Selasa, 23 Desember 2008

Akibat Amarah Yang Tak Terkendali

Akibat Amarah Yang Tak Terkendali
Yakobus 1:19-20

Amarah merupakan ungkapan emosi dengan kekuatan yang sangat luar biasa. Amarah dapat menghancurkan kehidupan, memutuskan hubungan yang baik, dan merusak kesaksian hidup orang percaya.

Rasul Paulus memahami betul dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh ungkapan emosi ini, sehingga ia memberikan beberapa saran untuk mengatasi hal ini. “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.“ (Efesus 4:31-32)

Memang saran dari rasul Paulus tersebut tampak tidak realistis dan sulit untuk dilakukan apabila kita sedang berada di tengah amarah yang memuncak. Tetapi bila saran itu tidak diterapkan, mudah sekali dampak buruk yang ditimbulkan oleh hal itu menimpa kita. Contoh, amarah kita dapat meredam komunikasi dengan orang lain. Meskipun kita merasa tidak terjadi apa-apa, namun sesungguhnya inilah bagian yang paling merusak dari dampak amarah itu. Dengan kata lain orang tersebut memendam kepahitan kepada orang lain tanpa ada yang mengetahuinya. Salah satu akibat terburuk berikutnya adalah depresi. Seiring berjalannya waktu, kepahitan dan permasalahan yang tak terselesaikan akan menyebabkan seseorang menjadi kehilangan kepercayaan kepada Tuhan.

Sesungguhnya kita memiliki pilihan. Kita bisa membiarkan amarah mengendalikan kita, yang artinya kita harus menderita konsekuensi yang ditimbulkannya, atau kita mengatasi amarah kita dengan memberikan pengampunan kepada mereka yang menyebabkan kita mengalami kepahitan.

Rintangan Menikmati Allah

Rintangan Menikmati Allah
Roma 6:12-18

Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengkonseling seorang wanita yang memiliki kepahitan terhadap ayahnya. Ayahnya menelantarkan keluarganya dan tidak mengakui wanita itu sebagai anaknya. Lalu pada suatu hari ayahnya jatuh sakit dan mencari wanita ini untuk meminta maaf, tetapi si anak menolak mendengarkan permintaan maaf ayahnya. Setelah ayahnya meninggal, ia tetap menyimpan kepahitan di dalam hatinya. Dan akhirnya ia menyesali perbuatannya, dan memberitahu saya bahwa ia tidak bisa bersukacita di hadapan Allah karena masih menyimpan kepahitan di dalam hatinya.

Salah satu peranan Roh Kudus adalah menuntun orang-orang percaya agar peka terhadap tindakan yang menentang kehendak Allah. Jika kita tetap bertahan dengan perilaku yang menentang kehendak Allah, maka kita akan membuat suara Roh Kudus yang ada di dalam kita menjadi tidak terdengar. Dengan kata lain kita tidak memberikan kesempatan kepada Tuhan. Dosa yang tidak diakui akan membuat kita semakin jauh dari Allah, dan kita tidak bisa memiliki hubungan yang menyenangkan dengan-Nya.

Perbuatan dosa biasanya terasa nikmat untuk dilakukan, paling tidak untuk sementara. Sebagai contoh, kita dapat membenarkan rasa kepahitan di dalam hati kita, ketika seseorang melakukan kesalahan terhadap kita. Terkadang kita tetap memendam rasa dendam dan tetap membiarkannya berkepanjangan di dalam hati kita. Tetapi sebagai orang percaya, kita tidak boleh menjalani hidup kita dengan perasaan. Kita harus menuruti kebenaran Allah. Alkitab berkata bahwa jika kita menolak untuk mengaku dan bertobat, maka dosa akan memperbudak hati kita dan menghancurkan kesaksian kita.

Iblis menggoda kita dengan dosa-dosa yang tampaknya baik. Suatu kebiasaan yang menyenangkan atau yang menghibur tentu lebih mudah dilakukan daripada suatu hal yang menjijikkan. Tetapi tidak ada seorang pun yang merasa benar-benar merasa terhibur setelah melakukan dosa. Sukacita yang sejati hanya ditemukan di dalam persekutuan dengan Tuhan.

A Second Coming Of The Dot-Coms

http://www.newsweek.com/id/104608

A Second Coming Of The Dot-Coms
Big Media Companies Are Betting The Web Will Be Key To How We Entertain Ourselves.
By Rana Foroohar NEWSWEEK
Sep 26, 2005 Issue


The scramble to entertain you has unleashed the second coming of dot-coms. This time the business plans are written on legal paper (not napkins), the prospects are measured in dollars (not hits) and the focus is on media companies (not Anything.com). Recent deals include Dow Jones's acquisition of MarketWatch.com ($519 million) and The New York Times's purchase of About.com ($410 million). But the biggest buyer is Rupert Murdoch, who recently declared that his News Corp. empire has "no greater priority" than expanding on the Internet.

Murdoch has done just that, spending more than $1.2 billion in recent months on three major dot-coms: Scout.com (a college-sports site), Intermix Media, which owns MySpace.com (a lifestyle portal), and earlier this month, IGN.com, which makes online games. Of course, the first dot-com boom also featured big buyers, but much has changed since then.

First, the majority (or at least a sizable minority) of the population in key markets like the United States, Europe and Asia now has access to broadband connections. So these graphic-heavy media sites actually work for many consumers. Second, online advertising has come of age. Online ads now take in $14.7 billion per year in the U.S., according to Forrester Research, and are growing 23 percent per year, while traditional advertising is flat or falling.

Finally, the creative process is now bottom up, as well as top down. Web users are as important as the old media gatekeepers in the production of online information and entertainment, and they are pushing the market where they want it to go.

As with so many things on the Web these days, this couldn't have happened without Google. Formerly, a site had to be narrowly focused to attract big ad bucks (it's no accident that CNET.com, a technology site with sections devoted to various gadgets, was one of the few to hang on to its ads after the crash). But the Google model makes it possible for even very broad-based news or entertainment sites to make money.

Sites that want advertising invite Google to scan their web pages. Google boils each page down to key words (say, dating and romance), then offers them up to its advertisers, who may decide to run their ads alongside those pages. If, while viewing a page, you click on one of those ads, Google collects the money (perhaps 20 or 40 cents a click) and splits it with the various sites that have attracted the advertising. Google keeps anywhere from 25 to 50 percent. The deal enriches Google and the content sites, which have thus gained appeal as takeover targets.

Entertainment sites are also building an edge using free labor. Sites like MySpace rely heavily on messages, stories, music mixes and photos made by users, and often this self-generated entertainment is better than what the Web editors come up with. Gambling sites like PartyPoker.com and Betfair.com, as well as photo-sharing sites like Flickr.com, take advantage of users who are, in essence, entertaining themselves. While News Corp.'s recent deals may look like a mishmash, Ross Levinsohn, president of the company's interactive division, says that each site had "a strong community of very passionate users" that the company was eager to tap.

Not all self-postings will be worth something. The real value will likely be in more nuanced tools to sift through it all. Levinsohn has been chatting with numerous specialty search companies, though he denies the rumors that News Corp. plans to acquire the London- and San Francisco-based video-search company Blinkx. Late last week, News Corp. was just beginning its second ever companywide Internet strategy conference on how best to exploit the recent acquisitions, and what to buy now. The second coming of the dot-coms has clearly begun. And it looks to have more staying power than the first.

Hubungan Dengan Allah

Hubungan Dengan Allah
I Yohanes 4:7-10

Hubungan yang intim dengan seseorang dapat dilihat dari adanya interaksi yang akrab dan saling berkomitmen. Dengan kata lain, seorang kenalan hanya mengenal kita dari bagian luar saja, tetapi sahabat sejati akan mengerti segala perasaan, pola pikir, dan keinginan-keinginan yang kita miliki.

Allah yang sempurna dan kudus selalu menghendaki hubungan yang intim seperti ini dengan manusia. Tetapi dosa manusia telah membuat hubungan seperti ini menjadi mustahil. Karena kita telah memberontak melawan Allah, maka kita layak menerima upah dosa yaitu maut (Roma 3:23; 6:23). Bahkan lebih dari itu, kita juga terlahir dengan membawa dosa keturunan yang diwariskan dari Adam (Mazmur 51:5), sehingga tidak ada kebaikan atau nilai moral apapun yang kita lakukan, yang bisa menyelamatkan kita.

Hanya Allah yang bisa memperbaiki masalah ini, yaitu dengan mengubah sifat dasar kita, sehingga kita bisa menjadi bagian dari keluarga-Nya. Namun, tuntutan hukum Taurat harus digenapi, dan hanya korban persembahan sempurna yang bisa menghapuskan semua dosa kita (Ulangan 17:1). Allah menghendaki kematian seseorang yang tidak berdosa sebagai ganti dari semua dosa kita. Dan di sepanjang sejarah hanya ada seseorang yang memenuhi syarat itu, dan Dia adalah Yesus, Anak Allah, yang telah memberikan hidup-Nya (Ibrani 4:15), sehingga kita dapat memiliki hubungan yang intim dengan Bapa. Hubungan tersebut telah dibayar dengan harga yang sangat mahal, yaitu kematian-Nya di kayu salib.

Bapa telah melakukan semua yang diperlukan supaya kita bisa menjadi bagian dari keluarga-Nya dan bisa memiliki hubungan yang intim dengan-Nya. Sudahkah Anda memiliki hubungan seperti ini dengan-Nya melalui karya keselamatan Anak-Nya? Jika belum, jadikanlah hari ini sebagai hari kelahiran rohani Anda dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat secara pribadi. Dalam suasana Natal ini, ketahuilah bahwa kebebasan, kebahagiaan, dan damai sejahtera hanya bisa ditemukan di dalam Dia.

Cinta Kasih di Hati Manusia

Cinta Kasih di Hati Manusia

Jaman dahulu kala di Rusia hidup pasangan suami-istri Simon dan Matrena. Simon yang miskin ini adalah seorang pembuat sepatu. Meskipun hidupnya tidaklah> berkecukupan, Simon adalah seorang yang mensyukuri hidupnya yang pas-pasan. Masih banyak orang lain yang hidup lebih miskin daripada Simon. Banyak orang-orang itu yang malah berhutang padanya. Kebanyakan berhutang ongkos pembuatan sepatu. Maklumlah, di Rusia sangat dingin sehingga kepemilikan> sepatu dan mantel merupakan hal yang mutlak jika tidak mau mati kedinginan.
Suatu hari keluarga tersebut hendak membeli mantel baru karena mantel mereka sudah banyak yang berlubang-lubang. Uang simpanan mereka hanya 3 rubel (rubel = mata uang Rusia) padahal mantel baru yang paling murah harganya 5 rubel. Maka Matrena meminta pada suaminya untuk menagih hutang orang-orang yang telah mereka buatkan sepatu. Maka Simon pun berangkat pergi menagih hutang. Tapi tak satupun yang membayar. Dengan sedih Simon pulang. Ia batal membeli mantel.

Dalam perjalanan pulang, Simon melewati gereja, dan saat itu ia melihat sesosok manusia yang sangat putih bersandar di dinding luar gereja. Orang itu tak berpakaian dan kelihatan sekali ia sangat kedinginan. Simon ketakutan, "Siapakah dia? Setankah? Ah, daripada terlibat macam-macam lebih baik aku pulang saja". Simon bergegas mempercepat langkahnya sambil sesekali mengawasi belakangnya, ia takut kalau orang itu tiba-tiba mengejarnya.

Namun ketika semakin jauh, suara hatinya berkata,

"HAI SIMON, TAK MALUKAH KAU? KAU PUNYA MANTEL MESKIPUN SUDAH BERLUBANG-LUBANG, SEDANGKAN ORANG ITU TELANJANG. PANTASKAH ORANG MENINGGALKAN SESAMANYA BEGITU SAJA?"

Simon ragu, tapi akhirnya toh ia balik lagi ke tempat orang itu bersandar. Ketika sudah dekat, dilihatnya orang itu ternyata pria yang wajahnya sungguh tampan. Kulitnya bersih seperti kulit bangsawan. Badannya terlihat lemas dan tidak berdaya, namun sorot matanya menyiratkan rasa terima kasih yang amat sangat ketika Simon memakaikan mantel luarnya kepada orang itu dan memapahnya berdiri. Ia tidak bisa menjawab sepatah kata pun atas pertanyaan-pertanyaan Simon, sehingga Simon memutuskan untuk membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, Matrena marah sekali karena Simon tidak membawa mantel baru dan membawa seorang pria asing. "Simon, siapa ini? Mana mantel barunya? " Simon mencoba menyabarkan Matrena, "Sabar, Matrena.... dengar dulu penjelasanku. Orang ini kutemukan di luar gereja, ia kedinginan, jadi kuajak sekalian pulang". "Bohong!! Aku tak percaya....sudahlah, pokoknya aku tak mau dengar ceritamu! Sudah tahu kita ini miskin kok masih sok suci menolong orang segala!! Usir saja dia!!"

"Astaga, Matrena! Jangan berkata begitu, seharusnya kita bersyukur karena kita masih bisa makan dan punya pakaian, sedangkan orang ini telanjang dan kelaparan. Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih? "Matrena menatap wajah pria asing itu, mendadak ia merasa iba. Lalu disiapkannya makan malam sederhana berupa roti keras dan bir hangat. "Silakan makan, hanya sebeginilah makanan yang ada. Siapa namamu dan darimana asalmu? Bagaimana ceritanya kau bisa telanjang di luar gereja?"

Tiba-tiba wajah pria asing itu bercahaya. Mukanya berseri dan ia tersenyum untuk pertama kalinya. "Namaku Mikhail, asalku dari jauh. Sayang sekali banyak yang tak dapat kuceritakan. Kelak akan tiba saatnya aku boleh menceritakan semua yang kalian ingin ketahui tentang aku. Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau menerimaku bekerja di sini."

"Ah, Mikhail, usaha sepatuku ini cuma usaha kecil. Aku takkan sanggup menggajimu", demikian Simon menjawab.

Tak apa, Simon. Kalau kau belum sanggup menggajiku, aku tak keberatan kerja tanpa gaji asalkan aku mendapat makan dan tempat untuk tidur." "Baiklah kalau kau memang mau begitu. Besok kau mulai bekerja".

Malamnya pasangan suami-istri itu tak dapat tidur. Mereka bertanya-tanya.

"Simon tidakkah kita keliru menerima orang itu? Bagaimana jika Mikhail itu ternyata buronan?" Matrena bertanya dengan gelisah pada Simon.

Simon menjawab, "Sudahlah Matrena. Percayalah pada pengaturan Tuhan. Biarlah ia tinggal di sini.Tingkah lakunya cukup baik. Kalau ternyata ia berperilaku tidak baik, segera kuusir dia".

Esoknya Mikhail mulai bekerja membantu Simon membuat dan memperbaiki sepatu. Di bengkelnya, Simon mengajari Mikhail memintal benang dan membuat pola serta menjahit kulit untuk sepatu. Sungguh aneh, baru tiga hari belajar, Mikhail sudah bisa membuat sepatu lebih baik dan rapi daripada Simon.

Lama kelamaan bengkel sepatu Simon mulai terkenal karena sepatu buatan Mikhail yang bagus. Banyak pesanan mengalir dari desa-desa yang penduduknya kaya. Simon tidak lagi miskin. Keluarga itu sangat bersyukur karena mereka sadar, tanpa bantuan tangan terampil Mikhail, usaha mereka takkan semaju ini.

Namun mereka juga terus bertanya-tanya dalam hati, siapa sebenarnya Mikhail ini. Anehnya, selama Mikhail tinggal bersama mereka, baru sekali saja ia tersenyum, yaitu dulu saat Matrena memberi Mikhail makan. Namun meski tanpa senyum, muka Mikhail selalu berseri sehingga orang tak takut melihat wajahnya.

Suatu hari datanglah seorang kaya bersama pelayannya. Orang itu tinggi besar, galak dan terlihat kejam. "Hai Simon, Aku minta dibuatkan sepatu yang harus tahan setahun mengahadapi cuaca dingin. Kalau sepatu itu rusak sebelum setahun, kuseret kau ke muka hakim untuk dipenjarakan!! Ini, kubawakan kulit terbaik untuk bahan sepatu. Awas, hati-hati ini kulit yang sangat mahal!"

Di pojok ruangan, Mikhail yang sedari tadi duduk diam, tiba-tiba tersenyum. Mukanya bercahaya, persis seperti dulu ketika ia pertama kalinya tersenyum. Sebenarnya Simon enggan berurusan dengan orang ini. Ia baru saja hendak menolak pesanan itu ketika Mikhail memberi isyarat agar ia menerima pesanan itu.

Simon berkata, "Mikhail, kau sajalah yang mengerjakan sepatu itu. Aku sudah mulai tua. Mataku agak kurang awas untuk mengerjakan sepatu semahal ini. Hati-hati, ya. Aku tak mau salah satu atau malah kita berdua masuk penjara." Ketika Mikhail selesai mengerjakan sepatu itu, bukan main terkejutnya Simon. "Astaga, Mikhail, kenapa kau buat sepatu anak-anak? Bukankah yang memesan itu orangnya tinggi besar? Celaka, kita bisa masuk penjara karena...."

Belum selesai Simon berkata, datang si pelayan orang kaya. "Majikanku sudah meninggal. Pesanan dibatalkan. Jika masih ada sisa kulit, istri majikanku minta dibuatkan sepatu anak-anak saja". "Ini, sepatu anak-anak sudah kubuatkan. Silakan bayar ongkosnya pada Simon", Mikhail menyerahkan sepatu buatannya pada pelayan itu. Pelayan itu terkejut, tapi ia diam saja meskipun heran darimana Mikhail tahu tentang pesanan sepatu anak-anak itu.

Tahun demi tahun berlalu, Mikhail tetap tidak pernah tersenyum kecuali pada dua kali peristiwa tadi. Meskipun penasaran, Simon dan Matrena tak pernah berani menyinggung-nyinggung soal asal usul Mikhail karena takut ia akan meninggalkan mereka. Suatu hari datanglah seorang ibu dengan dua orang anak kembar yang salah satu kakinya pincang! Ia minta dibuatkan sepatu untuk kedua anak itu. Simon heran sebab Mikhail tampak sangat gelisah. Mukanya muram, padahal biasanya tidak pernah begitu.

Saat mereka hendak pulang, Matrena bertanya pada ibu itu, "Mengapa salah satu dari si kembar ini kakinya pincang?" Ibu itu menjelaskan, "Sebenarnya mereka bukan anak kandungku. Mereka kupungut ketika ibunya meninggal sewaktu melahirkan mereka. Padahal belum lama ayah mereka juga meninggal. Kasihan, semalaman ibu mereka yang sudah meninggal itu tergeletak dan menindih salah satu kaki anak ini Itu sebabnya ia pincang. Aku sendiri tak punya anak, jadi kurawat mereka seperti anakku sendiri."

"Tuhan Maha Baik, manusia dapat hidup tanpa ayah ibunya, tapi tentu saja manusia takkan dapat hidup tanpa Tuhannya", kata Matrena. Mendengar itu, Mikhail kembali berseri-seri dan tersenyum untuk ketiga kalinya. Kali ini bukan wajahnya saja yang bercahaya, tapi seluruh tubuhnya. Sesudah tamu-tamu tersebut pulang, ia membungkuk di depan Simon dan Matrena sambil berkata, "Maafkan semua kesalahan yang pernah kuperbuat, apalagi telah membuat gelisah dengan tidak mau menceritakan asal usulku. Aku dihukum Tuhan, tapi hari ini Tuhan telah mengampuni aku. Sekarang aku mohon pamit."

Simon dan Matrena tentu saja heran dan terkejut, "Nanti dulu Mikhail, tolong jelaskan pada kami siapakah sebenarnya kau ini?" Mikhail menjawab sambil terus tersenyum, Sebenarnya aku adalah adalah satu malaikat Tuhan. Bertahun-tahun yang lalu Tuhan menugaskan aku menjemput nyawa ibu kedua anak tadi. Aku sempat menolak perintah Tuhan itu tapi kuambil juga nyawa ibu mereka. Aku menganggap Tuhan kejam. Belum lama mereka ditinggal ayahnya, sekarang ibunya harus meninggalkan mereka juga.


Dalam perjalanan ke surga, Tuhan mengirim badai yang menghempaskanku ke bumi. Jiwa ibu bayi menghadap Tuhan sendiri. Tuhan berkata padaku,

'MIKHAIL, TURUNLAH KE BUMI DAN PELAJARI KETIGA KEBENARAN INI HINGGA KAUMENGERTI:
  1. APAKAH YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA?
  2. APA YANG TAK DIIJINKAN PADA MANUSIA?
  3. APA YANG PALING DIPERLUKAN MANUSIA?

"Aku jatuh di halaman gereja, kedinginan dan kelaparan. Simon menemukan dan membawaku pulang. Waktu Matrena marah-marah dan hendak mengusir aku, kulihat maut dibelakangnya. Seandainya ia jadi mengusirku, ia pasti mati malam itu. Tapi Simon berkata, "Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih?" Matrena jatuh iba dan memberi aku makan. Saat itulah aku tahu kebenaran pertama:

"YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA ADALAH BELAS KASIH"

"Kemudian ada orang kaya yang memesan sepatu yang tahan satu tahun sambil marah-marah. Aku melihat maut di belakangnya. Ia tidak tahu ajalnya sudah dekat. Aku tersenyum untuk kedua kalinya. Saat itulah aku tahu kebenaran kedua:


"MANUSIA TIDAK DIIJINKAN MENGETAHUI MASA DEPANNYA. MASA DEPAN MANUSIA ADA DI TANGAN TUHAN"

"Hari ini datang ibu angkat bersama kedua anak kembar tadi. Ibu kandung si kembar itulah yang diperintahkan Tuhan untuk kucabut nyawanya. Dan aku melihat si kembar dirawat dengan baik oleh ibu lain. Aku tersenyum untuk ketiga kalinya dan kali ini tubuhku bercahaya. Aku tahu kebenaran yang ketiga:

"MANUSIA DAPAT HIDUP TANPA AYAH DAN IBUNYA TAPI MANUSIA TIDAK AKAN DAPAT HIDUP TANPA TUHANNYA."

Simon, Matrena, terima kasih atas kebaikan kalian berdua. Aku telah mengetahui ketiga kebenaran itu, Tuhan telah mengampuniku. Semoga kasih Tuhan senantiasa menyertai kalian sepanjang hidup." Mikhail kembali ke surga. (Kristamedia)

Yg menarik adalah: Cerita ini diforward dari salah satu pengurus Falun Gong di Indonesia dlm berita hariannya yg selalu walau bukan anggota saya diberikannya, karena juga selalu memberikan komentar bila ada sesi ttg kesehatan.

Judulnya adalah cinta kasih di hati manusia; tentu yg dimaksud bukan hati yg benar2 hati, karena hati kan ndak bisa mikir, dan merupakan proses organ yg menangani minyak tubuh, jadi hati yg berarti mind set.

The Workaholic

The Workaholic

By Os Hillman

There are several problems with your current situation. First, the fact that you are working 65-70 hours says more about what you believe about God than anything else. People work long hours for many reasons. Let me suggest a few.

One of reasons is that people often think they must work longer hours to keep up with their workload. This is often the surface reason people give to the question of working long hours. Working long hours leads to becoming a workaholic. Like any compulsive behavior, there is usually something underneath the behavior. As a former workaholic myself, I can tell you the root of overworking is often 1) a fear of loss, and 2) a need for self-acceptance created by performance.

The fear of loss issue can be a fear of what will happen if we don't work long hours. A fear that there may not be enough money if I don't work long hours can drive us to overwork. Often an inaccurate view of what is enough makes us drive ourselves to greater levels of achievement, believing a financial reward will insure us against potential financial disaster. This is usually at a subconscious level. When one operates at this level you often find those around them will feel shamed if they do not work at the same level and can be intimidated by the unspoken or spoken directive that long hours are required. This leads to a whole new set of problems.

The root of overworking is often 1) a fear of loss, and 2) a need for self-acceptance created by performance. The second reason people will work long hours is their need to gain self-acceptance and esteem from their jobs. It is rewarding to see something come from our efforts. However, when we begin to be driven to work, it becomes an unhealthy condition. We are looking to gain self-esteem needs from our performance instead of being secure in our position in Christ. We can also fear reprisals from our superiors if we do not "prove" ourselves through greater investments in our work.

Both of these conditions reveal a belief that is demonstrated by our actions. The scriptures tell us that "My God shall supply all my needs according to his riches in glory (Philippians 4:19). There are legitimate times when we must work longer than normal hours. However, if this becomes a pattern that impacts our health, fellow relationships, the family and our relationship with God, then we have allowed that job to become an idol. It has replaced our devotion to Christ with an idol. We have become a slave to our work. We're saying through our actions, "God, I must work these hours in order to make the necessary money I need to be successful in my work." This is an affront to God. For God has said that we are to love the Lord our God with our whole heart. We are saying in our actions that God cannot meet my needs in forty hours.
Romans tells us that we are not to yield to such fear. "For you did not receive a spirit that makes you a slave again to fear, but you received the Spirit of sonship" (Romans 8:15). This same verse tells us that those who are lead by the Spirit are sons of God. We cannot be lead by the Spirit and fear at the same time.

The Old Testament reveals God's view of our work. "You may say to yourself, 'My power and the strength of my hands have produced this wealth for me.' But remember the LORD your God, for it is he who gives you the ability to produce wealth, and so confirms his covenant, which he swore to your forefathers, as it is today. If you ever forget the LORD your God and follow other gods and worship and bow down to them, I testify against you today that you will surely be destroyed. Like the nations the LORD destroyed before you, so you will be destroyed for not obeying the LORD your God (Deut. 8:18-20).

When we take on the responsibility to produce the fruit from our work, we have entered a slavery concept of work. Work should be done in obedience to Christ as worship to Him. Work and worship come from the same Hebrew word "avodah." God says our work should be worship. The fruit from our work is based upon obedience, not sweat and performance.

So, in order to avoid work becoming an idol and a compulsive behavior, we must maintain a balance that provides time to spend quality time with the Lord, our families and fellow believers. Sometimes the greatest exercise of faith is to work only forty hours a week. This insures that the outcome of our work is dependent upon God, nor our self-effort.

http://www.intheworkplace.com©2006 Marketplace Leaders. Used by permission. This material may not be published, broadcast, rewritten or redistributed.
Depresi seringkali disebut sebagai "common cold" (sakit pilek) pada keadaan mental seseorang. Satu sumber memperkirakan bahwa depresi mengganggu kehidupan 30 sampai 40 juta orang di Amerika Serikat. [4]

Depresi sangatlah sukar untuk dijawab dengan satu kata yang mudah. Garry Collins dalam Christian Counseling: A Comprehensive Guide (Dallas: Word, 1988), menggolongkan tujuh macam penyebab utama depresi, [1] dan enam cara pendekatan untuk mengatasinya. Setiap macam mempunyai beberapa cara penanganan. Sebagai tambahan, orang seringkali menggunakan kata "depresi" untuk menutupi suatu kekecewaan, mulai dari akibat kekalahan dalam pertandingan baseball sampai ke kasus yang dapat memicu bunuh diri.

Alkitab tidak menggunakan kata "depresi", sekalipun menggambarkan orang-orang yang bisa kita katakan mengalaminya. Alkitab juga tidak menyebutkan obat untuk depresi. Akan tetapi, saya dapat merekomendasikan beberapa cara prinsipil menghadapinya, yaitu:

1. Arahkan dan selesaikan pada penyebab depresi anda dan bukan pada gejalanya.

Kitab Suci menunjuk pada banyak perihal dosa atau konflik yang dapat berdampak pada emosi Anda; kebanyakan para pembimbing rohani (konselor) setuju bahwa depresi bisa timbul dari penyebab lainnya. Jangan khawatir hanya pada depresi itu sendiri, tapi coba periksa masalah apa dalam hidup Anda yang perlu mendapat perhatian.

2. Sadarlah bahwa anda tak dapat hidup hanya berdasarkan emosi anda

Dasar hidup orang Kristen adalah kebenaran dan bukan perasaan. Filipi 4:1 memerintahkan kepada kita untuk bersukacita (sekalipun kita suka atau tidak akan situasi yang sedang kita hadapi). Yakobus 1: 2 mengatakan berkata : "Anggaplah suatu kebahagiaan jika kamu jatuh dalam berbagai pencobaan." Perhatikan bahwa Yakobus tidak mengatakan kepada kita untuk bersukacita, tapi ia mengatakan agar kita berhitung, memilih untuk berfikir tentang situasi yang kita alami sebagai kesulitan dimana Anda dapat mengalami sukacita.

3. Iman

Memilih untuk percaya pada kebenaran daripada perasaan Anda mungkin akan membutuhkan iman yang besar. Dan jika ini yang kita maksud dengan meminta karunia iman agar dapat menghadapi depresi, maka mungkin hal ini akan berhasil pada beberapa kasus. Lebih percaya pada apa yang Tuhan katakan dari pada perasaan kita sendiri merupakan pendekatan yang realistis dalam hidup ini.

4. Memberikan Perhatian pada Nasihat Tuhan

Namun, banyak orang yang membicarakan iman dan cuma mempunyai harapan yang kecil bahwa Tuhan akan menolong mereka. Hal ini terlalu samar sebagai konsep yang dapat kita percayai. Banyak orang yang mengatakan bawa mereka mempunyai iman terhadap Tuhan tapi mereka mengabaikan prinsip Tuhan untuk hidup sehat. Jika kita percaya akan firman Tuhan maka kita juga harus siap untuk menanggung konsekuensinya -- demikian juga jika kita menggunakan iman kita.

Apakah benar jika kita menggunakan obat anti stres ? Atau cukup dengan iman saja kita dapat memecahkan masalah?

5. Ketidakseimbangan kimiawi tubuh

Dalam beberapa kasus depresi, dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan fungsi kimiawi tubuh. Dalam kasus seperti ini obat antidepresi adalah jawabannya. Tuhan mengijinkan umat manusia untuk mempelajari tentang peralatan kesehatan, bahkan Ia juga menggunakan alat kesehatan untuk menyembuhkan juga. Ada juga beberapa kasus depresi yang parah sehingga membutuhkan perawatan yang intensif, untuk jangka waktu yang pendek. Saya tak melihat adanya larangan dalam Alkitab yang melarang hal ini. [1]

6. Masalah yang tak dapat diselesaikan, Akar penyebab masalah

Bagaimanapun juga setiap perawatan harus dengan hati-hati. Sebenarnya, setiap obat mengakibatkan efek samping. Obat-obatan akan menyebabkan Anda untuk sementara dapat melupakan masalah. Beberapa orang bahkan menggunakan obat anti stres untuk menghindari masalah mereka. Kelihatannya hal ini sebagai jalan pintas. Tapi untuk prinsip dasarnya hal seperti ini jangan dilakukan, kecuali orang yang bersangkutan membahayakan dirinya atau tak mampu mengikuti terapi yang lainnya.

Depresi mencakup area yang kompleks dan masalah serius yang ditimbulkan depresi layak mendapat perhatian dari para pendeta dan konselor.

Pengarang :

Dr. John Bechtle

Diterjemahkan oleh:

Robert Tanoni

Diedit oleh:

Darwin Marpaung

Apakah ada contoh-contoh yang Alkitabiah mengenai depresi dan bagaimana mengatasinya? Go...

Petunjuk lain bagi orang Kristen (diberikan oleh David Seamands)

  1. Kalau bisa jangan sendirian. Usahakan bersama-sama dengan orang lain.
  2. Minta bantuan pada orang lain. (ChristianAnswers.Net bisa mengusahakan agar Anda bisa berhubungan dengan teman seiman Kristen melalui e-mail. - Go...)
  3. Bernyanyilah. Musik dapat mengangkat semangat Anda sebagaimana yang dialami oleh Raja Saul (1 Samuel 16:14-23).
  4. Pujilah Tuhan dan ucapkan terima kasih. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1 Tesalonika 5:18).
    Bersandarlah secara penuh pada kuasa Firman Allah.
  5. Berteduh dengan yakin pada kehadiran Roh Kudus. "Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:5).

Ada beberapa referensi Alkitab mengenai bagaimana mengatasi depresi, suatu kendala yang dihadapi oleh seluruh manusia jika mengalami suatu masalah tertentu. Adam dan Hawa mengalami depresi berat setelah mereka berdosa terhadap Allah.

Contoh mengenai orang-orang dalam Alkitab yang mengalami depresi

  1. Abraham (Kejadian 15:2-3)
  2. Yunus (Yunus 4)
  3. Ayub (Kitab Ayub)
  4. Elia (1 Raja-Raja 19 : 4,10,14)
  5. Raja Saul ( 1 Samuel 16 : 14-23 dst)
  6. Yeremia (Kitab Yeremia 20 :7-18)
  7. Daud (Mazmur 6,13,18,23,25,27,31,32,34,37-40,42-43,46,51,55, 62-63,69,71,73,77,84,86,90-91,94-95,103-104,107,110,116,118,121,123- 124,130,138,139,141-143,146-147)

Depresi karena bersalah

Kain, putra Adam (karena mengabaikan Tuhan)"Firman Tuhan kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." -Kejadian 4:6,7

Daud, Raja Israel (berzinah dan mengalami depresi sampai ia mengakui dosanya)"Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu, karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tanganmu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering seperti oleh teriknya panas. Sela." -Mazmur 32:3-4

Lepas dari depresi karena dosa dilakukan lewat pengakuan dan mencari pengampunanNya

Aku menyangka dalam kebingunganku: "aku telah terbuang dari hadapan matamu." Tetapi sesungguhnya engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepadaMu minta tolong.Berbahagialah manusia yang kesalhannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu. Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahanku karena dosaku. Sela. -Mazmur 31:23, 32:2,5

Doa Daud yang penuh kerendahan hati (contoh bagi kita semua)

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu. Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. -Mazmur 51:3-15, 18-19

Ayah Yang Berada Dekat Dengan Anaknya

13 Juni 2008 -- Jumat
Ayah Yang Berada Dekat Dengan Anaknya

Amsal 22:6
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

Seringkali saya memikirkan tentang ayah saya. Saya berusaha membayangkanseperti apa hidup saya bila saya sempat mengenalnya. Ayah saya meninggaldunia ketika saya masih berusia sembilan bulan. Jadi saya dibesarkan tanpaseorang ayah.Ketika saya masih remaja, saya tidak banyak memikirkan hal ini.

Namun bertahun-tahun kemudian, setelah saya banyak terlibat dalam pelayanan, dansetelah saya menjadi seorang ayah saya mulai merasakan diri saya diliputiawan kelam. Ada suatu kesedihan yang misterius yang tidak dapat saya kenali.

Dengan bantuan empat orang teman, saya menemukan bahwa di usia saya yangmasih muda, tanpa sadar saya menghilangkan setiap pemikiran tentang keberadaan seorang ayah. Karena tidak ada ayah, maka saya melenyapkan setiap gagasan tentang ayah di dalam hidup saya.

Saya tidak pernah menyadari dampakyang akan ditimbulkannya dalam hubungan saya dengan Allah.Karena saya tidak mempunyai seorang ayah di dunia ini, maka akhirnya sayamemiliki pandangan yang salah tentang "Bapa surgawi." Tanpa saya sadari,saya telah membuat jarak antara diri saya dan Allah, karena hati saya selalu menentang pemikiran tentang hubungan ayah dan anak.

Memahami Allah yang Mahakuasa sungguh-sungguh mengubahkan kehidupan saya. Saya tidak pernah melupakan gelombang emosi yang saya rasakan sebagai seorang pria dewasa yang untuk pertama kalinya dapat merasakan kasih Bapa.Saudaraku, bila Anda adalah seorang ayah, saya berdoa agar Anda tetap hadirdan secara aktif memberikan pengaruh dalam kehidupan anak-anak Anda.

Mereka memandang kepada Anda lebih daripada yang dapat Anda bayangkan. Pandangan mereka akan Bapa surgawi akan terbentuk sementara Anda meluangkan waktu berada bersama mereka. Tunjukkanlah kepada mereka seperti apakah Allah itu jadilah seorang ayah yang takut akan Tuhan bagi anak-anak Anda.

KENAPA TUHAN MEMBERIKAN KEPADA KITA MASALAH?

KENAPA TUHAN MEMBERIKAN KEPADA KITA MASALAH?

Masalah-masalah yang anda hadapi bisa membuat anda jatuh atau bertumbuh, tergantung dengan bagaimana caranya kita menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untukkebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk bertindak dengan bodoh dan membenci masalah-masalah yang mereka hadapi, daripada berdiam diri untuk merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapati dari masalah-masalah tersebut. Ada lima cara yang Tuhan menggunakan masalah-masalah di dalam kehidupananda:

Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN anda.Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita tetap bergerak. Sering kali masalah yang kita hadapi akan mengarahkan kita ke arah yang baru dan memberikan kita motivasi untuk berubah. Apakah Tuhan sedang mencoba menarik perhatian anda?
Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI anda.Manusia bagaikan teh celup...jika anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Pernakah Tuhan menguji kesetiaan anda dengan masalah? Apakah yang didapati oleh masalah-masalah itu tentang anda? "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3).

Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI anda.Ada pelajaran-pelajaran yang kita pelajari hanya melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu anda masih kecil orang tua anda mengajar anda untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin anda belajar justru karena setelah anda terbakar. Kadang-kadang kita baru bisa menghargai sesuatu... kesehatan, uang, hubungan..., saat kita sudah kehilangannya. "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71).

Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI anda.Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut mencegah kita dari bahaya. Tahun lalu ada satu teman saya yang dihentikan dari pekerjaannya karena dia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis oleh bossnya. Pengangguran itu merupakan suatu masalah bagi dia, tetapi justru itulah yang menghindarkan dia ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara setahun kemudian ketika kelakuan manajemen yang tidak etis itu akhirnya terbongkar. "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan..." (Kejadian 50:20).

Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN anda.Jika kita menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk kita. Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada kenyamanan kita. Hanya hubungan anda dengan Tuhan dan karakter anda yang akan dibawa dengan anda sampai kekal. Kita malah bermegah dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa..... kesengsaraan itumenimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. (Roma 5:3-4)
Bagaimana caranya menang atas godaan?

Setan dan pengikutnya selalu menghalangi jalan setiap orang percaya dan dengan segala cara membujuk orang Kristen agar menjauh dari sikap patuh dan beriman pada Kristus. Tidak seorangpun lepas dari serangan Setan dan tidak seorangpun sepenuhnya berhasil mempertahankan diri atasnya (1 Yohanes 1: 8,10), akan tetapi ada orang Kristen yang begitu sering mengalah atau tunduk atas godaan Setan sehingga mereka tidak melihat adanya harapan untuk menang atas godan tersebut. Mereka menyerah tanpa perlawanan! Hal ini kurang menguntungkan, menjadikan putus asa dan akan membutakan orang percaya atas kemampuan Allah yang sungguh mengagumkan dalam mengatasi godaan.

This article is also available in English: How does one gain victory over temptation? English answer...

Hal pertama yang harus dipahami oleh orang Kristen adalah bahwa Allah tidak menuntun mereka kepada dosa. Rasul Yakobus dengan jelas mengutuk sikap yang menyalahkan Allah atas pencobaan yang menimpa mereka (Yakobus 1:13-15). Allah dapat menguji anak-anakNya supaya mereka murni dan kuat, tetapi bukan untuk membawa mereka ke dalam dosa. Jika manusia memberi hati kepada godaan, maka hal itu akan menghasilkan dosa pada manusia tanpa kecuali dan manusia tidak dapat menyalahkan orang lain dalam hal ini selain dirinya sendiri.

Untuk mendapat pengampunan, manusia harus mengaku dirinya bersalah. Pada masa kini, kesalahan ditimpakan kepada masyarakat, pada tekanan waktu atau kepada makhluk lain yang lemah. Jika seseorang mau diampuni, hendaklah dia mengaku dengan rendah hati, "aku telah berdosa". Selama dia masih berpaling pada seseorang atau sesuatu untuk disalahkan, dia sepenuhnya tidak terbantu untuk memerangi godaan.

Orang Kristen perlu mengenal peranan dari Kitab Suci dalam mengatasi godaan. Pemazmur berkata, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau" (Mazmur 119:11). Ketika Firman Tuhan menyatu dengan kehidupan orang percaya, hal itu akan membentengi orang tersebut dari kuatnya godaan. Kristus sendiri memperlihatkan kuasa dari Firman Allah ketika menjawab godaan Setan dengan mengutip dari Perjanjian Lama (Mateus 4:7). Belajar Kitab Suci secara sistematis disertai doa merupakan prasyarat utama untuk mengalahkan godaan. Firman Allah tidak hanya memberi peringatan atas cara atau metode Setan (2 Korintus 2:11), tetapi juga memberi kekuatan untuk melawannya. (Efesus 6:11-17).

Cara lain untuk menang atas godaan ialah dengan menghindarinya. Dalam beberapa kesempatan, Kristus meminta murid-muridNya untuk berdoa sehingga mereka tidak jatuh ke dalam pencobaan (Mateus 6:13; Lukas 22:40). Ada orang percaya yang mendapat pemahaman bahwa godaan tidak sama dengan dosa, sehingga mereka merasa dapat menikmati daya tarik godaan tanpa merasa bersalah. Sikap seperti ini menjadi semacam permainan -- memandang seberapa banyak rangsangan yang dapat "dinikmati" tanpa terjatuh kedalam dosa yang nyata. Sikap seperti ini adalah dosa karena mengabaikan perintah Allah untuk hidup kudus dalam sikap dan juga dalam tindakan.

Salah satu ayat yang paling penting tentang pencobaan terdapat dalam 1 Korintus 10:13.

"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Dalam ayat ini Allah memberi jaminan bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan Setan berbuat terlalu jauh. Intensitas dari godaan dan jalan keluarnya akan terjadi secara unik pada tiap-tiap orang dan tidak akan melampaui kemampuannya.

Mengetahui adanya jalan keluar dan menggunakan jalan keluar tersebut dapat merupakan hal yang berbeda. Jika seseorang mengabaikan Firman Allah, dia tidak dapat mengetahui jalan keluar yang tersedia karena dia tidak tahu bagaimana Allah bekerja. Terlepas dari digunakannya atau tidak jalan keluar tersebut, orang percaya tidak pernah dapat menuntut dengan benar bahwa godaan yang dialaminya begitu besar sehingga dia harus mengalah terhadapnya.

Janji lainnya adalah bahwa tidak seorangpun di dunia ini mengalami godaan secara unik. Walaupun tidak ada dua orang yang benar-benar serupa, godaan yang dihadapi seseorang pada dasarnya sama dengan yang dialami oleh orang lain. Karena itu, Alkitab mengatakan bahwa Yesus dicobai dalam segala hal seperti yang kita hadapi dan bahkan menderita dalam pencobaan tersebut, namun Dia tidak berdosa. (Ibrani 2:18; 4:15-16). Karena itu, Dia adalah Penyelamat yang simpatik, karena Dia mengetahui dari pengalamanNya sendiri bagaimana tekanan yang dapat dialami ketika pencobaan itu datang.

Karena godaan yang dialami seseorang tidak berbeda dengan yang dialami oleh orang lain, maka orang Kristen dapat saling belajar, yang satu dari yang lain. Misalnya seseorang yang mengetahui bahwa orang Kristen lain dapat mengatasi masalah yang menyangkut ketamakan, hal ini memberi keyakinan bahwa seseorang dapat mencoba dengan caranya sendiri untuk mampu mengatasi masalah ketamakan itu dalam hidupnya. Orang Kristen yang bertumbuh dalam satu segi kehidupan rohaninya mempunyai tanggung jawab untuk membantu orang Kristen lainnya yang belum bertumbuh di segi tersebut. Dalam hal ini, orang Kristen dapat memperbaiki (atau "membangun") satu dengan yang lain dalam iman (Efesus 4:15-16)
Dalam Kitab Suci tidak ada janji pertolongan mengatasi pencobaan disediakan bagi orang yang belum diselamatkan. Sesungguhnya sampai seseorang mengaku dosanya dan dengan iman menerima Yesus Kristus sebagai penyelamat dan Tuhannya, orang tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk menyenangkan hati Allah. Tetapi mereka yang diselamatkan dapat dengan layak menerima kuasa dan hikmat firman Allah, berharap pada kemurahan Allah dan karenanya akan dapat meraih kemenangan bahkan atas godaan Setan yang halus dan memaksa.

[ Jika informasi ini berguna, pertimbangkanlah dalam doa untuk memberi sumbangan guna membantu menutupi biaya-biaya agar menjadikan pelayanan yang membangun iman ini tersedia bagi Anda dan keluarga Anda! Sumbangan bersifat tax-deductible (di Amerika). ]

Dikutip dari The Bible Has the Answer, oleh Henry Morris dan Martin Clark, diterbitkan oleh Master Books, 1987.

Diterjemahkan oleh Darwin MarpaungSupplied by Eden Communications with permission from Master Books Diedarkan oleh Eden Communications dengan ijin dari Master Books. Hak Cipta 1995, Master Books, Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang - kecuali pada yang dinyatakan dalam halaman "Penggunaan dan Hak Cipta" yang memberi hak kepada pengakses ChristianAnswers.Net untuk menggunakan halaman ini dalam pekerjaan di rumah mereka, dalam kesaksian pribadi, di gereja maupun sekolah-sekolah.

Have you taken your love break today?

Have you taken your love break today?

John 15:9
As the father loved me, I Also have loved you; abide my love.

In the work place, people often take lunch breaks, tea breaks, and especially toile breaks. Why not do the same thing in your spiritual life – take time for love breaks?

What is a love breaks? It is the time you take to enjoy and feed on the love of Jesus for you. At any time during the day, wherever you are, find a quite spot and feed on Jesus love for you. Just sit down and talk to Him. Say to Him, "Thank you, Jesus, for loving me. Nothing is going to happen to me that you don't already know. Jesus, when I could not save myself, You died for me. You gave up your life for me. What else will you not do for me!"

Such love breaks are typified in the Old Testament when Aaron the High Priest and His Sons fed on the breast of the animal offering. (Leviticus 7:31) The breast of the animal speaks of the love of Jesus. Today, you are a priest to God. (Revelation 1:6) So spend time feeding on Jesus love for you, and see yourself nourished, Strengthened, and sustained by His Love. Jesus is our High Priest today. This means that His "food" is in loving us. He enjoys loving us and is also "nourished" when we allow Him to love us.

But don't forget that the breast was roasted by fire (Leviticus 7:35), which speaks God's Judgment on Jesus as He hung on the cross because He was carrying our sins. So as you feed on Jesus love for you, see Him loving you at the cross. When things are happening to you? "My friend, interpret Gods love for you based on the cross and not your current circumstances.

During the day, when you are hard at work, when busyness set in, when problems pile up or when discouragement comes, just stop everything and being loved by Him. Lean on His bosom, abide in His love and be nourished by his love for you!.

GBU,

Komunikasi Dalam Keluarga

Efesus 5:22-25
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.

Definisi

Komunikasi dalam keluarga adalah kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan.

Fungsi komunikasi dalam keluarga.

  1. Memberi pengertian bagi pasangan tentang hal-hal yang disukai dan hal-hal yang tidak disukai.
  2. Mengungkapkan pandangan masing-masing tentang bagaimana menurut pendapatnya mengenai masalah-masalah yang terjadi.
  3. Memberi pengertian yang lebih dalam tentang siapa sebenarnya pasangannya.
  4. Menghilangkan "asumsi" dalam pikiran yang tidak selamanya benar.
  5. Mempererat kasih dan kepercayaan dalam keluarga.

Hukum komunikasi
(Belajar dari Ayub 32-33 tentang Elihu).

  1. Jangan cepat mengeluarkan perkataan (6-7).Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu. Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.
  2. Pastikan selalu dalam pimpinan Roh Allah (8-9).Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
  3. Pastikan lawan bicara dalam kondisi siap mendengarkan (33:1-2)."Akan tetapi sekarang, hai Ayub, dengarkanlah bicaraku, dan bukalah telingamu kepada segala perkataanku. Ketahuilah, mulutku telah kubuka, lidahku di bawah langit-langitku berbicara.
  4. Bicara dengan hati yang tulus (33:3-4).Perkataanku keluar dari hati yang jujur, dan bibirku menyatakan dengan terang apa yang diketahui. Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup.
  5. Tidak merendahkan (33:6), tidak menyanjung-nyanjung (32:21).Sesungguhnya, bagi Allah aku sama dengan engkau, akupun dibentuk dari tanah liat.(32:21) Aku tidak memihak kepada siapapun dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapapun.
  6. Berani menegur (33:12).Sesungguhnya, dalam hal itu engkau tidak benar, demikian sanggahanku kepadamu, karena Allah itu lebih dari pada manusia.
  7. Bicara firman (33:14-16).Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya. Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur, maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran.
  8. Memberi kesempatan kepada lawan bicara. (33:31-32).Perhatikanlah, hai Ayub, dengarkanlah aku, diamlah aku yang berbicara. Jikalau ada yang hendak kaukatakan, jawablah aku; berkatalah, karena aku rela membenarkan engkau. Jikalau tidak, hendaklah engkau mendengarkan aku; diamlah, aku hendak mengajarkan hikmat kepadamu."


Penutup.


Ingatlah bahwa keluarga yang gagal berkomunikasi dengan terbuka dan jujur adalah keluarga yang berada " di sisi jurang." Selamatkanlah keluarga tersebut dengan mengembalikan komunikasi dalam keluarga.

Gbu,

Minggu, 21 Desember 2008

Indofood segera caplok Lonsum, SCTV akan beli IndosiarSalim & Sariaatmadja bersinergi

Jumat, 25/05/2007 09:30 WIB
Indofood segera caplok Lonsum, SCTV akan beli IndosiarSalim & Sariaatmadja bersinergi

Jakarta Dua grup bisnis, keluarga Salim dan Sariaatmadja, melakukan sinergi melalui upaya anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indofood Agri Resources, mengakuisisi mayoritas atau minimal 51% saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (Lonsum).

Setelah melepas Lonsum, keluarga Sariaatmadja yang juga menekuni industri media melalui PT Surya Citra Media Tbk (SCM), induk perusahaan SCTV, akan lebih menguatkan bisnis televisi dengan membeli Indosiar.

Pemegang saham Lonsum yang berencana melego sahamnya adalah First Durango Pte Ltd dan PT Pan Lonsum yang dikendalikan oleh keluarga Sariaatmadja. Namun, tidak tertutup kemungkinan Credit Suisse juga menjual saham Lonsum.

Seorang eksekutif yang mengetahui rencana ini mengatakan pembelian saham Lonsum itu kemungkinan besar di kisaran Rp7.500-Rp8.000 per saham, premium dari penutupan Rp6.400.

Bursa Efek Jakarta mulai kemarin pagi menghentikan sementara perdagangan saham Indofood dan Lonsum atas permintaan kedua emiten itu.

Dengan 1,09 miliar saham yang ditempatkan dan disetor penuh, Lonsum mempunyai kapitalisasi pasar Rp7 triliun. Per 30 April 2007, pemegang saham besar di Lonsum lainnya adalah Credit Suisse Singapore Sub AC sebesar 15,46%, dan PT Pan London Sumatera Plantation 15,71%.

Di balik transaksi itu, tutur sumber tadi, sebenarnya hal itu merupakan langkah sinergi untuk memperkuat bisnis dua konglomerat keluarga Salim dan Sariaatmadja. Ketika dikonfirmasi kemarin, Eddy Kusnadi Sariaatmadja tidak menjawab telepon selulernya. Bahkan, dia tidak merespons layanan pesan singkat yang dikirimkan Bisnis.

Sekretaris Perusahaan Indofood Sukses Intan Fauzi mengakui adanya rencana pengambilalihan mayoritas saham perusahaan terbuka oleh anak perusahaan Indofood. Namun, dia menolak menjelaskan secara detail mengenai nilai transaksi dan jumlah saham yang dibeli tersebut.

Head of Corporate Communications Lonsum Duddy Pramudyanto mengatakan First Durango telah mengirimkan surat kepada direksi Lonsum untuk menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan itu.

Perusahaan perkebunan kelapa sawit gencar menggabungkan usahanya untuk mendapatkan pangsa pasar dan memangkas biaya seiring lonjakan permintaan dari China dan India. Harga minyak sawit menyentuh rekor 2.570 ringgit per ton pada 14 Mei di Malaysia. "Lonsum menjadi target merger dan akuisisi dalam 18 bulan terakhir," tutur Analis UBS Securities Indonesia Andreas Bokkenheuser.

Sinergi Lonsum-Indofood Agri di sektor agribisnis juga terjadi pada Synergy Drive Sdn. Perusahaan itu dibentuk untuk membeli Sime Darby Bhd dan dua grup perusahaan perkebunan Malaysia guna menciptakan perusahaan publik berskala dunia. Selain itu, Wilmar International Ltd, perusahaan pengolah minyak sawit, pada Desember membeli aset minyak makan PPB Group Bhd Malaysia.

Dua hari lalu, harga saham Lonsum naik Rp50 ke posisi Rp6.400 per saham. Harga saham Indofood Agri naik 2 sen atau 1,6% menjadi S$1,27 di Singapura.

Grup SCTV dan Indosiar

Setelah sinergi kelapa sawit rampung, keluarga Salim dan Sariaatmadja bakal memperkuat bisnis televisi.

Eksekutif yang mengetahui transaksi itu mengatakan grup SCM, induk perusahaan SCTV, yang dikendalikan oleh keluarga Sariaatmadja bakal membeli saham induk PT Indosiar Karya Media Tbk. "Secara prinsip, transaksi itu sudah sepakat, tetapi dilakukan melalui perusahaan tertutup di masing-masing grup. Setelah Indosiar diambil alih, SCM akan membenahi internal Indosiar."

Sekretaris Perusahaan Indosiar Andreas Ambessa tidak menjawab telepon selulernya ketika dihubungi. Selain menguntungkan kedua keluarga konglomerat itu, sinergi SCM dan Indosiar akan menjadi raksasa televisi baru yang akan menyaingi grup Rajawali Citra Televisi dan Media Nusantara Citra serta Televisi Transformasi Indonesia dan Trans7.

Merespons sinergi itu, saham Indosiar kemarin melonjak ke Rp580 dari sebelumnya Rp435, sedangkan harga SCM naik ke Rp950 dari penutupan dua hari sebelumnya Rp920. (M. Munir Haikal dan Wisnu Wijaya/)

URL: http://jkt2.detikhot.com/read/2007/05/25/093022/784990/124/.http://jkt2.detikhot.com.

Bisnis Media: Menuju Konvergensi dan Go International

Bisnis Media: Menuju Konvergensi dan Go International
Kamis, 13 September 2007
Oleh : Eva Martha Rahayu

Kiprah keluarga Sariaatmadja di bisnis media kian ekspansif. Sejumlah terobosan dilancarkan, seperti mengakuisisi O Channel, memindahkan operasinya ke kantor yang lebih modern dan hi-tech, memelopori layanan mobile TV, dan siap-siap mengglobalkan program news channel-nya. Prospeknya?

“Selama dua bulan terakhir, SCTV berada di posisi satu,” begitu pengakuan Alex Kumara, Presdir ANTV yang pernah menjabat Dirut SCTV. Eksekutif kawakan di bisnis pertelevisian ini juga menyebut dalam tiga tahun terakhir baru tiga stasiun TV yang sudah mampu mencatat keuntungan, dengan salah satunya adalah SCTV (dua lainnya adalah RCTI dan TransTV). “Sebagai dirut, sangat besar andil Fofo Sariaatmadja. Ia owner yang merangkap profesional. Fofo sudah tepat mengelola SCTV,” mantan pentolan di RCTI ini menilai. Alex juga menyebut keberhasilan SCTV berkat tayangan sinetron remajanya.

Itu penilaian seorang praktisi senior. Ternyata, data lembaga riset independen pun memperlihatkan kinerja kinclong SCTV. Berdasarkan data Nielsen Media Research, dalam lima tahun terakhir SCTV selalu masuk tiga besar peraup belanja iklan nasional. Lihatlah, pada 2002 SCTV di posisi ketiga dengan meraup iklan Rp 1,71 triliun (20,40%). Bahkan, di tahun 2003 duduk di urutan pertama dengan mengantongi iklan Rp 2,07 triliun (17,80%). Lalu, pada 2004 di posisi ketiga dengan menggaet iklan Rp 1,92 triliun (12,40%). Selanjutnya, pada 2005 di peringkat kedua dengan nilai iklan Rp 2,20 triliun (12,40%), dan 2006 nangkring di nomor dua dengan perolehan iklan Rp 2,63 triliun (12,80%).

Bukan hanya pencapaian nilai belanja iklan, dari sisi potensi jumlah penonton, rating SCTV pun berada di urutan teratas. Menurut survei Media Scene 2006-2007 mengenai rating beberapa stasiun TV terhadap potensi penonton TV nasional, SCTV meraih angka 53% untuk potensi penonton dibandingkan dengan total populasi. Menyusul di belakangnya: RCTI, Indosiar, TransTV, dan MetroTV.

Bagi keluarga Sariaatmadja, SCTV bukan hanya perusahaan media kesayangan, tapi juga yang pertama dimilikinya. Keluarga ini masuk ke SCTV sejak 2001 melalui PT Abhimata Mediatama dengan menguasai 49,62% saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCM). Di tahun 2002 Abhimata meningkatkan kepemilikan sahamnya menjadi 50%. Pada 2005 giliran PT Ciptabumi Sacna (milik Henry Pribadi) memasrahkan 473 juta saham SCM miliknya ke Abhimata. Selanjutnya, kepemilikan saham keluarga Sariaatmadja di SCM menjadi lengkap 100% setelah membeli sisa saham PT Indika Multimedia (milik Agus Lasmono).

Toh, tak puas hanya dengan SCTV, pada Agustus 2004 keluarga Sariaatmadja menggandeng PT Mugi Rekso Abadi (MRA) mengibarkan bendera PT Omni Intivisual – yang mengudarakan O Channel – dengan kepemilikan saham 50:50. Awal 2007, MRA merelakan seluruh saham miliknya kepada keluarga Sariaatmadja, sehingga stasiun yang satu ini pun 100% dipegang Sariaatmadja.

Agresivitas keluarga Sariaatmadja di bisnis media, tak berhenti sampai di situ. Keluarga ini juga disebut-sebut akan mengakuisisi Indosiar. Kabar yang beredar, akan terjadi transaksi tukar guling antara lahan sawit Lonsum milik keluarga Sariaatmadja dengan Indosiar milik Anthony Salim.

Jika benar Indosiar bakal melengkapi SCTV dan O Channel, lantas bagaimana keluarga Sariaatmadja mengelola ketiga stasiun TV ini agar tidak tumpang-tindih? Menurut Fofo Sariaatmadja, Presdir SCTV sekaligus Wapreskom SCM, SCTV akan dibawa go international. Pihaknya sudah melakukan trial 24 jam news channel. Adapun O Channel akan diposisikan sebagai broadcaster komersial, bukan broadcaster gaya hidup. Menurutnya, meski O Channel termasuk televisi lokal semacam Jak TV, program tayangannya unik dan eksklusif. Misalnya, tayangan rekomendasi resto di Jakarta atau home shopping di Korea. Indosiar bagaimana? Fofo tak mau bicara panjang-lebar, dengan alasan transaksi tukar guling itu belum resmi berlangsung.

Ekspansi keluarga Sariaatmadja di bisnis media khususnya pertelevisian ini tentu bukan tanpa alasan. “Visi kami simpel saja, (membangun) media bersinergi,” tandas Fofo. Menurutnya, sinergi bisa dari berbagai sisi antara media satu dengan yang lain. Misalnya, kini mereka sudah punya media online, yakni Liputan 6 Dotcom, yang akan dikembangkan sebagai media berbasis teknologi dengan jangkauan ke masyarakat yang lebih luas.

Liputan 6 Dotcom sudah menyediakan fasilitas video-on-demand. Kini juga sudah dikembangkan fitur full page screen on laptop. Dukungannya bukan dari unit bisnis yang mengelola bisnis teknologi informasi (TI) keluarga ini, melainkan tim baru yang dibentuk SCTV sendiri. Emtek memberikan dukungan dalam hal penyediaan backbone TI, sebab infrastruktur TI dalam grup bisnis ini nantinya memang hendak disatukan.

Pendeknya, dengan penguasaan di bidang teknologi, keluarga Sariaatmadja akan terus membenahi fasilitas operasional unit-unit bisnisnya, termasuk di bisnis media. Di antaranya bakal diterapkan sistem baru yang paperless saat awak SCTV sudah berkantor di Senayan City (setelah pindah dari kantor di Jl. Gatot Subroto). Di kantor baru yang dilengkapi teknologi mutakhir itu tersedia studio dengan teknologi wireless. “Kami juga ingin semua data bisa online dan dapat langsung diakses,” ujar Fofo. Menurutnya, SCTV boleh dianggap sebagai pilot project, hingga berikutnya juga akan diterapkan ke O Channel dan unit bisnis lainnya.

Visi besar keluarga Sariaatmadja sendiri di dunia bisnis adalah fokus di bidang teknologi, media dan telekomunikasi (TMT). Media hanyalah salah satu unsur, karena ketiga bidang itu sudah konvergen. Alhasil, produk yang dihasilkan juga produk-produk konvergensi. Contohnya, dengan berkembangnya new media, maka orang nonton TV bisa lewat mobile phone.

Satu hal lainnya yang dipastikan Fofo, yakni keluarga Sariaatmadja tidak akan pernah melakukan intervensi dalam masalah pemberitaan SCTV. Hal ini dibenarkan oleh Rosiana Silalahi. “Dalam sejarah Liputan 6 dari dulu hingga sekarang, pemegang saham dan manajemen tidak pernah ikut campur,” Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV itu menegaskan.

Bagaimana dalam hal manajemen dan kepemimpinan? “Perubahan mendasar kepemimpinan keluarga Sariaatmadja belum terasa, kecuali mereka lebih ketat dalam keuangan. Mungkin karena mereka banyak investasi di peralatan baru dan teknologi. Sebenarnya pemilik yang sekarang cukup bagus, karena tidak bergaya mentang-mentang bos. Mereka bergaul dengan karyawan, akrab dan mau menegur,” tutur seorang karyawan yang minta dirahasiakan identitasnya. Di luar urusan bisnisnya, SCTV sudah punya program sosial (CSR) yang cukup dikenal khalayak, yakni Pundi Amal SCTV.

Alex Kumara melihat investasi pemilik baru SCTV di bidang teknologi karena melihat era pertelevisian di Indonesia pun akan mengarah ke digitalisasi. “Sah-sah saja kalau SCTV mau duluan,” katanya. Soal peluangnya ke depan, ia memprediksi nanti hanya ada tiga pemilik stasiun TV yang juga profesional yang punya peluang bertahan, yakni: Harry Tanoesoedibyo, keluarga Sariaatmadja dan Anindya Bakrie. Toh, menurutnya, mereka belum tentu jadi raja media baru. Mengapa? “Kalau mereka mengembangkan medianya dengan canggih, tapi masyarakat tidak mampu, siapa yang mau pakai? Bisnis harus dipikirkan dari dua arah. Kalau penerimanya tidak ada, bagaimana?” katanya. Situasi persaingan yang ketat juga diingatkan Karni Ilyas. “Persaingannya sangat ketat dalam hal memperebutkan kue iklan, sehingga mayoritas TV berdarah-darah,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Televisi Swasta Indonesia itu. Apalagi, lanjutnya, biaya produksi program juga melonjak, rata-rata berkisar Rp 300-350 juta/program, sehingga membuat para pemainnya kesulitan mencetak untung.

Toh, Ade Salustra Widjaja tetap optimistis dengan masa depan SCTV. Ia berharap brand SCTV makin kuat ke depan. Untuk target keuangan, ia mengaku tidak ambisius, terutama untuk beberapa tahun pertama. Sebab, pihaknya lebih banyak berinvestasi dalam pengembangan SDM dan peralatan baru. “Mungkin setelah tahun ketiga atau keempat barulah kami berorientasi profit,” kata Direktur Keuangan/Komersial SCTV itu.

BOKS:
Fofo Sariaatmadja:
Tujuan Kami Bukan (Menjadi)The King of Media

Keluarga Anda tidak punya latar belakang bisnis media, mengapa tertarik?

Kami memang tidak punya background di bisnis media. Tapi, sudah jauh hari kami melihat adanya konvergensi bisnis media. Ke depan, bisnis media pasti akan tergantung pada teknologi, berubah dari analog ke digital.

Mengapa pilihannya SCTV?

Kesempatannya ada, memang SCTV yang available. Panjang ceritanya.

Bagaimana dengan Indosiar?

Mancing? Tunggu waktunya deh. Ambil TV yang sudah ada saja, karena bikin yang baru itu capek.

Positioning-nya bagaimana ketiga TV itu?

Segmentasi pasar tidak boleh tumpang-tindih. Jangan jadi kanibal. Kami harus jaga ribuan mulut lho. Sebab, pegawai kami 1.200-an orang, kalau dirata-rata satu keluarga ada empat orang anggota, ya sekitar 5.000 mulut.

Bagaimana agar SCTV dan Indosiar tidak tumpang-tindih?

Memang tidak bisa dihindari akan ada tumpang-tindih, tapi harus diminimalisasi. Ada lah caranya supaya tidak begitu.

Ke depan SCTV akan dibawa ke mana?

Untuk SCTV kami akan bawa go international. Kami sudah trial 24 jam news channel. Kami ingin buat news channel seperti CNN, Fox News, Aljazeera, atau CNBC. Kalau mereka bisa, mengapa SCTV tidak? Payungnya memang di bawah SCTV, tapi news channel ini seolah-olah terpisah. Holding tetap di Emtek yang juga membawahkan SCM.

Bagaimana arah pemberitaan SCTV?

Sekarang gaya pemberitaan SCTV sedikit banyak berubah, mengikuti perjalanan umur pertelevisian. Masyarakat sudah paham dengan demokrasi, politik, dan pendidikan sosial juga meningkat. Tentunya, ekspektasi berita yang keras-keras sudah agak luntur. Yang disukai tergantung pada konteks generasinya. Kami selalu memikirkan bagaimana pengembangan news. Di usianya yang ke-11, visi Liputan 6 SCTV yang memiliki awak redaksi 250 orang itu, ke depan adalah mendunia. Sudah tidak bisa lagi kayak katak dalam tempurung. Tapi, tetap sesuai dengan pakem: aktual, tajam, dan terpercaya.

Ada rencana masuk media cetak?

Kami tidak akan masuk ke media cetak, karena akan bersaing dengan teman-teman sendiri.

Media lain?

Untuk radio, sedang kami pikir-pikir, belum tentu terjun ke sana. Kami konsentrasi ke new media saja. Lebih baik bekerja sama dengan banyak radio, ketimbang menguasai radio. Tujuan kami bukan menjadi the king of media. Kami tidak muluk-muluk dulu dalam pengembangan bisnis multimedia ini. Semuanya harus jadi satu. Kami konsentrasikan dan kembangkan yang ada sekarang.

Holding, bisnisnya apa? Mana yang jadi cash cow?

Superholding di Emtek, SCM di bawahnya. Kontribusi pendapatan SCTV ke holding 50%, sisanya disumbang dari grup teknologi dan komunikasi, distribusi, bisnis satelit, dan nonmedia. Jadi cash cow kami berimbang.


Reportase: Herning Banirestu, Eddy Dwinanto Iskandar, Afiff Maulana Dewanda. Riset: Asep Rohimat.
URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=6529

The Three Musketeers Sariaatmadja

The Three Musketeers Sariaatmadja

Kamis, 13 September 2007
Oleh : Eddy Dwinanto Iskandar, Herning Banirestu, dan Henni T. Soelaeman

Di usia yang makin senja, Mohamad Soeboeb Sariaatmadja menyaksikan benih yang ditanamnya telah tumbuh menjadi pohon rindang dengan buah yang ranum. Dibesarkan dengan didikan agama yang kuat dan disiplin keras, ke-6 putra-putrinya tumbuh menjadi pribadi yang religius, humble, dan memiliki kepedulian tinggi. Dengan fondasi ini, ketiga putranya – Eddy, Fofo dan Darwin – membangun serta menggelindingkan bisnisnya dari titik nol hingga menggurita. Sementara tiga putri Sariaatmadja – Widya, Lina dan Ida – memilih tidak berkiprah di dunia bisnis. Widya menekuni kariernya sebagai dokter, sedangkan Lina dan Ida mengikuti sang suami yang tinggal di luar negeri. Inilah sosok ketiga pendekar bisnis berdarah Sunda-Palembang.

Eddy Kusnadi Sariaatmadja:
Komandan yang Santun dan Religius
Sebuah perayaan ulang tahun digelar di lantai 18 World Trade Center, Jl. Jend. Sudirman. Di ruang Rinjani Mercantile Club yang penuh dengan aneka bunga warna-warni itu, terlihat Yenny Wahid dan Titik Soeharto di antara para tamu yang duduk mengelilingi meja bundar. Di dinding ruangan perpampang tulisan dalam ukiran bunga, Selamat Ulang Tahun Bapak Eddy Sariaatmadja. Kue ulang tahun berwarna cokelat dan putih dengan tulisan Lonsum dan lilin angka 54 di atasnya, menandai pesta yang sejatinya cukup sederhana meski digelar di sebuah tempat prestisius di Ibu Kota.

Kamis, 23 Agustus lalu, Presiden Direktur PT London Sumatera (Lonsum) itu merayakan ulang tahunnya yang ke-54. Selain putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Soeharto serta kedua adik laki-laki Eddy, tak ada lagi tamu undangan VVIP yang terlihat meramaikan acara pesta tersebut. Selebihnya, ruangan itu dipenuhi jajaran direksi dan para karyawan Lonsum. Yang punya hajat, Eddy, berkemeja batik cokelat dengan semburat hijau tampak sumringah. Senyum tak henti menghiasi wajahnya sembari menyapa hampir semua tamu. Ia berjalan dari meja yang satu ke meja yang lain. “Kita harus terus berusaha di Lonsum ini,” katanya sambil sesekali tangannya menepuk pundak karyawan yang diajaknya mengobrol.

Anak ketiga dari 6 bersaudara putra Mohamad Soeboeb Sariaatmadja ini dikenal sebagai nakhoda kerajaan bisnis Sariaatmadja. Meski ia lebih banyak menggeluti bisnis perkebunan, sejatinya anak laki-laki pertama Sariaatmadja inilah yang memegang kendali jaringan bisnis Sariaatmadja yang meliputi perkebunan, teknologi informasi, dan media (televisi). “Eddy itu pengendalinya, dia itu visioner,” ungkap Letjen (Purn.) Soeyono, Komisaris Surya Citra Media (SCM). Menurut mantan Kepala Staf Umum ABRI (1995-1996) dan mantan Sekjen Departemen Pertahanan (1998-1999) ini, Eddy juga yang banyak bergiat mencari sumber dana dari luar negeri. “Dia pintar mencari dana, dia punya konsep,” imbuh Soeyono yang mengaku sudah mengenal Eddy dan Fofo (adiknya) sejak lama, jauh sebelum ia ikut berkiprah di SCM sebagai komisaris. Ke depan, SCM direncanakan go international. Menurut Soeyono, di SCTV, meski Eddy tidak terlibat secara operasional, dialah yang justru mencanangkan perubahan.

Eddy sendiri mengaku lebih fokus menggarap Lonsum. “Saya lebih fokus mengurus petani, saya tetap di sana,” katanya kepada SWA yang siang itu ikut meramaikan pesta ulang tahun orang nomor satu di Lonsum. Diakui Eddy, pembagian tugas di antara saudara-saudaranya karena melihat kapabilitas masing-masing. “Mengapa saya mengurusi perkebunan karena saya gaptek, gagap teknologi,” ujarnya seraya terbahak.

Selain sebagai motor penggerak, Eddy juga yang merintis bisnis keluarga ini. Sebagai anak laki-laki tertua, Eddy yang membuka ladang bisnis dengan mengawali sebagai distributor komputer dan wholesaler pada 1980-an. Ketika itu bendera yang dikibarkan Elang Komputer. Seiring perkembangan bisnis dengan memegang lisensi tunggal komputer merek Compaq di Indonesia, benderanya berubah menjadi PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Ketika itu Emtek banyak memasok kebutuhan komputer dan teknologi informasi di sejumlah departemen pemerintah dan perusahaan swasta. Setelah merger Compaq dengan Hewlett-Packard, Emtek tidak lagi menjadi distributor Compaq. Sementara itu, sang ayah, menurut Eddy, sempat membangun perusahaan konsultasi pajak dan manajemen di bawah payung PT Eskapindo. Selain itu, Mohamad Soeboeb Sariaatmadja ini juga pernah menggeluti bisnis properti dan perbankan. “Ayah saya pernah bekerja di Chase Manhattan,” tutur Eddy.

Membesarkan bisnis dalam pandangan Eddy bukan membesarkan kelompok usaha keluarga. “Tapi, bagaimana kami bersama dengan staf di perusahaan bisa menciptakan satu keluarga besar yang saling mengerti dan mengasihi,” papar bapak dua anak ini. Menurutnya, kakak-beradik dalam sebuah entitas bisnis tidaklah penting. “Yang penting bagaimana saya menganggap karyawan saya sebagai sebuah keluarga,” imbuhnya.

Master of Engineering Science dari New South Wales University, Australia ini memang dikenal sebagai sosok yang memiliki kepedulian dan perhatian tinggi pada anak buahnya. Seorang sumber SWA yang tak mau diungkap jati dirinya menilai Eddy sebagai sosok manusia setengah malaikat. “Habis, baek banget sih,” katanya. Ia menceritakan, Eddy bisa langsung terbang ke rumah sakit ketika tahu karyawannya ada yang tengah terbaring. “Begitu sampai di kamar rumah sakit, karyawan itu langsung dinasihati supaya bersabar menghadapi cobaan Tuhan, dan karyawan itu kaget ketika mengetahui yang membesuknya adalah pemilik perusahaan,” ia menguraikan.

Menjelang Idul Fitri, Natal, ataupun perayaan agama lainnya, Eddy tak pernah absen mengirimi bingkisan kepada karyawannya di luar insentif khusus yang diberikan perusahaan. Eddy juga menyempatkan menghadiri undangan pesta pernikahan anak buahnya. “Justru kalau pejabat dan selevelnya, dia terkadang malah enggan hadir,” ceritanya.

Di mata Don Bosco Selamun, sosok Eddy memang sangat low profile. “Orangnya lembut, sabar, tapi tetap berpikir jernih tentang bisnis,” katanya. Don Bosco yang sempat bergabung dengan SCTV selama 9 tahun (1996-2004), mengaku cukup dekat dengan keluarga Sariaatmadja. Bahkan, Eddy sudah dianggapnya sebagai kakak. “Beliau adalah kakak bagi saya untuk bimbingan rohani karena banyak nasihatnya yang bagus,” paparnya. Sikap low profile Eddy, juga adik-adiknya, diamini Soeyono. “Mereka low profile, tidak seperti yang lain,” katanya.
Menurut Don Bosco, Eddy memiliki keyakinan yang sangat kuat akan kebesaran Tuhan. Ia senantiasa ingat petuah Eddy bahwa dalam bekerja jangan sampai mengabaikan doa. “Yang saya tahu, Pak Eddy menyeimbangkan antara kerja dan doa,” katanya. Lebih jauh ia mengutarakan, sebagai pribadi Eddy sangat hangat.

Eddy juga tipikal pemimpin yang lebih banyak mendengar, menyimak. “Dia itu good listener. Mungkin saya agak subjektif menilainya, tapi saya tidak bisa mengatakan lain. Karena, sepanjang yang saya kenal, beliau ya begitu orangnya,” ungkapnya. Bagi Don Bosco, pribadi dan sikap Eddy seyogyanya menjadi panutan bagi para pelaku bisnis. Pasalnya, tak banyak pemimpin apalagi pemilik perusahaan besar, yang memiliki sikap seperti itu. “Pemilik yang lain kan ingin didengar, kalau ini tidak. Beliau humble,” tambahnya.
Sikap Eddy yang rendah hati dan santun juga diakui seorang sumber SWA. “Dia antarkan lho semua tamunya sampai masuk lift bahkan masuk ke mobil,” ceritanya. Sikap ini secara tak langsung menjadi contoh bagi anak buah dan keluarganya. “Dia orangnya tidak bossy,” timpal Soeyono. Pembawaan Eddy yang ramah itu, menurut sumber SWA, ditularkan kepada kedua anaknya. “Mereka juga santun dan sopan sekali,” sambungnya. Tak hanya itu, Eddy meski dikenal sebagai pekerja keras, ia sangat memerhatikan keluarganya. Saat ulang tahun anak atau istrinya, Eddy meliburkan diri agar bisa menemani orang-orang yang paling dicintainya itu.
“Beliau itu dari dulu baik, tidak pernah mengganggu sejak saya punya jabatan,” kata Soeyono yang juga mantan ajudan Presiden Soeharto. Keluarga Sariaatmadja, tambahnya, bukan tipe orang yang ngaco atau suka cheating. “Kalau melihat orang susah, mereka suka menolong tanpa pamrih,” tukasnya. Soeyono menceritakan setelah dirinya dinonaktifkan dari Kasum, keluarga Sariaatmadja yang membantunya. “Mereka menolong saya.”

Lebih jauh Soeyono menilai, sebagai pengusaha Eddy mencerminkan pengusaha bersih. Tidak terlibat Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Keluarga Sariaatmadja juga tidak pernah memanfaatkan kedekatan atau ikut mencantol ke salah satu penguasa. “Eddy itu pengusaha yang baik, tidak bikin masalah,” ucapnya. Itu semua, lanjutnya, karena didikan orang tuanya. “Mereka dididik sangat agamis,” ujarnya. Keluarga Sariaatmadja juga dipujinya sebagai orang-orang yang menghargai agama lain. “Saya salut pada anak-anak muda itu. Kalau ada kesempatan mendunia, pasti mereka bisa.

Kelebihan lain dari Eddy, dinilai Soeyono, adalah kejeliannya merekrut orang-orang kunci. “Dia pintar dalam mengambil orang, head-hunting-nya pintar, dan itu ilmu yang tidak banyak dipelajari,” ungkapnya.

Fofo Sariaatmadja:
Memulai dan Mengakhiri Pekerjaan dengan Doa
Segelas jus jeruk disodorkan lelaki berpostur tinggi ramping itu kepada SWA. “Mau tanya apa lagi? Tapi jangan lama-lama ya, saya mau manggung di SCTV,” ujar Fofo Sariaatmadja. Ia sendiri memilih sebotol Equil. Kafe di lantai dasar World Trade Center di kawasan Sudirman, siang itu tampak lengang. Fofo melanjutkan pembicaraan. “Saya mau main musik di panggung festival band antarkaryawan,” katanya menjelaskan. Direktur Utama SCTV ini menuturkan, dalam rangka ulang tahun ke-17 televisi swasta itu, ada berbagai kompetisi antarkaryawan yang digelar. Mulai dari basket, tenis, boling, futsal, sampai festival band antarkaryawan. “Saya senang musik, suka main musik sendiri, bisa main piano, keyboard, kadang-kadang nyanyi,” ujar Fofo.

Anak keempat keluarga Sariaatmadja ini tak hanya piawai bermain musik. Lewat tangan dinginnya, SCTV menjadi stasiun televisi nomor wahid dari sisi share. Di tengah pertarungan lebih dari 10 stasiun televisi swasta, keberhasilan itu adalah sebuah prestasi gemilang. Terlebih, SCTV ditargetkan bisa go international. “Kami akan go international untuk news-nya,” kata Fofo. Ambisi berkibar di mancanegara karena ia terobsesi membuat news channel, seperti CNN, Fox News, dan CNBC. “Mudah-mudahan bisa tahun ini, kami sudah trial 24 jam news channel,” ungkapnya.

Dalam pandangannya, media elektronik harus siap menembus dunia. Salah satu program andalan SCTV, Liputan 6, tahun ini sudah memasuki usia 11 tahun. Memasuki dasawarsa kedua, lanjutnya, harus ada inovasi baru. “Saya selalu memikirkan bagaimana pengembangan program news, karena saya sangat ingin ini berkembang,” katanya. Dengan kemajuan teknologi, ambisi go international bukanlah impian yang jauh di awang-awang. “Kami harus siap ke era baru, Liputan 6 visi ke depannya untuk mendunia, tidak bisa kami seperti katak dalam tempurung,” ujar Fofo.
Di bawah kendali kelahiran 11 Desember 1963 ini, SCTV memang berlari sangat kencang. Di mata Don Bosco Selamun, Fofo orang yang bertangan dingin dalam menjalankan televisi. Mantan Wakil Pemimpin Redaksi Liputan 6 ini mengaku awalnya ia termasuk orang yang ragu saat Fofo naik tahta memegang kendali SCTV. “Tapi, apa yang terjadi? Selama 17 tahun SCTV berdiri dengan empat dirut sebelumnya, baru dirut kelima, di bawah Pak Fofo, SCTV menjadi stasiun nomor satu dari segi share,” Don Bosco menjelaskan.

Menurutnya, di industri televisi banyak sekali hal yang disebut dengan unspoken rule. “It is about the taste. Pak Fofo itu tekun sekali dengan detail termasuk taste-nya juga bagus,” ungkapnya. Artinya, keberhasilan SCTV yang tidak punya acara semacam Indonesian Idol, Mamamia, Empat Mata, tetapi dengan tontonan-tontonan yang terseleksi terbukti menghasilkan share tertinggi. “Ini berarti Pak Fofo mempunyai kemampuan bukan hanya teknis untuk mengetahui program, tapi juga tentang selera publik,” paparnya. Atas keberhasilan itu, menurutnya, Fofo sangat layak dinobatkan sebagai CEO of the Year. “Bukan karena saya pernah di SCTV saya bicara seperti ini,” katanya berdalih.

Tak hanya mantan anak buahnya yang memuji kepiawaian Fofo. Di mata Letjen (Purn.) Soeyono yang saat ini menjabat Komisaris Surya Citra Media, Fofo merupakan orang yang tepat memimpin perusahaan media. “Beliau kan ahli TI, jadi orang yang tepat untuk mengelola media karena media banyak menggunakan TI,” kata Soeyono yang juga menilai Fofo memiliki kemampuan dan pengetahuan kuat untuk mengurusi manajemen perusahaan.
Bagi Fofo sendiri, pengembangan bisnis media dan multimedia bergerak dengan apa yang dimiliki. Setelah itu melihat potensi yang ada untuk bisa dikembangkan ke depan dengan pemanfaatan teknologi. “Kami bisa sinergikan media yang satu dengan yang lainnya dengan berbagai sisi. Yang pasti, visinya bukan menjadi The King of Media. Kami konsentrasikan dan kembangkan yang ada sekarang,” papar Fofo yang mengaku tidak berniat terjun ke bisnis media cetak. “Kami tidak mau bersaing melawan SWA, bersaing dengan teman-teman sendiri,” ujarnya berdalih. Sementara masuk ke bidang radio, pihaknya sedang mempertimbangkan.
Dalam pengembangan bisnis media, ia tidak melibatkan konsultan dari luar. “Kami menjadi konsultan sendiri,” tukasnya. Sebagai orang yang memiliki latar belakang pendidikan bidang teknologi, Fofo justru melihat bisnis media ke depan akan tergantung pada teknologi. “Apa pun media itu, tidak bisa analog terus. Itulah salah satu manfaat background kami di bidang teknologi untuk kemajuan bisnis ini,” ujar ayah yang dikaruniai empat anak ini. Meski tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang media, ia mengaku harus fokus pada visi dan misi yang hendak dikerjakan. “Intinya, be focus where ever we are. Karena dengan fokus kami bisa betul-betul mengoptimalkan kreasi dan kreativitas mencapai yang terbaik di bidang yang kami tekuni,” Fofo menuturkan.Dalam membangun dan mengelola bisnis, Master of Engineering Science dari Universitas New South Wales, Australia ini selalu bertumpu pada pilar kekeluargaan. “Kami ingin menggalang persatuan, kesatuan dalam grup. Harus saling sayang, saling kenal untuk menyatukan karyawan,” ucapnya. Di mata Fofo, karyawan merupakan bagian dari keluarganya. “Kami ingin mereka bangga karena bekerja di tempat yang baik,” ujarnya. Karena itu ia kerap menggalang berbagai event, seperti outing, olah raga bersama, kompetisi musik, fotografi, dan gerak jalan bareng.

“Saya tahu persis, Pak Fofo memperlakukan karyawannya dengan baik karena dipandang sebagai aset berharga,” ungkap Don Bosco. “Beliau sangat responsif, sangat ringan tangan dalam membantu orang,” tambahnya. Fofo juga memegang baik tali pertemanan. Meski pemilik, sikap Fofo tidak bossy. “Human touch-nya luar biasa,” imbuhnya. Don Bosco menceritakan pengalamannya ketika datang menghadiri SCTV Award. Kebetulan ia datang sendiri tidak dengan sang istri karena undangannya hanya buat satu orang. Mengetahui hal itu, Fofo dengan spontan menawarkan untuk menjemput. “Itulah, beliau mempunyai kekuatan untuk menjaga hubungan yang baik,” tambahnya.

Di mata kolega dan anak buahnya, Fofo memang pribadi yang ramah. Beberapa karyawan O Channel yang sempat ditemui SWA saat ulang tahun O Channel menuturkan bahwa Fofo sangat ramah, bahkan kepada karyawan level bawah. Fofo juga dikenal sebagai pribadi yang humble dan religius. “Beliau membuka pekerjaan hari itu dengan doa, dan menutupnya juga dengan doa,” tutur Don Bosco.

Bagi Fofo sendiri, kepedulian pada karyawan dan sesama adalah sebuah kewajiban. Pasalnya, ia sendiri mengaku sudah diberkati dengan bisnis yang bagus. “Jadi jangan lupa memberkati orang lain. Bisnis media ini titipan Tuhan, harus dijaga dengan baik, dikelola dengan benar, harus juga bisa mempropagandakan sesuatu yang mendidik agar bisa dinilai baik lho di akhirat,” ungkap Fofo yang sedari kecil suka mengutak-atik barang-barang elektronik. Saking hobinya, lemari bajunya penuh dengan barang elektronik. Bahkan, umur 10 tahun ia sudah bisa bikin elektronik sirkuit, amplifier dan video game, padahal ketika itu televisi masih hitam-putih.

Kepedulian pada sesama juga disalurkan dengan membangun TK Semai Benih Bangsa yang bekerja sama dengan Ratna Megawangi. Saat ini sudah ada 17 TK yang dibangun di seluruh Indonesia. Targetnya tahun depan bisa membangun sampai ratusan. “Orang tua selalu menekankan kepada kami untuk jujur, membina dan menjaga hubungan baik dengan semua pihak, serta mempunyai komitmen yang bagus,” Fofo bertutur. Menurutnya, ia dibesarkan oleh orang tua dengan fondasi agama yang kuat. “Ibu sering mendoakan anak-anaknya agar selalu dalam perlindungan Allah,” ujarnya. Tak hanya itu, disiplin keras juga diterapkan sang ayah. “Waktu muda belum mengerti, tapi setelah dewasa baru mengerti mengapa harus disiplin,” tukas penikmat musik dan olah raga ini.

Darwin Wahyu Sariaatmadja:
Selalu Ingat Petuah Orang Tua
Dibandingkan dengan kedua kakak laki-lakinya, Darwin memang kalah supel. Toh, kesan ramah tetap terpancar dari anak kelima dari 6 bersaudara ini. Kelahiran 27 Mei 1965 ini mulai bergabung dengan perusahaan keluarga pada awal 1990-an. “Saya diminta Eddy untuk memperkuat perusahaan, ya why not,” ceritanya. Pada saat bergabung ia mengaku nothing to loose. “Kalau tidak suka, ya bisa pindah ke tempat lain,” ujar Darwin yang menyelesaikan S-1 Electrical Engineering dan S-2 Commerce di Universitas New South Wales, Australia.
Sesuai dengan bidang keahliannya, Darwin pun bergabung di Emtek. Darwin memulai sebagai Manajer Teknik. Baginya, tidak ada masalah ia harus berkarier merangkak dari bawah meski sang CEO adalah kakak kandungnya. “Ini proses belajar,” kata Darwin yang sejak 2005 dipercaya untuk mengendalikan PT Abhimata Persada (AP) sebagai Presiden Direktur. Perusahaan ini dibangun pada 1990-an sebagai anak perusahaan Emtek. Di bawah Emtek terdapat lebih dari 10 anak usaha yang bergerak selain di teknologi informasi (TI), juga telekomunikasi dan media.

Sementara untuk AP fokus pada TI perbankan. “Kami bermain di jasa switching, treasury, trade finance. Klien kami sebagian besar ya bank,” katanya. Untuk switching, tambahnya, hampir semua bank besar menjalin kerja sama dengan pihak AP, sebut saja Bank Mandiri, BCA, Danamon, BNI, dan BTN.

Pria jangkung berkulit putih dengan kumis tipis ini mengaku dalam menjalankan dan mengelola bisnis, ia sangat mengikuti nasihat orang tuanya. Ia mengatakan, orang tuanya kerap mewanti-wanti bahwa dalam mengelola bisnis atau apa pun harus benar-benar tekun, dan berusaha semaksimal mungkin. Dan, karena ia berkecimpung di dunia TI, maka prinsip itu harus ditambah lagi. “Harus up-to-date terhadap informasi dan inovasi juga tak kalah penting,” kata Darwin sambil menjelaskan bahwa inovasi di TI sangat cepat. Karena itu, ia sangat menekankan pentingnya inovasi pada anak buahnya. “Tidak cuma di teknologi tapi juga dalam proses,” imbuh Darwin yang menyelesaikan SMU-nya di Australia. Untuk meng-update pengetahuan, Darwin bisa empat kali dalam setahun melancong ke luar negeri.

Ayah dua anak ini – berusia 10 dan 7 tahun – mengaku dalam menggelindingkan bisnis tidak selalu semulus jalan tol. Pada saat pertama, ia sempat tertipu. “Pada saat menagih, perusahaannya hilang, kantornya kosong melompong,” katanya mengenang. Toh, baginya batu sandungan itu sebagai tantangan, karena ke depan ia menjadi belajar bahwa cross-check itu sangat perlu. “Dapat order itu jangan senang dulu, menagihnya bisa tidak?” imbuh Darwin yang sempat merentas karier di bagian sistem komputer sebuah perusahaan asuransi di Australia.
Menurut Darwin, orang tuanya tidak pernah memaksa anak-anaknya menjadi somebody. “Tapi mereka mengajarkan harus bersungguh-sungguh jika meminta sesuatu agar hasilnya optimal dan bagus, jadi jangan asal-asalan,” paparnya. Orang tuanya kerap memberikan petuah supaya anak-anaknya mempelajari sesuatu secara optimal sehingga berhasil. Diakuinya, sang ayah cukup ketat dan keras mendidik ke-6 putra-putrinya. “Patokannya, rapot tidak boleh ada angka merah,” kata Darwin yang sewaktu SMU sempat kursus mengetik 10 jari atas keinginan sendiri. “Jadi, begitu komputer diperkenalkan, saya tidak canggung lagi,” ujarnya.Adapun dunia TI digandrunginya sejak SMP. “Zaman dulu kan belum ada komputer, tapi sudah merakit sensor, radio, segala macamlah,” katanya seraya menambahkan bahwa yang pasti, apa pun kegiatan anak-anaknya, orang tua mendukung secara penuh. Semisal, mau mencari barang-barang di Harco, Glodok, orang tua mendukung dengan memberikan fasilitas. “Jadi minat kami dikembangkan, tidak harus menunggu sampai kuliah,” katanya,Seperti Eddy dan Fofo, selain santun dan humble, Darwin pun terkesan religius. “Dari kecil kami diajarkan untuk selalu dekat dengan Tuhan dan berbakti,” katanya. Darwin menuturkan, orang tuanya mengajarkan pula mereka untuk melaksanakan kegiatan sosial. “Waktu kecil, kami sering diajak berkunjung ke panti asuhan,” tuturnya. Kegiatan ini sampai sekarang masih berlangsung. Bahkan, ada yayasan yang dikelola oleh tim khusus. “Karena kami merasa mendapat berkat dari Tuhan, jadi kami merasa harus mengembalikan,” imbuh penyuka sport ini.

http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=6530

Adakah orang lain yang berdoa untuk KITA...

Sebuah surat dari Teman;



Adakah orang lain yang berdoa untuk KITA...

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke.. Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.


Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . " kata si pengusaha ini dengan yakinnya. Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu" .

Tampa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, " Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat".

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya..Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini,penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,"Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, " Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,"Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi meninggal,karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. "Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. "

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. "

Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain. Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain...Sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain. Karena pahlawan sejati, bukan dilihat dari kekuatan phisiknya,tapi dari kekuatan hatinya.