang dahsyat. Komputasi desktop pun berkembang tak kalah cepat. Dari dominasi Windows sampai gerakan opensource: Linux dan kebangkitan OSX.
Era komputasi desktop masih ada hingga hari ini, tapi revolusi jaringan dan internet telah memperkuat komunitas opensource dan melahirkan Linux untuk berbagai kebutuhan. Perangkat keras komputasi desktop terus bergerak di arsitektur x86 ke server, dengan multi processor, multi inti processor sampai blade server.
Yang semula tak dibayangkan, menjadi kenyataan ketika dimulai dengan kesadaran betapa pentingnya mesin pencari. Google bukan yang pertama, tapi kekuatan metode pencariannya menyadarkan orang tentang hal tersebut. Google menjadi tempat tujuan utama ketika kita berselancar di Internet, terutama di World Wide Web. Google menjadi yang terbesar saat ini di Internet, mengalahkan mesin-mesin pendahulunya.
Era Internet di awal milenium ini adalah Google. Google memperkuat World Wide Web, hingga lahirnya layanan-layanan baru web masa kini selain dari email.
Layanan-layanan yang populer tersebut dirangkum oleh Tim OReilly dengan sebutan Web 2.0. Jadi Web 2.0 sebenarnya bukanlah web versi baru, tapi sebuah gejala baru dari apa yang terus bergerak di WWW. Web 2.0 melahirkan layanan-layanan yang saat ini sangat populer seperti jejaring sosial: friendster, facebook dll.
Layanan populer lainnya adalah blogging: twitter, wordpress, blogspot dll. Banyak tipe konten Web 2.0 sudah hadir lama, tapi saat ini didekonstruksi dengan presentasi baru, pendekatan baru (lebih terbuka, personal dan tagging yang luas). Yang jelas Internet menjadi lebih ramah, daya tarik utama saat ini adalah di informasi dan jejaring sosial, dibanding pada awal berkembangnya internet, dimana daya tarik besanya terutama berasal dari pornografi.
Kesimpulan dan saran
Pemindahan layanan TI ke jaringan di awan sebagai " Cloud computing", walaupun sebelumnya dihantui risiko keamanan dan privasi, namun menurut studi yang dilakukan Centre for Economics and Business Research (Cebr) yang disponsori oleh EMC, sangat jelas menyebutkan keuntungan baik Mikro maupun Makro Ekonomi berarti.
Hasil sebuah studi komprehensif setebal 89 halaman baru saja dipublikasi mencakup penelitian yang dilakukan di sejumlah negara EMEA termasuk Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris (UK). Dari lima negara yang telah mengadopsi komputasi awan, menurut perhitungan peneliti yang berkedudukan di London itu, akan menghasilkan penghematan untuk layanan TI lebih dari 763 miliar Euro dalam kurun waktu antara 2010 sampai 2015, sama dengan sekitar 1.57% dari total GDP lima negara bersangkutan secara akumulatif. EMC yang sebagian dari omzetnya berasal dari komputasi awan, menambahkan bahwa disamping penghematan kuantitatif juga terjadi pengembangan model bisnis baru.
Disamping menghitung keuntungan dari perspektif ekonomi mikro bagi perusahan, peneliti pasar Cebr juga menilik dampaknya terhadap ekonomi makro akibat dari penghematan anggaran TI cukup potensial di perusahan yang mengadopsi Cloud Computing.
Sebagai contoh adalah penghematan yang memangkas pengeluaran untuk hardware, pegawai dan enerji yang cukup berarti diperhitungkan Cebr mencapai sekitar 31 sampai 79 persen bila menggunakan "Public Cloud" yang banyak ditawarkan sebagai sebuah layanan menggunakan infrastruktur yang diakses via Internet. Dari berbagai aspek, secara keseluruhan komputasi awan memberi keuntungan ekonomi sebesar 24,2 persen untuk "Public Cloud", sementara untuk "Private Cloud" disebutkan 37,4 persen yaitu dengan memindahkan layanan TI ke lingkungan Intranet. Solusi hybrid yang menggabungkan kedua jenis awan disebutkan memberi penghematan sebesar 38,4 persen.
Peneliti Cebr meramalkan adanya penambahan peluang kerja baru, dengan angka sebagai contoh untuk negara Jerman saja sekitar 789.000 sebagai akibat dari pendirian 39.000 perusahan baru yang bergerak dibidang Cloud Computing sampai tahun 2015.
Secara terpisah di ajang acara annual UK-China Internet Forum ketiga, Menteri Komunikasi Inggris Ed Vaizey menggarisbawahi keuntungan Cloud computing yang secara dramitis memangkas biaya perusahan mengatakan antara lain, "access to networked resources provided by Cloud enables companies to enter markets without having to meet capital costs of building their own computer infrastructure."
Cloud Computing (Komputasi awan) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer.
Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu moda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa pengetahuan tentangnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Cloud Computing digambarkan sebagai suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Bagi pengguna yang ingin menggunakan Cloud Computing sebaiknya memperhitungkan keamanan data yang akan kita simpan atau olah, karena setelah kita setuju dengan Cloud Computing maka kita menyerahkan data kita kepada provider penyedia jasa layanan tersebut.
Gunakan akses internet dengan kecepatan yang cukup,karena ini sangat penting untuk kebutuhan mengakses data kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar