Kamis, 06 Agustus 2020

pahlawan Garda Depan

160 Tenaga Kesehatan di Luwu Utara Negatif Covid-19 | Rakyatdotnews

Bangsa Indonesia kembali berduka dengan meninggalnya Dr Andhika Kesuma Putra, seorang dokter anggota IDI cabang Medan, Sumatera Utara, meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) pada hari ini, Sabtu (1/8/2020) sekiranya pukul 11:00 WIB di Rumah Sakit Columbia Asia Medan.

Meninggalnya dokter Andhika, menambah panjang catatan dokter anggota PB IDI yang meninggal dunia. Saat ini sebanyak 72 dokter meninggal dunia karena virus yang berasal dari Wuhan, Cina.
Bahkan hingga sekarang kasus kasus di Jawa timur dimana kematian tenaga medis penanganan virus corona di Jawa juga tergolong tinggi. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur mengonfirmasi sebanyak 94 dokter di Jawa Timur terpapar covid-19.  Sedangkan, dokter yang meninggal dunia akibat covid-19 sebanyak 14 orang atau sudah berada di atas 10% attack rate dan hal Ini berat kata Sutrisno, Kamis (2/7/2020).

Dari Pengamatan saya dilapangan melalui informasi di Media penyebab banyaknya Dokter dan Tenaga medis yang meninggal disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

  1. Aspek Surveilans dan Respond pada saat Tracing yang belum maksimal.
  2. Konflik karena adanya kebijakan-kebijakan yang bertentangan satu sama lain oleh kalangan elit," kata dr Tirta.
  3. Masyarakat yang tidak mendukung anjuran pemerintah.
  4. Narasi ketakutan Covid-19 yang terlalu berlebihan.
  5. Sistem rujukan pasien corona khususnya di Jawa Timur belum tertata dengan baik.
  6. Mutasi virus corona khususnya di Jatim dinilai lebih kuat dan ganas.
  7. Rumah sakit sebenarnya belum sepenuhnya mampu menangani penyakit menular atau virus corona baru yang cepat bermutasi ini.
  8. Usaha-usaha dari dalam rumah sakit sendiri harus meningkatkan keamanan bagi para dokter dan tenaga medis lainnya.
  9. Manajemen rumah sakit dan pusat dalam ameningkatkan keamanan bagi para dokter dan tenaga kesehatan yang bekerja menangani pasien Covid-19 dengan mengatur jam kerja yang lebih baik, yang punya komorbid diistirahatkan, yang sudah umur tua jangan menangani Covid-19, atau sementara berhenti melayani pasien Covid-19 dulu. Jadi melayani yang emergency saja,” ujar Sutrisno dari IDI Jatim.
  10. Banyaknya terjadi kasus pasien yang tidak jujur sebelumnya disaat melakukan wawancara dengan pihak Medis.

Adapun daftar panjang Dokter yang Meninggal Dalam Perang Melawan Corvid-19, merujuk ke catatan IDI, Sabtu (1/8/2020) sudah ada 72 dokter yang dilaporkan meninggal karena positif Covid-19 dan PDP Covid-19,” seperti dilangsir oleh: 
https://www.suara.com/partner/content/makassarterkini/2020/08/02/142115/dr-andika-meninggal-sudah-72-dokter-di-indonesia-gugur-karena-covid-19

Berikut adalah daftar lengkap ke-72 dokter yang telah gugur:

  1. Prof Dr dr Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar FK UGM).
  2. Prof Dr dr Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI).
  3. dr Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat).
  4. dr Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung).
  5. dr Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jakarta Selatan).
  6. dr Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor).
  7. dr Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
  8. dr Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim).
  9. dr Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan).
  10. dr Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Cabang Prabumulih).
  11. dr Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur).
  12. Laksamana Pertama (Purn) dr Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo. (IDI Jakarta Pusat).
  13. Prof Dr dr Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI).
  14. Dr Bernadetta Tuwsnakotta Sp THT meninggal di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar).
  15. dr Lukman Shebubakar SpOT (K) Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jaksel).
  16. dr Ketty di RS Medistra (IDI Tanggerang Selatan).
  17. dr Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jakarta Selatan).
  18. dr Wahyu Hidayat, SpTHT meninggal di RS Pelni (IDI Kabupaten Bekasi) SpTHT-KL.
  19. dr Naek L Tobing, SpKJ meninggal di RSPP Jakarta (IDI Jakarta Selatan).
  20. dr Karnely Herlena meninggal di RS Fatmawati (IDI Depok).
  21. dr Soekotjo Soerodiwirio SpRad (Dosen FK Unpad, IDI Bandung).
  22. dr Sudadi, MKK, SpOK (Dosen FK UI, IDI Jakarta Pusat).
  23. Prof Dr H Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin).
  24. dr Mikhael Robert Marampe (IDI Kabupaten Bekasi).
  25. dr Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya).
  26. dr Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan).
  27. dr Boedhi Harsono (IDI Surabaya).
  28. dr Soeharno (IDI Kediri).
  29. d Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam).
  30. dr Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya).
  31. dr Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal).
  32. dr Hilmi Wahyudi (IDI Gresik).
  33. dr dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin).
  34. dr Miftah Fawzy Sarengat (PPDS FK Unair, RS Soetomo, IDI Balikpapan).
  35. dr Bendrong Moediarso, SpF, SH (IDI Surabaya).
  36. dr H Dibyo Hardianto (IDI Bangkalan).
  37. dr Deny Dwi Yuniarto (IDI Sampang).
  38. dr Gatot Prasmono (IDI Sidoarjo).
  39. dr Sukarno (IDI Sidoarjo).
  40. dr Arief Basuki SpAn (IDI Surabaya).
  41. dr Herry Nawing SpA (IDI Makassar).
  42. dr Theodorus Singara SpKJ (IDI Makassar).
  43. dr Nyoman Sutedja, MPH (IDI Denpasar).
  44. dr Putri Wulan Sukmawati (PPDS Anak FK Unair atau RS Soetomo Surabaya).
  45. dr Sang Aji Widi Aneswara (IDI Semarang).
  46. dr Elianna Widiastuti (IDI Semarang).
  47. dr Agus Pramono (IDI Sidoarjo).
  48. dr Ane Roviana (IDI Jepara).
  49. dr Sovian Endi (IDI Grobogan)
  50. dr Pepriyanto Nugroho (IDI Blitar).
  51. dr Ahmadi NH, Sp.KJ (IDI Semarang).
  52. dr Zulkiflie Saleh (IDI Banjarmasin).
  53. dr Abdul Choliq (IDI Probolinggo).
  54. Prof dr H Mgs Usman Said, SpOG (K) (IDI Palembang).
  55. dr H Khiarul Saleh, SpPD (IDI Palembang).
  56. dr Anna Mari Ulina Bukit (IDI Medan).
  57. dr Herwanto SpB (IDI Kisaran).
  58. dr Maya Norismal Pasaribu (IDI Labuhan Batu Utara).
  59. dr Budi Luhur (IDI Gresik).
  60. dr Deni Chrismono Raharjo (IDI Surabaya).
  61. dr Arif Agoestono Hadi (IDI Lamongan).
  62. dr. Djoko Wiyono (IDI Surabaya).
  63. Prof. Dr. dr. Andi Arifuddin Djuanna, SpOG (K) (IDI Makassar).
  64. dr. Aldreyn Asman Aboet, SpAN, KIC (IDI Medan).
  65. dr. M. Fahmi Arfa’i (IDI Semarang).
  66. dr. M. Ali Arifin (IDI Sidoarjo).
  67. dr. M. Hatta Lubis, SpPD (IDI Padang Sidempuan).
  68. dr. Elida Ilyas, SpKFR (K) (IDI Jakarta).
  69. dr. I Wayan Westa, Sp.KJ (K) (IDI Denpasar).
  70. dr. Sony Putrananda (IDI Blitar).
  71. dr. H. Muhammad Arifin Sinaga, MAP (IDI Langkat).
  72. dr. Andhika Kesuma Putra, Sp.P (K) (IDI Medan).
Tak bisa dibayangkan, dilema berat yang harus dihadapi para pahlawan COVID-19 dalam situasi darurat ini, ya.

Mereka harus rela bekerja 24 jam serta berpisah dengan keluarga, buah hati, dan orang-orang tercinta. Bahkan, tak sedikit dari para pejuang di garda terdepan ini yang akhirnya gugur karena terpapar Virus Corona dari para pasien COVID-19.

Para pejuang di garda terdepan penanganan COVID-19 ini sangat layak diberikan apresiasi dan rasa hormat setinggi-tingginya atas jasa mereka.

Siapa sajakah para pahlawan di garda terdepan penanganan COVID-19?

1. Dokter

Peran dokter terbilang yang paling vital untuk menangani COVID-19. Setidaknya, Indonesia membutuhkan sekitar 1.500 dokter dalam penanggulangan situasi krisis ini.

Salah satu dokter yang turun tangan adalah Letda CKM dr. Reyner Sebastian. Ia adalah alumni dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA).

2. Perawat dan tenaga medis lainnya

Sebagai salah satu pejuang garda terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19, perawat menjadi sosok yang berperan krusial. Bagaimana tidak, perawat merupakan tenaga medis yang kerap kontak langsung dengan pasien COVID-19. Entah itu memandikan pasien, menyuapi, membersihkan cairan muntahan pasien, hingga menggantikan popok pasien.

3. TNI/Polisi

Tak kalah gencar melakukan berbagai upaya dalam penanganan wabah COVID-19, TNI dan POLRI turut mengawal imbauan pemerintah mengenai pemakaian masker kain dan physical distancing.

4. Relawan

Melalui Gugus Tugas COVID-19, Pemerintah Indonesia juga memanggil warga yang terketuk memberikan sumbangsih tenaganya sebagai relawan kemanusiaan melawan COVID-19.

Saat ini, dibutuhkan ribuan relawan yang dipersilakan mendaftar ke website http://deskrelawanpb.bnpb.go.id/covid-19/

Para relawan ini akan berperan aktif dalam membantu menanggulangi penyebaran virus Corona, dengan mengampu berbagai peran. Misalnya seperti menyebarkan informasi yang kredibel, melakukan edukasi, menyalurkan sembako, melakukan tindakan pencegahan, dan tentu dibutuhkan pula banyak tambahan relawan medis yang bertugas di rumah sakit.

5. Masyarakat

Last but not least, para pejuang COVID-19 yang berada di garda terdepan tidak lain adalah personal individu masyarakat Indonesia. Yup! Garda terdepan adalah kita semua, dimulai dari dirimu sendiri!

Peran tenaga medis, TNI/POLRI serta para relawan memang sangat penting. Namun, semua akan terasa sia-sia tanpa dukungan seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, kesadaran akan pentingnya kesehatan di sini menjadi kunci utamanya. Contoh simpelnya, kamu harus rajin mencuci tangan atau memakai hand sanitizer. Memakai masker saat keluar rumah, physical distancing, serta melakukan karantina pribadi.

Mari kita sebagai Rakyat yang Paham untuk berterima kasih kiranya bisa membantu meringankan beban para Doker dan team Medis dengan mencoba menjadi Manusia yang beradab dan ikuti anjuran Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan team Satuan Tugas Corvid 19.


Salam Sehat Selalu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar